Perasaan Daren

3.9K 383 70
                                    

Hai..hai..haiii
Saya kembali...

Ngomong-ngomong ya, akhir-akhir ini banyak banget haters Daren ahahah

Skuy simak part ini, siapa tahu hati kalian kembali memilih Darendra, dan tak ingin Agnes berlabuh ke tokoh lain. Apa kalian mau Agnes berpasangan dengan Fahrenheit? Atau si Dosen itu? Ahahah shit

Jangan lupa untuk Vote dan komen

Yuhuuuu

Happy reading 🦠








Daren menatap sinis ke arah Agnes yang duduk di depannya dengan kepala menunduk. Awalnya ia tak percaya dengan ucapan Yucika, maka dari itu ia langsung mengunjungi tempat itu. Ia sempat terkejut saat melihat seorang polisi menuntun Agnes untuk duduk di hadapannya, parahnya gadis itu tak berani mendongakkan kepalanya, dan dia hanya menunduk sepanjang Daren berbicara.

Daren bisa melihat tubuh Agnes yang bergetar hebat, sepertinya dia menyesali perbuatannya. Pikir Daren.

"Jadi ternyata semua itu benar? Ck" ujar Daren  dengan nafas tertahan. Dia masih belum bisa mempercayai bahwa Agnes benar-benar dalang dibalik penculikan itu.

"Tadinya gue ga percaya sama omongan Yucika, tetapi setelah ngeliat reaksi lo yang kayak gini, gue jadi percaya." Daren menatap sinis Agnes yang terus menunduk dengan punggung bergetar.

"Gue ga nyangka ternyata lo selicik itu," Daren terkekeh pelan. "Bodohnya gue malah percaya sama lo, gue kira lo orang baik-baik ternyata lo ga lebih menjijikkan daripada sampah" Daren tak bisa menahan emosinya karena Agnes tak kunjung mengeluarkan suaranya.

"Keren ya sandiwara lo, sampai gue percaya kalau lo itu orang baik, peduli dan sayang sama Ziena. Tapi ternyata lo cuman manfaatin Ziena biar bisa dekat sama gue, iya kan?"

"Lo ga berani natap gue, itu artinya apa yang gue ucapin semuanya benar."

"Jadi semua itu benar?"
"Kenapa lo gamau jawab? Lo gatau mau ngomong apa lagi?" Daren sebenarnya sudah hampir murka, namun ia masih bisa mengendalikan dirinya karena ia sadar situasi. Ia merasa kecewa dengan reaksi Agnes yang seolah-olah benar-benar merasa bersalah.

"Gue ga nyangka, ternyata sifat asli lo itu gini" dia terkekeh meremehkan.

"Gue kecewa sama lo, cuman karena pengen ngalahin Yucika atas pertandingan yang tidak masuk akal itu lo tega seret Ziena kedalam rencana busuk lo." Daren menyugar rambutnya, tiba-tiba ia merasa suhu udara disana sangat panas.

"Rencana lo busuk, sama kayak otak dan kepribadian lo."

"Lo bahkan ga berani mengangkat kepala, itu artinya lo mengakui kesalahan lo."

"Seandainya gue bilang gue gak seperti itu apa lo percaya? Untuk apa gue gonggong kalau enggak merubah keadaan. Apa setelah gue jawab setiap pertanyaan lo barusan lo akan percaya, enggak kan? " Daren menegang di tempatnya, ia merasa tersentuh dengan suara bergetar Agnes yang terdengar sangat memilukan.

"Ck, drama" Daren yakin itu hanyalah drama agar Daren merasa kasihan pada Agnes. Ternyata gadis yang berada di hadapannya benar-benar pandai bersandiwara.

Daren tertegun saat Agnes mulai mengangkat kepalanya, mata yang biasanya menyorot tajam Daren kini malah terlihat sayu dan hanya terfokus pada leher Daren. Bahkan mata itu tampak mengeluarkan cairan bening yang membasahi pipi gadis itu.

"Ternyata lo ngechat gue waktu itu cuman mau mastiin Yucika udah keluar rumah atau belum, lo pintar banget actingnya."

"Chat?" tanya Agnes pada Daren.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang