Punya anak 2

4.5K 376 27
                                    

Hai hai hai

Dear kalian yang berharap dengan seseorang yang bahkan tidak tahu kalian hidup, bacalah penggalan lagu berikut!

Tuhan tolong yakinkan diri ku
Bahwa dia bukanlah untuk ku
Tolong, hilangkan perasaan ku
Agar ku tak lagi memikirkan dia....

Ini adalah part terpanjang sejauh ini, fyi
Jangan lupa vote dan komen

Happy reading 💣




Dunia terasa indah bila semua kejadian yang terjadi di hidup ini sesuai dengan ekspektasi kita, namun realitanya sering kali berbanding terbalik dengan ekspektasi kita, sehingga sering kali kita menelan pil pahit yang sebenarnya adalah awal dari ekspektasi kita itu berlangsung.

Tak jarang kita sampai menghayal jauh ke depan dan senyum-senyum sendiri padahal itu hanya hayalan yang bisa buyar saat sebuah suara menerpa pendengaran kita.

Membayangkan jika aku segera sukses tanpa harus belajar dan pergi ke kampus untuk setiap harinya membuat aku tersenyum sendiri, membayangkan jika aku punya suami kaya raya, baik, ganteng, penyayang, dan setia, pasti hidup ini sangat sempurna. Jika itu terjadi pasti orangtuaku akan sangat bangga memiliki anak seperti ku.

"AGNES"

"Ha?" Aku menoleh ke arah dosen yang sedang menatap ku horor.

"Kenapa, pak?" tanyaku sambil menatapnya penuh tanya.

"Keluar!" terdengar seperti perintah yang sama sekali tak bisa dibantah. Aku mengangguk santai lalu keluar dari ruangan kelas, menyisakan tatapan-tatapan berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang ada di dalam kelas. Terutama dosen baru itu.

Mengingat Dosen lama yang memberi jadwal kuliah sangat larut malam, membuat ku ingin menancapkan sebilah pisau tepat di dadanya. Sayangnya dosen sialan itu malah tidak datang, dan ternyata dia digantikan dengan dosen baru yang masih muda.

💣

Aku menggaruk-garuk kepalaku yang terasa gatal akibat paparan sinar mata hari, aku mempercepat langkah ku menuju kantin, mendaratkan pantat ku disana dan menghela nafas lega. Rasanya semua menjadi sia-sia, kalau tahu akan terjadi seperti ini lebih baik tak usah datang ke kampus dan aku akan menemani Yani ke sekolahnya, alhasil Daren tidak perlu begadang hingga pukul 5 pagi, hanya untuk berjaga-jaga agar pekerjaannya tidak menumpuk.

"Woi" aku mengelus dada karena tiba-tiba Agre menepuk pundak ku. Aku menoleh dan menatapnya dengan tatapan kesal.

"Gilak sih, bisa-bisanya lo melamun pas dosen ganteng lagi ngajar" ujar Agre sambil terkekeh pelan, begitu juga dengan Deva yang sekarang sudah duduk di depan ku.

"Banyak pikiran" sahut ku malas.

"Parah banget lo, sampai 5 kali dipanggil ga sadar-sadar"

Aku menatap dengan raut wajah terkejut ke arah Agre. Benarkah aku sudah dipanggil sebanyak itu namun aku tak kunjung mendengarnya? Apa aku terlalu asik melamun sampai telingaku ikut menuli?

"Serius?"

"Iya Nes, pak Beno sampai nanyain siapa nama lo ke gue"

Aku mengerjap tak percaya, pantas saja dosen baru itu mengetahui nama ku.

"Eh, sampai lupa. Lo dipanggil ke ruang dosen sama pak Beno" ujar Agre. Aku menautkan alis ku, kenapa sampai dipanggil ke ruangan dosen juga sih?

"Dapat masalah baru nih" aku berdecak lalu beridiri, berjalan dengan perasaan khawatir menuju ruangan dosen yang ada di seberang kantin.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang