Berlari

11.1K 689 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Jangan nangis lagi" aku menghapus air matanya dengan tangan ku, entahlah aku tidak tahu apakah tanganku mengandung bakteri atau tidak.

Anak itu menyenderkan kepalanya di pundak sebelah kanan, dan saat itu aku melihat pria itu baru tiba di dekat ku lagi.

"Ini pak anaknya" aku menyerahkan anak kecil itu kepada bapaknya. Tetapi anak itu tidak mau dan malah memeluk leherku dengan sekuat tenaganya dan kembali menangis.

"Loh kok gitu sih?"

"Huh" pria itu menghela nafasnya lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya, ternyata sedari tadi ponselnya bergetar.

"Halo"

"....."

"Bisa undur beberapa menit?"

"....."

"Huh, baiklah saya segera kesana"

"Gini aja, lo jagain anak gue dan lo gak usah bayar ganti rugi soal mobil gue yang lecet" aku terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulutnya.

"Kok gitu sih, gue mau kuliah. Dan ini udah telat" protes ku tetapi masih terus menenangkan anak yang gue gendong dengan menepuk-nepuk pantatnya

"Terserah kalau gitu, tapi lo harus bayar sepuluh juta untuk biaya ganti rugi"

"APA?" aku terkejut dong, hanya sebuah  goresan yang panjang dan diameternya tidak mencapai angka 1 sentimeter tetapi aku harus membayar sebesar sepuluh juta rupiah?

Wagilaseh

"Ini bukan sembarang mobil, biaya memperbaikinya mahal"

Aku menghela nafas, bagaimanapun ini juga adalah akibat dari kelakuan ku. Apa yang dia katakan jika mobilnya bukan sembarang mobil adalah perkataan yang benar.

"Baiklah ta–"

"Masuk" dia dengan seenak jidat mendorong tubuhku kedalam mobilnya setelah dia membuka pintu penumpang bagian depan.

Tapi tak apalah, hitung-hitung menambah pengalaman menaiki mobil mewah, setelah sebelumnya sudah pernah menaiki mobil pak Aldrick yang tak kalah mewah dari mobil ini.

Mobil mulai berjalan dengan kecepatan yang lumayan tinggi, namun entah kenapa aku tidak merasa takut sama sekali

Aku menikmati setiap hal yang tertangkap oleh mataku dari balik kaca mobil ini, anak kecil yang bahkan belum ku ketahui namanya itu sedang sibuk memainkan benda menyerupai hewan dengan tangannya dan duduk anteng di pangkuan ku.  Susana yang begitu hening membuat aku merasa sedikit tak enak. Tetapi semakin kesini, aku semakin asing dengan tempat ini, sepertinya aku belum pernah melewati daerah ini. Aku hanya diam terus memperhatikan setiap bangunan dan tumbuhan yang kami lewati, siapa tahu jika aku diculik aku bisa kembali seorang diri dengan mengingat semua bangunan yang aku lihat sebagai petunjuk.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang