Hai...hai....hola
Jangan lupa Vote dan komen
Happy reading 🦠
Pagi ini turun hujan yang begitu lebat, sedikit menghalangi aktivitas orang-orang yang kemarin sudah tersusun rapi. Daren hanya menatap datar rintikan hujan yang turun dan beberapa membasahi kaca ruangannya.
Entah mengapa saat melihat hujan yang begitu lebat, ia malah teringat pada Agnes. Gadis yang pernah berjalan bersamanya di bawah guyuran hujan dan hanya dilindungi oleh sebuah payung. Senyum tipis terbit di bibir tipisnya, mengingat kejadian itu entah mengapa membuat hatinya sedikit menghangat. Namun masih berapa detik merasakan hati yang berbunga-bunga, Daren langsung merasa tertampar dengan fakta bahwa gadis itu sudah sangat jauh darinya.
Daren membalikkan tubuhnya, saat hendak melangkah ia sontak berhenti karena sesuatu melintas dipikirannya.
"Kalau bukan Agnes pelakunya, lalu siapa?"
Mungkinkah Daren yang terlalu bodoh dalam menanggapi masalah? Atau dia yang tidak terlalu ambil pusing dengan masalah ini sebelumnya karena terlalu memikirkan Agnes?
Suara pintu yang diketuk membuat perhatian Daren teralih ke arah pintu. Pintu itu terbuka dan menampilkan Cristian, sekretaris Daren.
"Ini file yang harus bapak tanda tangani" ujarnya Cristian lalu meletakkan benda itu diatas meja Daren.
Daren menganggukkan kepalanya lalu berjalan gontai menuju meja kerjanya. Sementara itu pria bernama Cristian itu langsung keluar dari ruangan Daren.
Sambil meriksa berkas-berkas yang ada di mejanya sesekali Daren menoleh ke arah kaca, memastikan apakah hujan telah reda atau belum.
Ponsel yang sedari tadi tergelatak diatas meja tiba-tiba berdering, dengan sigap Daren meraih benda itu ketika melihat nama mamanya yang tertera di layar
"Kenapa mah?"
"Kamu sibuk gak?"
"Emang kenapa?"
"Ini mama lagi ada di rumah sakit, soalnya sakitnya Ziena makin parah. Demamnya makin tinggi, nanti kalau kerjaan kamu udah selesai datang kesini ya"
"Iya mah"
Daren menghela nafasnya, ia tak pernah menyangka semua akan menjadi serumit ini. Ia kira Ziena hanya akan mencari Agnes beberapa hari ke depan saja, namun ternyata anak itu terus mencari orang yang ia anggap sebagai sosok mama di hidupnya, hingga anak itu jatuh sakit. Mungkin karena terlampau rindu.
Daren dengan cepat menyelesaikan semua pekerjaannya, setelah ini ia berencana akan ke rumah sakit melihat keadaan Ziena, setelah itu ia akan kembali mencoba untuk menemui Agre.
💣
Daren berhenti di depan sebuah rumah yang kemarin ia kunjungi, ia turun saat melihat pria paruh baya keluar dari rumah itu. Duduk di teras dengan secangkir teh di tangannya.
"Permisi, pak" sapa Daren agak canggung. Pria paruh baya itu berdiri dan tersenyum ke arah Daren.
"Daren kan?" Ujarnya dengan senyum tipis. Daren mengangguk ragu dengan senyuman canggung di bibirnya.
"Agre-nya belum pulang, kayaknya dia ada janji sama temannya" ujar pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya Agrenia. Daren menghela nafas pelan lalu menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu saya pulang saja pak, mari.."
Daren kembali mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Sesampainya di tempat tujuannya ia berjalan Santi menuju ruangan tempat Ziena di rawat. Tanpa sengaja ia melihat orang yang sedari tadi ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...