VC

4K 400 58
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya
Tandai kalau ada typo

Happy reading 🦠❤️

💣





Sesuai kesepakatan, akhirnya Agnes harus pindah ke sebuah kosan yang tak jauh dari Kampusnya. Jika dulu ia tinggal lumayan jauh dari kampus sehingga harus menaiki angkutan umum, kini ia hanya perlu berjalan kaki beberapa menit untuk sampai di kampusnya.

Alasan mengapa gadis itu dulu tak tinggal di kosan ini karena harganya yang lebih mahal dibanding kosannya yang lama. Awalnya Agnes juga mau tinggal di kosan yang dulu, namun Daren dan Meila melarang gadis itu tinggal disana. Selain karena kosan yang baru ini lebih dekat, keamanannya juga lebih terjamin karena ada satpam.

"Kamarnya terlalu bagus." gumam Agnes sambil memandang kamar barunya. Ia menghela nafas lalu mulai memasukkan kopernya.

Di dalam kamar itu sudah tersedia sebuah lemari dan kasur dengan ukuran yang lumayan besar. Gadis itu mendaratkan bokongnya dia tas kasur empuk itu lalu tersenyum lebar.

"Wih enak" ujarnya gembira. Tak lama pintu terdengar di ketuk oleh seseorang.

Agnes mengernyit lalu berdiri dan menatap pria itu dengan pandangan bertanya.

"Kami ditugaskan oleh pak Daren untuk bantu beres-beres Bu." Seorang pria dan seorang wanita menampakkan diri di depan pintunya.

"Hah?" Agnes menatap dua orang itu dengan tatapan cengo.

"Oh..eh...gausa deh, saya bisa sendiri kok." Ujar Agnes sambil menggaruk tengkuknya.

"Tapi Bu, kami sudah bawa kompor dan peralatan dapur lainnya, sebuah meja yang har–"

"Yaudah deh, masuk aja." Kedua orang itu mengangguk lalu masuk ke dalam kamar.

Agnes menghela nafas lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

Duren 🍌

Agnes terkikik melihat nama kontak yang masih sama seperti dulu.

Kamu yang nyuruh mereka
bantuin aku?

Iya
Biar kamu ga capek

Lebay😏

😘

💣


Belakangan ini pria itu memang tak pernah serius, wajahnya yang biasanya datar kini sudah pandai berekspresi, mulutnya yang biasanya hanya mengeluarkan beberapa patah kata, kini sudah lihai mengoceh panjang lebar walau itu hanya terkadang.

Selagi dua orang suruhan Daren itu sedang melakukan bongkar pasang, aku memilih membereskan barang-barang ku seperti pakaian, buku dan barang-barang lainnya.

Setelah menghabiskan waktu sebanyak kurang lebih 2 jam, akhirnya kamar itu sudah seratus persen layak untuk digunakan. Aku tersenyum lalu mengucapkan terimakasih kepada dua orang itu.

Malamnya setelah aku selesai mandi, tiba-tiba pintu kamar kembali di ketuk. Aku dengan handuk yang melilit di kepala langsung bergegas dan membuka pintu itu.

"Mamama...."

Teriakan itu membuatku respek jongkok dan mengangkat bocah itu kedalam gendongan ku. Di sebelah Ziena, berdiri seorang pria dengan kemeja yang lengannya di gulung seperti biasanya.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang