Checkout

4.4K 386 73
                                    

Hi🖐️

Don't forget to vote and comment!

Happy reading






"kalian lagi ngapain"
Sedang asyik-asyiknya makan di kantin fakultas, tiba-tiba Deva datang sambil tersenyum lebar.

"Lagi salto" jawab Agre sambil memutar bola matanya. Aku menahan tawa sambil menyikut Agre yang tak pernah berbicara sopan di depan gadis bernama lengkap Deva Werti Agato.

"Lagian udah lihat orang lagi makan, ngapain pake nanya" ketus Agre membuat senyuman Deva yang tadi sangat lebar kini berangsur menghilang.

"Itu sekedar basa-basi kali gre, iya kan Dev?" Deva mengangguk sambil tersenyum ke arah ku. Entah kenapa setiap senyuman yang ia tunjukkan sepertinya terkesan sangat terpaksa.

Aku mengidikkan bahuku, tak mau ambil pusing dengan tanggapan yang belum tentu sepenuhnya benar. Lagian jika kita terlalu berpikiran buruk pada orang lain itu juga tidak baik.

"Gue ga papakan gabung bareng kalian?"

"Ngapain pake nanya, lo udah duduk disitu. Biasanya juga lo selalu SKSD sama kita" Aku menggeleng tak percaya dengan ucapan dan sikap Agre yang selalu berubah ganas jika berhadapan dengan Deva. Walaupun demikian Deva yang selalu menerima perlakuan tak mengenakan dari Agre, dan dia tak pernah membalasnya.

Hal itulah yang membuat ku agak berpikiran buruk pada Deva, entah kenapa belakangan ini tingkahnya sangat aneh, berbeda dengan sikap yang sebelum-sebelumnya selalu ia tunjukkan pada aku dan Agre. Mata sinisnya dan ucapan yang terkadang merendahkan kami berdua.

"Emangnya salah ya kalau nyari teman?"

"Yakin lo mau nyari teman?"

Perkataan Agre barusan sukses membuat Deva terdiam dengan wajah yang memerah, ia menelan Saliva nya lalu menatap ke sembarang arah.

"Teman atau musuh nih?" Lagi-lagi Agre tak berniat berhenti menyindir Deva.

"Teman kok gre" jawab Deva terlihat kikuk.

Aneh, kenapa dia harus kikuk seperti itu?

💣

Aku pulang ke kosan untuk mandi dan membawa baju ganti untuk kuliah besok. Aku juga singgah ke rumah Yani untuk membawa baju ganti untuk anak itu, di rumahnya aku mendapati pak Hadi yang baru saja pulang kerja.

Aku penasaran dengan pekerjaan yang pak Hadi geluti sekarang, benarkah dia tidak berbuat maksiat lagi? Aku hanya berdoa agar pekerjaan yang ia lakukan bukan pekerjaan yang melanggar hukum seperti saat itu.

"Loh nak Agnes kok cuman sendiri, Yani mana?" tanya pak Hadi. Aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal, sebenarnya aku merasa berat hati terus-terusan membawa Yani ikut dengan ku, aku takut pak Hadi jadi kesepian karena dia seorang diri di rumahnya.

Namun karena Ziena sangat senang bermain dengan Yani, aku selalu mengajak anak itu dan beruntungnya pak Hadi selalu mengijinkannya.

"Maaf ya pak, saya sering bawa Yani. Bapak jadi kesepian"

"Ah tidak masalah kalau itu, selagi Yani senang  mah bapak ga keberatan" ujar pak Hadi membuat ku lega. Banyak yang bilang kalau terkadang manusia mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan yang ia rasakan. Namun kali ini aku yakin pak Hadi tidak seperti itu, terlihat jelas dari matanya yang menurut ku memancarkan kejujuran.

"Makasih ya Pak, saya kesini mau ambil baju ganti Yani, pak"

Pak Hadi mengangguk lalu segera berdiri, dia melangkah memasuki sebuah kamar dan beberapa menit kemudian dia keluar dengan sebuah plastik.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang