Orang baik

3.9K 393 35
                                    

Hiiii
Disini banyak typo, jadi komen ya kalau ada typo heheh

Btw, makasih ya yang udah ngucapin. Tadi ya mau bales satu-satu, tapi mager jiakhhh
Cepak woi xixi. Dari pada capek balas komen, mending capek ngetik buat part baru ahahah. Atau enggak capek nunggu kabar dari Chen ahahah bgst..

Happy reading 🦠



Orang-orang yang berada di ruangan putih itu tampak setia menunggu dengan posisi dan kegiatan yang berbeda. Meila yang tampak duduk sambil memangku cucunya yang tertidur, Daren tampak mengotak-atiknya ponselnya tanpa tujuan yang  jelas dengan kepala Yani yang berada di pangkuannya sedangkan anak itu terlihat tertidur, dan Darson yang tampak serius memperhatikan ponselnya karena ia sedang menonton berita.

Di atas brankar itu terdapat seorang gadis yang masih belum sadarkan diri semenjak kejadian kemarin. Tak ada yang bosan menunggu untuk mata gadis itu terbuka.

Bahkan Darson yang sebenarnya memiliki pekerjaan di luar kota, rela langsung pulang ketika ia mendengar kabar menyedihkan itu.

Sedangkan Aldrick, pria itu batu saja pulang ke rumahnya karena Melya ingin datang ke rumah sakit ini. Kehamilan Melya yang telah menginjak usia hampir 8 bulan itu membuat Aldrick tak mengijinkan wanita itu bepergian jauh, karena ia yakin Melya pasti tidak tahan. Selain itu, Aldrick juga khawatir jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Daren yang sedang asik mengotak-atik ponselnya itu tiba-tiba mendapat telepon dari nomor yang tidak di kenal. Daren langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo."

"Iya"

"Apa?"

"Baik saya segera kesana."

Daren dengan raut wajah terkejut serta khawatir langsung memasukkan ponselnya kedalam sakunya.

"Kenapa?" Tanya Darson penasaran.

"Nanti Daren jelasin." Pria itu meletakkan kepala Yani dengan hati-hati ke atas sofa.
Ia langsung pergi dan keluar dari ruangan itu.

Bersamaan dengan itu, Agnes yang terbaring diatas brankar itu tiba-tiba menggerakkan jarinya. Perlahan matanya terbuka walau ia hanya melihat kegelapan.

💣

Saat aku membuka mata, semuanya tampak gelap, hal itu membuat ku bingung. Apakah disini sedang mati lampu? Sepertinya iya, apalagi sepertinya hari sudah malam.

Awalnya aku biasa saja, sampai ketika aku mengingat sesuatu yang membuat ku merasa bahwa aku sangat bodoh. Aku melupakan bahwa aku buta, sangat bodoh. Bersamaan dengan kembalinya ingatan bahwa aku adalah seorang yang tak bisa melihat, kejadian yang menjadi awal mula kebutaan ini berputar di otak ku, hingga aku berada pada titik ingatan dimana aku diculik oleh suruhan Yucika. Sepertinya begitu.

Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah aku tidak tahu aku berada dimana, saat ingin bangkit tubuh ku rasanya sangat sakit.

"Kak Agnes belum bangun ya?"

Hingga suara itu terdengar oleh telinga ku, aku mengenali pemilik suara itu.

"Yani.." panggil ku dengan nada suara yang terdengar kaku.

"Kakak.." berikutnya aku mendengar suara langkah kaki bersamaan dengan panggilan untuk ku.

"Agnes? Kamu udah sadar, sayang?" tanya Tante Meila. Aku hanya mengangguk kaku dengan senyuman yang juga demikian.

"Tunggu sebentar ya, biar Tante panggilan dokter."

"Kakak, mau minum?" ujar Yani, aku mengangguk. Dengan susah payah, aku mencoba untuk duduk sebentar agar saat minum airnya tidak tumpah.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang