Lagi?

4K 366 40
                                    

Halo...
Selamat memperingati HUT ke-76 RI semuanya....

Happy reading 🦠

........

Agnes duduk di gazebo sambil mendengarkan musik yang diputar oleh Susan, seorang wanita yang ditugaskan untuk menjaga dan membantu Agnes.

Sebenarnya ketika dia tinggal di rumah besar ini, apapun yang ingin ia lakukan bisa dengan mudah terpenuhi, apalagi banyak orang yang peduli dengannya. Bukan hanya Susan tapi para pembantu lain yang bekerja di rumah ini juga sering membantu Agnes. Jadi ia tak terlalu merepotkan jika tinggal di rumah ini. Tapi dasarnya Agnes yang selalu merasa bahwa dia merepotkan, padahal orang lain yang sering membantunya tidak berpikir seperti itu.

"Nes, kita makan dulu ya." Susan datang dengan nampan berisi sepiring nasi serta antek-anteknya dan segelas susu coklat sebagai minumannya.

Agnes mengangguk dengan senyuman tipis, ia juga sudah lapar sejak tadi.

Susan memang masih muda, umurnya terpaut 3 tahun dengan Agnes. Oleh karena itu saat Susan memanggil Agnes dengan sebutan 'nyonya' Agnes malah melarang Susan dan menyuruhnya memanggil dengan sebutan nama saja.

"Ikannya apa mbak?" tanya Agnes dengan wajah antusias. Ia memanggil Susan dengan sebutan 'mbak' karena permintaan perempuan itu sendiri, padahal Agnes lebih nyaman memanggil Susan dengan sebutan 'kakak'.

"Ga ada ikan," sahut Susan lalu meletakkan nampan itu diatas meja yang sengaja di sediakan di sana.

"Trus cuman nasi aja?" tanya Agnes tak percaya, saat ini dia memang lapar. Tapi jika makan tanpa ada lauk pasti tidak akan bisa sampai ke kerongkongan, karena rasanya yang hambar.

"Adanya ayam rendang, bukan ikan." balas Susan lalu mulai menyendok makanan dan mengarahkannya ke mulut Agnes.

Agnes yang menyadari kesalahannya hanya bisa mengangguk dan menerima suapan pertama dari Susan, rasanya sangat enak seperti yang Agnes harapkan. Selama ia tinggal di sini, ia tak pernah merasakan yang namanya makanan tidak enak, ia selalu menyantap makanan yang lezat dan sehat pastinya.

"Kakak..."
"Mama..."

Suara teriakan dua orang yang terdengar kompak itu membuat Agnes mengernyitkan dahinya. Ia tidak hanya bisa menerka-nerka siapa orang-orang yang tadi berteriak. Jika mereka memanggil Agnes, maka ia yakin pasti salah satu dari mereka adalah Ziena, tapi jika mereka bukan meneriaki Agnes berarti itu bukan Ziena.

"Siapa mbak?"

"It–"

"Kakak, ini Yani" suara yang terdengar penuh semangat itu membuat Agnes membolakan matanya. Ia tersenyum lebar dan langsung merentangkan tangannya, berharap anak itu akan langsung memeluknya.

Benar saja, setelah Agnes merentangkan Kedua tangannya, ia langsung merasakan pelukan hangat dari seseorang.

"Yani rindu" suara penuh semangat tadi langsung tergantikan dengan nada suara yang terdengar sendu, matanya tampak berkaca-kaca dan ia memeluk Agnes semakin erat.

"Kakak juga" Agnes mengelus punggung Yani dengan lembut

"Mamama..." Suara rengekan dari Ziena terpaksa mengakhiri adegan berpelukan antara Agnes dan Yani.

Daren yang ada diantara mereka langsung mengangkat Ziena dan meletakkan gadis kecil berambut kepang dua itu keatas pangkuan Agnes. Agnes langsung memeluk Ziena dan menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri, sehingga menciptakan senyuman lebar di wajah Ziena.

"Oiya, Yani kok bisa ada di sini?" tanya Agnes. Bukannya ia tak suka jika Yani datang kesini tapi ia hanya bingung bagaimana caranya Yani bisa sampai ke rumah ini.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang