Ada typo? Komen yewww
Happy reading
Saat aku dan Agre sedang mengajak anak-anak bermain di taman belakang, tiba-tiba seorang pembantu datang memanggilku. Katanya mama menyuruh ku datang ke ruang tamu.
Aku mengangguk lalu berjalan menuju ruang tamu, aku menemukan mama, Tante Meila serta bang Aldrick dan kak Melya.
Aku duduk di salah satu sofa yang kosong, anehnya mereka malah menatap ku seolah-olah aku berbuat salah
Aku menggaruk tengkuk ku lalu bertanya, "ada apa ya, ma?"
"Ah jangan takut begitu" mereka tertawa karena tingkah ku yang memang tampak ketakutan, sedangkan bang Aldrick hanya tersenyum tipis.
"Jadi kami mau dengar cerita asal-usul Ziena manggil kamu mama, Tante udh dengar dari Daren tapi itu 'kan versi dia, juga udah dengar dari versi kamu tapi belum lengkap jadi kami mau dengar versi kamu dengan lengkap" ujar Tante Meila membuat ku menyengir. Aku menatap mereka satu-persatu kemudian menghela nafas ku.
"Jadi ceritanya gini. Waktu aku mau pergi ngampus aku salah jalan gara-gara aku sedang kepikiran emm sesuatu" ujar ku tidak mengatakan dengan lengkap. Yang benar saja pasti mereka akan mentertawakan aku jika mereka tahu kalau aku tidak fokus hanya karena sebuah film sad ending.
Mereka tampak serius mendengar ceritaku.
"Saat itu aku lagi bawa minuman botol, plastik tapi. Trus pas minumannya udah habis aku mau buang ke tempat sampah, tapi sayangnya tempat sampahnya ada di sebrang jalan. Karena kebetulan ga ada mobil yang lewat apalagi aku ga lihat ke depan, aku lempar aja botolnya ke tempat sampah, berharap botol itu bakalan masuk ke sana. Istilahnya tepat sasaran. Eh pas botolnya masih mengudara sebuah mobil tiba-tiba lewat trus nabrak botol. Salah mobilnya juga sih kenapa gak punya suara" aku berucap tanpa sadar bahwa aku sudah membela diri ku sendiri dan menganggap aku yang paling benar.
"Aku terkejut pas mobil itu berhenti, pemiliknya keluar, eh dia cowok ga– maksudnya seorang pria. Pas dia mau nagih ganti rugi ada anak kecil yang nangis dan itu Ziena. Ternyata dia pup dan cowok itu si Daren gak tahu cara ganti popok dan aku berinisiatif untuk membantu. Tapi bodohnya dia malah ga bawa cadangan popok dan peralatan lainnya. Jadinya aku harus lari buat beli popok dulu"
"...setelah selai ganti popok, Daren dapat telepon kalau dia ada rapat alhasil Ziena di titipin sama aku. Singkat cerita pas aku nanya kenapa Ziena ngikut bapaknya kenapa ga sama mamaknya, dia malah bilang 'mamama' gitu, trus aku jawab 'iya, mama kamu dimana?' dia malah jawab mamama lagi. Jadinya dia manggil mama. Sebenarnya Ziena tuh gatau kalau mamama yang dia panggil itu adalah sebutan mama dalam arti ibu. Aku rasa begitu. Dari situ dia lengket banget sama aku, gatau kenapa" ujar ku mengakhiri cerita. Lelah.
"Kata Daren dia sempat nuduh kamu nyulik Ziena?"
"IYA, ARGH" aku memukul sofa karena kesal mengingat momen itu. Benar-benar membuat kesal.
"Jangan main pukul sofa saya dong, mahal itu" ucap bang Aldrick membuat aku menatapnya sinis.
"Kalau rusak tinggal beli baru kali bang, kayak orang susah aja" ujar ku membalasnya
"Mahal, butuh banyak duit" ujarnya tak mau kalah.
"Ya tinggal jual diri aja, apa susahnya" ujar ku membuat Tante Meila dan mama tertawa.
"Nes.." suara memperingati dari ibu hamil itu membuat ku bungkam. Maklumlah ya namanya juga wanita hamil, kadang ga suka suaminya di usik. Padahal hanya di ejek bukan di rebut. Uppsiii
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...