Tumbang

4.4K 415 27
                                    

YANI apa ga dicariin bapaknya?

Mau dicariin ga dicariin bukan urusan lu ye. Ga deh canda ya ngab hehehe

Jangan lupa vote

Happy apa?
Ya happy new year

Rumah mewah yang biasanya rame kini mendadak sepi, bahkan para pembantu yang biasanya tampak berseliweran kini tak terlihat sama sekali.

Sehabis mengantar aku dan Yani ke tempat ini, Daren langsung pergi. Katanya ada urusan penting dengan seseorang, aku hanya mengangguk dan dia langsung kembali ke dalam mobilnya dan mengendarainya.

Aku membuka pintu kamar Ziena, anak itu tertidur pulas sambil meletakkan tangannya dengan posisi terlentang, selimut yang ia kenakan sudah bergulut di bawah kakinya. Aku mendekati kasurnya dan membenarkan posisi tidurnya juga selimutnya.

Setelah itu aku kembali ke bawah menemui Yani yang sedang berada di taman belakang. Anak itu berlari kecil mengelilingi taman sambil mengejar kupu-kupu kecil yang terbang di udara.

"Yani" panggil ku pelan. Anak itu menoleh dengan senyuman lebar lalu menghampiri ku.

"Ziena udah bangun, kak?" tanyanya dengan suara yang terdengar bersemangat. Aku menggeleng lalu menarik tangannya pelan memasuki dapur.

Ternyata masih ada Vita yang terlihat sedang beres-beres dapur. Aku mendekatinya dan tersenyum cerah.

"Udah sampe ternyata" dia menoleh sekilas lalu kembali melanjutkan pekerjaannya

"Iya mbak. Ngomong-ngomong yang lain kemana?" tanya ku karena sedari tadi hanya Vita yang kutemui di rumah ini, ah satu lagi, Ziena.

"Oh, pembantu disini cuman ada 3 mbak, satpam 1 trus supir 2. Kalau pembantu yang lain yang biasa tinggal di belakang lagi pulang kampung mbak, Bu Tetty sama anaknya Geby. Kalau Pak Choky ikut sama ibu dan bapak ke tempat saudara, pak Harto nganter Bu Tetty sama Gaby makanya kelihatan sepi" jelas Vita. Aku mengangguk mengerti lalu duduk di kursi yang ada disana, sedangkan Yani dia mengekori aku terus menerus.

"Emangnya mbak Vita ga tinggal disini?" tanya ku lagi, pasalnya tadi dia berkata 'pembantu yang biasa tinggal di belakang', seolah-olah dia tidak tinggal di belakang seperti mereka yang tadi ia sebutkan.

"Enggak mbak, saya biasnya dateng jam 7 pagi, pulang jam 10 malam" jawabnya, aku kembali mengangguk lalu memilih undur diri karena mendengar suara Isak tangis Ziena.

Aku dengan langkah cepat menaiki anak tangga, memasuki kamar Ziena dan mendapati anak itu sedang menangis dengan posisi duduk.

"Hiks...mamama..." Ujarnya sambil mengangkat kedua tangannya, aku mendekatinya lalu membawanya ke gendongan ku.

"Udah bangun ya anak mama" aku menghapus air mata yang membasahi pipinya, lalu mencubit pelan pipinya yang gembul. Setiap kali aku bertemu dengan Ziena aku tidak pernah absen mencium atau sekedar mencubit pipinya yang sangat menggemaskan.

"Halo adek, udah bangun ya" Yani mendongak dan menatap Ziena dengan senyuman lebar di pipinya. Ziena yang tadi cemberut kini tersenyum ke arah Yani.

Aku memilih duduk di kasur agar interaksi keduanya tidak terlalu jauh.

"Ziena udah makan?" tanya Yani, anak itu tampak sangat bersemangat jika bertemu dengan Ziena.

"Mam.. belum" jawab Ziena

"Kak, Ziena belum makan" Yani mengadu kepada ku

"Yaudah kita kebawah, yuk"

💣

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang