Traktiran

4.6K 391 15
                                    

Ini namanya apa?
Iya double up, right?

Jangan lupa vote, dan komen kalau ada typo atau memberi saran.

Happy reading





Menghabiskan waktu seharian menjadi sosok seorang ibu, mengurus ini itu, mengajak mengobrol anak dan menjawab setiap pertanyaan random dari seorang anak tidak mengubah status ke Mahasiswi milik ku menjadi ibu rumah tangga. Pada akhirnya saat hari Senin tiba aku harus kembali berangkat ke kampus sambil membawa peralatan tulis dan buku yang biasa ku gunakan.

"Ngapa tu muka ditekuk begitu, bukannya kemarin udah having fun sama calon keluarga" tiba-tiba Agrenia yang akrab disapa Agre itu duduk di sebelah ku, menarik sebuah kursi lipat agak mendekat ke arah ku lalu mendudukinya.

Aku hanya menatap sekilas lalu menopang dagu dengan malas. Kapan ya cepat selesai kuliah? Biar bisa langsung nikah....eh maksudnya kerja.

"Gatau ya gre, setiap Senin gue ngerasa malas aja gitu" ujar ku masih menopang dagu. Agre mengangguk setuju lalu mengeluarkan ponselnya.

"Btw, besok kayaknya gue ga masuk deh Nes, soalnya gue mau nganterin ayah berobat" aku menoleh ke arah Agre yang tampak biasa saja, dan sepertinya itu hanya diluar saja. Dia mau seolah-olah dia terlihat baik-baik saja padahal sebenarnya dia sangat rapih saat ini. Aku mengangguk lalu mengeluarkan ponsel ku. Aku tak mau membahas lebih jauh soal perasaannya, takutnya dia malah merasa tak enak karena harus membagi kesedihannya dengan ku.

"Emang lo udah gajian?" tanya ku penasaran, pasalnya dia baru bekerja kurang lebih 2 Minggu.

"Udahlah, Abang lo baik banget gila. Sabtu kemarin jadwalnya karyawan gajian, tapi gue seharusnya belum gajian kan. Tapi dia bilang kalau gue udah dihitung sebulan kerja disitu. Gue bersyukur banget sih, bisa langsung bawa ayah berobat" ujarnya berseri-seri. Aku tersenyum kearah Agre, melihatnya bahagia entah kenapa membuat ku ikutan tersenyum senang.

"Baguslah, jadi ayah bisa cepat sembuh"

"Iya Nes, itu semua berkat bantuan lo. Makasih banyak ya" ujarnya sambil berkaca-kaca. Aku mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Sudah menjadi tugas hamba yang mulai ratu" ujar ku mengikuti nada bicara di Zaman kerajaan. Agre menepuk tangan ku membuat aku terkekeh pelan.

💣

Daren melangkah gontai memasuki ruangan kerjanya, ia langsung duduk di kursi kebesarannya lalu membuka laptop yang ada di mejanya.

Tiba-tiba pintu diketuk sebentar lalu pintu itu langsung terbuka, menampakkan seorang gadis dengan gaun selutut sambil tersenyum lebar ke arah Daren.

Daren tampak memutar bola matanya lalu mendengus kesal, padahal dia belum mengatakan apa-apa untuk orang itu boleh masuk atau tidak.

"Daren" ujarnya manja. Namun bukan menghibur Daren tapi malah membuat pria itu semakin kesal.

"Ngapain kesini?" tanya Daren dengan nada suara terdengar tak suka. Yucika mendekat ke arah Daren lalu hendak duduk di sebelahnya, namun Daren langsung berdiri membuat yucik, gadis bergaun selutut itu mencebikkan bibirnya.

Daren langsung berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Yucika mengekor, ikut duduk di sebelah Daren yang tampak tak menyukai kehadirannya.

"Aku nyariin kamu kemarin seharian, aku telepon kami ga angkat. Kam–" ucapan Yucika langsung dipotong oleh suara datar milik Daren

"Kenapa?"

"Ih...aku pengen jalan bareng sama kamu, Daren. Kayak pasangan lain yang kalau har–"

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang