Masih mencari

3.7K 346 53
                                    

Hai
Kalau part ini kurang greget, maafkan daku ya Dayang wkwkw

Jangan lupa vote ya

Happy reading 🦠





GEGANA, gelisah galau merana. Sedari tadi aku tidak bisa tenang karena memikirkan ponsel ku yang tak kunjung ditemukan. Beberapa kali mencoba berpikir keras untuk mencari solusi tetap saja tidak mendapat titik terang.

Aku menghela nafas lelah, haruskan aku merelakan benda penting itu hilang ditelan yang tidak jelas. Tapi aku sangat yakin bahwa terakhir kali aku menyentuh benda itu saat makan siang di kantin fakultas. Pikiran ku mulai bercabang memikirkan hal positif dan negatif, haruskah aku mempercayai Agre dan Deva yang katanya tidak menemukan benda itu?

Ini sangat melelahkan, bahkan jika harus memilih aku lebih baik mengangkat beban ber-massa 100 kg daripada menghadapi hal yang seperti ini. Sungguh ini lebih melelahkan dan menguras banyak tenaga, apalagi perasaan ikut-ikutan tidak tenang.

Sebentar, aku sepertinya melupakan sesuatu. Tadi siang aku sempat singgah ke taman Mewanti yang tak jauh dari sini karena aku ingin membeli ice-cream yang penjualnya selalu nangkring di depan taman itu. Seingat ku sehabis membeli ice-cream aku duduk sebentar di bangku taman dan fokus memakan ice-cream ku. Tapi aku tidak mengeluarkan ponsel ku sama sekali, aku bisa mengingatnya dengan jelas.

Apa aku harus memastikannya sendiri?

💣

Aku melangkah dengan tergesa-gesa menuju taman dan menghampiri Pak Sorgi yang biasanya jualan di sana. "Maaf pak, bapak ada lihat hp ga jatuh disini?" Aku bertanya dengan penuh harap agar pak Sorgi mengangguk. Namun harapan ku musnah saat pria itu menjawab tidak dengan nada sangat sopan.

Aku menghela nafas, "gadak ya? Oke deh pak" aku berjalan dengan perasaan tidak tenang menuju bangku taman yang tadi ku duduki. Sepanjang jalan aku usahakan melirik ke bawah siapa tahu benda itu terjatuh disana. Namun sepanjang jalan dari kosan hingga taman ini aku tidak menemukan apa-apa, hanya beberapa sampah yang tidak penting Sam sekali.

Tiba di bangku taman aku langsung mencari ke seluruh penjuru taman itu namun tetap tidak menemukan apa-apa. Aku kembali menghela nafas lelah laku duduk lesu di bangku itu, aku sepertinya sama sekali tidak akan bersemangat lagi untuk menjalani hari-hari ku ke depannya.

Selain menyayangkan hp ku yang hilang itu aku juga merasa kecewa dengan diri sendiri yang tidak bisa menjaga pemberian orangtua ku, padahal Ponsel adalah salah satu aset yang sangat penting apalagi di zaman sekarang, semuanya akan terasa lebih mudah jika menggunakan ponsel, selain itu aku juga menyayangkan data-data yang ada di dalam ponsel ku itu. Banyak kenangan yang tersimpan di sana, dan aku tidak sanggup kehilangan benda yang telah menemani hari-hari ku bahkan sudah menginjak tahun ke tiga.

"HEY...APA YANG KAU LAKUKAN. TOLONG....." aku tersentak dari lamunan ku saat mendengar teriakan keras dari seorang wanita, aku mengedarkan pandangan ku dan melihat seorang wanita sedang mengejar seseorang bertopi hitam dan masker mulut yang menutup wajahnya.

"Mamama huwaaa..." Aku bangkit beridiri saat mendengar tangisan pilu anak yang berada di gendongan orang bertopi hitam itu.

"TOLONG DIA MENCURI ANAK KU"

Aku kalang kabut tak tahu harus berbuat apa, beberapa detik aku terdiam sangking syoknya, aku merasa tak asing dengan orang itu.

"Yu– Ziena" aku bisa merasakan nafas ku tercekat, "ZIENA" aku berteriak dan ikut mengejar pria itu dengan kekuatan penuh, padahal sebelumnya tubuhku sudah sangat lemah karena banyak berjalan.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang