Bernyanyi

5.2K 377 133
                                    

Kalau ada typo kasi tanda aja ya
Jangan lupa vote dan komen

Happy reading

Aku memasang wajah penuh peringatan agar Daren tidak mendekat. Pria itu malah menampakkan smirknya membuat ku mengerjap-ngerjapkan mataku.

"AHAHAH" tawanya menggelegar saat aku menutup wajah ku menggunakan kedua tangan ku.

Tiba-tiba Ziena mendekati ku lalu memeluk ku. Posisi kami sekarang adalah duduk di atas karpet berbulu. Aku memeluk Ziena yang sedang memeluk leher ku.

"Mamama..nantuk" ujarnya sambil mengucek matanya. Aku mengangkat dia kedalam gendongan ku lalu membaringkannya di atas kasurnya. Mengabaikan Daren dan Yucika yang sedang berbincang-bincang.

Aku menutup tubuh Ziena dengan selimut tipis yang ada disana, aku ikut berbaring karena anak itu menginginkannya.

"Kak, aku sama bang Daren duluan ya ke tempat nontonnya" ujar Yani dengan suara pelan. Aku memutar sedikit kepala lalu mengiyakan ucapan Yani.

Kedua orang itu berlaku dan aku mencoba menidurkan Ziena yang memang sudah mengantuk.

💣

Aku membuka pintu yang ada di depan ku, ruangan itu gelap dan pencahayaan hanya berasal dari layar infokus yang sedang dihidupkan. Aku mendekati Yani dan Daren yang duduk di sofa, di meja sudah tersedia banyak cemilan, seperti keripik, kacang-kacangan, sampai kuaci.

Aku duduk di sebelah Yani yang tampak serius menonton. Ini rasanya tidak adil, bagiamana mungkin aku bisa menikmati filmnya kalau aku tidak ikut menonton dari awal.

Tapi aku hanya diam lalu ikut menonton. "Kenapa film horor sih?" tanya ku protes. Yani menoleh lalu hanya menyengir, sedangkan Daren tidak memberi reaksi sama sekali

"Ah, gimana sih kan gue belum nonton dari awal" karena keluhan pertama ku tak direspon sama sekali oleh mereka, aku jadi tidak bisa menahan keluhan kedua ku yang sebenarnya adalah keluhan pertama.

"Jadi?" Tanpa menoleh, Daren bertanya pada ku.

"Ya ulang lah dari awal" jawab ku.

"Ga seru kalau diulang-ulang" ujar Daren dan Yani menganggukkan kepalanya.

Aku mendengus kesal lalu berdiri hendak pergi dari sana. "Kakak mau kemana?" tanya Yani sambil menikmati cemilan yang ada didepannya. Aku memutar bola mata lalu meraih satu bungkus keripik pedas yang ada di meja.

"Kakak gausa ikutan nonton. Udah filmnya horor trus gak ikut nonton dari awal. Ya ga seru lah" ujar ku lalu membuka kenop pintu.

"Trus kakak mau kemana?" Yani menatap ku dengan tatapan sedihnya

Aku menghela nafas, "kakak mau ke belakang nyari udara segar. Kakak ga ninggalin Yani kok" ujar ku lalu keluar dari ruangan itu. Sebelum pintunya benar-benar tertutup aku kembali berbicara "jagain adek gue, jangan lo rusak" ketus ku lalu menutup pintu.

Aku berjalan menuju taman belakang, disana ada Gazebo yang bisa di duduki. Aku menaiki Gazebo itu lalu meletakkan sebungkus keripik yang tadi ku ambil asal dari meja. Aku menghidupkan layar ponsel ku dan lebih memilih mendengarkan musik, ku buka bungkus keripik itu lalu memasukkannya ke dalam mulut.

Malam ini ada banyak bintang yang bertaburan dan juga bukan yang belum membentuk bulatan sempurna. Aku menatap lurus keatas menikmati pemandangan yang langka dan jarang bisa dilihat di kota-kota besar seperti ini.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang