Happy reading
"mamama" oceh Ziena dengan mencoba meraih wajah ku.
Jika dilihat-lihat anak ini memang sangat cantik, imut dan manis. Defenisi good looking sejak dini. Rambut hitam lurus dengan panjang yang rata dengan dagunya, ditambah mata bulat dan lumayan besar, bulu mata melentik dan kulitnya yang putih.
Benar-benar cantik, aku saja sampai insecure
"Dengar ya anak manis, aku bukan mama mu. Jadi stop panggil aku mama. Itu membuatku risih, anak kecil" ketus ku. Aku tidak bermaksud memarahi anak kecil itu, tapi aku tidak suka saja dipanggil mama oleh anak kecil ini. Apalagi bapak dari anak ini adalah pria itu. Iyuhhh, aku tidak syudi lahir batin.
Help
I know he's handsome, sangat malah. Tapi aku sudah sangat membencinya. Jadi aku tidak Sudi. Melihat wajahnya saja aku sudah ingin melemparkannya dengan pisau . Membayangkan pisau itu menancap tepat ditengah-tengah kedua matanya.embautku merasa senang.
Apa kita harus mencobanya?
Aku segera menggelengkan kepalaku, aku tidak ingin mengotori tanganku yang mulus ini hanya untuk melukai pria itu
"Mamama tititi" ocehnya
Aku tersenyum lalu mendudukkan Ziena di paha ku.
Oh ya, kami sekarang berada di taman depan rumah. Ada sebuah bangku di sana dan itulah yang kami duduki saat ini
Malam ini tak turun hujan, padahal ini adalah bulan-bulan penghujan. Aku menengadah keatas, tak ada bulan tak ada bintang. Gelapnya malam menjadi lumayan terang ternyata karena lampu taman yang memancarkan cahaya orange.
"Ziena udah makan?" tanyaku berbasa-basi
"Mammam" jawabnya
Entah apa yang kupikirkan hingga bertanya demikian, dia hanya seorang anak kecil yang belum tahu berbicara. Lagian jika dia menjawab 'belum' apa yang akan ku lakukan?
Ck, aku memang sering menyusahkan diri sendiri
"Mamama" panggilnya lagi, kali ini Ziena sudah ku dudukkan di sebelah kanan ku, ternyata dia sudah bisa duduk sendiri tanpa harus ditopang
"Ada apa, hm?" aku mengangkat dia keatas pangkuanku.
Dia terus saja mengoceh tak jelas, dan aku selalu membalasnya dengan kata-kata yang tidak jelas pula. Jadi,saat ini kami adlah orang yang tak jelas dengan obrolan yang tak jelas. Lucunya kami berdua malah banyak tertawa walau perbincangan kami tak jelas.
Ziena banyak tertawa, sebenarnya yang membuatku tertawa aadalah tawa anak ini. Dia tertawa begitu lepas membuat orang lain yang mendengar dan melihat dia tertawa menjadi ikut tertawa. Membayangkan dia tertawa begitu lepas membuatku berpikir dia pasti kelelahan.
Melihat dia tertawa begitu lepas dan memanggilku dengan sebutan 'mamama' yang tidak jelas, membuatku berpikir mengapa dia memanggilku dengan sebutan itu? Dimana mama-nya?
Kadang kala saat aku teringat kepada anak ini, hal itulah yang selalu melintas dipikiran ku
Saat aku dan Ziena telah berhenti tertawa, aku malah mendengar sebuah obrolan. Yang menurutku terdengar, errr romantis mungkin (?)
"Kamu itu kayak Bintang"
"Kenapa?"
"Walau kadang tidak terlihat, tapi kamu selalu ada"
Ahh, mereka terdengar romantis. Aku mencoba menjari dimana gerangan dia manusia yang sepertinya sedang dimabuk asmara itu.
Ya, disana di bawah bunga Bougenville, kedua pasangan itu duduk berdampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...