Kegelapan

3.5K 363 84
                                    


Hai hai haiii
Apa kabar?

Gimana-gimana?😂

Aman kan? Amanlah pasti yuhuhuu

Jangan lupa vote dan komen ya
Happy reading ❤️❤️






Daren menekan pelipisnya yang terasa pening mengingat Ziena yang dibawa pergi Yucika membuat hatinya tidak tenang.

Hari sudah hampir gelap dan Daren baru saja bangkit dari kursi kerjanya, melangkah dengan perasaan yang tidak enak menuju lift. Ponselnya bergetar membuat pria jangkung itu merogoh sakunya, menekan tombol berwarna hijau sehingga panggilan itu terhubung.

"Daren...hiks...tolong segera kesini" Suara Isak tangis perempuan itu membuat Daren mengernyitkan dahinya, perasaannya semakin tidak karuan kala mengetahui bahwa gadis itu menangis.

"Ada apa? Kalian dimana?" tanya Daren dengan wajah panik. Langkahnya semakin cepat saat pintu lift kembali terbuka.

"Rumah sakit." beberapa detik Daren merasa sulit bernafas. Dengan kecepatan tinggi pria itu mengendarai mobilnya membelah jalanan.

Daren dengan wajah paniknya memasuki rumah sakit yang dimaksud oleh Yucika. Pria itu bertanya dengan terburu-buru pada suster yang ada di meja resepsionis.

"Ruang Mawar no 36" Daren mengangguk lalu menuju ruangan yang disebutkan oleh suster itu.

Dengan gerakan tiba-tiba, pria itu membuka ruangan yang hanya diisi oleh Yucika dan Ziena. Dia mendekat ke arah Brankar dan melihat wajah tenang milik Ziena dengan mata yang tertutup.

"Dia sedang istirahat." Daren menghela nafasnya, pikiran buruk yang sedari tadi berkecamuk di kepalanya kini telah hilang digantikan dengan rasa lega.

"Apa yang terjadi?" dengan suara datarnya pria yang masih menggunakan setelan jas kerja itu menatap Yucika datar. Ia kembali teringat dengan ucapan Agnes tempo hari, bahwa Yucika mungkin tidak bisa menjaga Ziena dengan baik.

"Tadi...tadi saat kami menuju kosan Agnes kami singgah sebentar di taman karena Ziena melihat balon. Tapi tiba-tiba ada orang yang rebut paksa Ziena dari gendongan ku, trus mereka bawa lari Ziena, aku ngejar sampe kaki aku berdarah, beruntungnya saat di persimpangan ada mobil yang lewat dan terjadilah kecelakaan sehingga mereka harus terjatuh. Aku langsung lari trus meluk Ziena, untungnya dia gak kenapa-kenapa, tapi aku memutuskan untuk bawa dia ke rumah sakit, soalnya aku takut dia kenapa-kenapa." ujar Yucika dengan derai air mata. Kepalanya menunduk dan tangannya saling bertautan.

Daren tampak menghela nafas berat lalu memegang pindang Yucika, "makasih udah jagain Ziena" Yucika mengangguk pelan dengan wajah yang masih menunduk.

"Luka lo udah diobati?" tanya Daren sembari melirik ke arah kaki Yucika. Gadis itu menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca

"Luka lo harus diobati, gue panggil dokter dulu" Daren keluar dari ruangan itu untuk mencari dokter. Sedangkan di ruangan Ziena Yucika tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca.

"Akhirnya kamu peduli lagi sama aku, Daren" ujarnya dengan wajah yang menggambarkan bahwa dia sangat senang.

💣

"Apa-apaan sih pak, dia nyulik siapa?" tanya Agre dengan suara tak suka.

"Saudari Agnes diduga melakukan penculikan dengan menugaskan 3 orang penjahat untuk menculik anak bernama Ziena Rajelyne." Aku menutup mulut tak percaya. Sejak kapan aku memiliki uang yang banyak sehingga bisa membayar penjahat?

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang