Melihat Sunrise

4.7K 402 42
                                    

Hai semua....

Siapa yang spam komen?👹😠
Hahahah makasih loh ya udah spam wkwkwk, niat amat mbaknya.

Jangan lupa vote dan komen lagi hahahah

Happy reading

Kalau ada typo....komen yaa

Pagi yang dingin seperti biasanya. Matahari yang belum keluar dari kediamannya menandakan bahwa ini benar masih sangat pagi.

Mobil yang kami kendarai melaju membelah jalanan yang tampak lebih senggang dari biasanya. Aku menatap keluar kaca dengan pikiran yang berkecamuk, melihat banyaknya pepohonan dan tumbuhan hijau di sepanjang jalan membuat ku mengingat jalanan menuju kampung halaman.

Aku merindukan semua yang ada disana. Desaku yang ku cinta, desa ku yang permai. Ok itu hanya penggalan sebuah lagu.

"Mamama" Ziena membuka matanya, mencoba untuk duduk dan aku turut membantunya.

"Sudah bangun?" tanya ku sambil mengunyel-ngunyel wajah tembem milik Ziena. Anak itu mengangguk lalu meminta untuk berdiri di pangkuan ku. Aku menurutinya dan menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Cucu opa udah bangun, ya?" Om Darson melirik Ziena sekilas lalu tersenyum kepadanya.

"Opa...ngeng...." Ujar Ziena membuat om Darson tertawa. Tante Meila yang tadi tertidur di bangkunya ikut terbangun lalu mengucek matanya. Menatap Ziena lalu mencium cucunya itu.

"Sini sama Oma" ujar Tante Meila tapi Ziena menggeleng kuat. "Na sama mama" Ziena memutar badannya lalu memeluk ku. Di tempatnya Tante Meila pura-pura marah membuat om Darson tertawa mengejek kearah Tante Meila

"Ngehh.." Yani mencoba bangkit dari tidurnya, kepalnya yang tadi diletakkan di pangkuan Daren kini mulai tegak kembali.

"Kaak.. Yani.." ujar Ziena, anak itu tersenyum lebar lalu duduk di pangkuan ku, bergerak sedikit ke arah kanan dan duduk tepat di sebelah Yani. Ziena ternyata sangat menyukai Yani, dia selalu tertawa lebar saat bermain dengan Yani, apalagi Yani yang suka sekali menghibur dan dia tidak egois. Yani selalu mengalah jika harus berhadapan dengan Ziena, dia tipikal kakak yang baik jika seandainya dia memiliki seorang adik.

Daren yang sedari tadi ikut tertidur kini terbangun, mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.

Ziena langsung mengangkat tangannya, minta di gendong oleh pria itu. Daren yang mengerti langsung mengangkat Ziena secara perlahan ke pangkuannya.

Pagi tadi saat kami hendak berangkat, Daren meminta kepada om Darson agar dia saja yang membawa mobil, tapi om Darson tidak setuju dan langsung merebut kunci mobil dari tangan anaknya. Dengan alasan, dia sudah lama tidak mengendarai mobil di negara sendiri.

Daren mengalah dan memilih duduk di belakang karena satu lagi Tante Meila meminta agar dia duduk di samping suaminya. Daren hanya bisa pasrah dengan keinginan kedua orangtuanya, wajah masamnya membuat ku ingin tertawa namun aku hanya menahannya.

Flashback on

"Weh keren nih" ujar ku girang sambil menepuk-nepuk tangan ku bangga.

"Suara gue bagus kan? Ga kalah lah sama mbak IU" ujar ku membanggakan diri sendiri. Daren memutar bola matanya dan hanya membalas ucapan ku dengan deheman singkat khasnya.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang