Calon Mantu

3.9K 361 35
                                    

Halo, Syalom.... Assalamualaikum.... Om Swastyastu..... Namo Buddhaya.... Salam Kebajikan.....

Pie kabare? (Gini gak sih?) Wkwk

Jangan lupa vote ya!

Happy reading 🦠❤️


Saat jam sudah menjual angka 7 Agnes baru bangun dari tidurnya, gadis itu dengan perlahan turun dari kasur dan langsung menuju kamar mandi. Ia langsung mencuci wajah dan menyikat giginya, setelah itu ia keluar dari kamar mandi dan langsung menuju dapur kecilnya.

Pertama-tama ia mulai memasak nasi di Rice cooker, kemudian mulai mengupas bawang, memotong dan sebagainya. Setelah Telur balado dan tumis bayamnya selesai, ia langsung menuju kasurnya, membangunkan dua gadis yang terlihat tertidur dengan posisi yang tak beraturan lagi.

"Yani, Ziena ayo bangun." ujarnya sembari menggoyangkan tubuh kedua anak itu. Lihatlah, bahkan Agnes terlihat seperti seorang ibu yang sedang membangunkan dua gadis kecilnya.

"Eeenghhh" keduanya tampak menggeliat, namun Yani lah yang pertama bangkit dari tidurnya. Anak itu mengucek matanya lalu memandangi sekelilingnya dengan mata yang masih tampak menyipit.

"Yani, sana mandi dulu. Kalau enggak cuci muka aja." ucap Agnes sambil mengembalikan rambut Yani yang dari kiri berpindah ke kanan.

Yani menurut, ia langsung turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi, tak lupa ia mengambil handuknya lalu memulai ritual mandinya. Gadis kecil itu memang bukan tipikal orang yang malas yang suka menyusahkan orang lain. Ia adalah salah satu spesies gadis SD yang sangat penurut dan mengerti dengan situasi.

Sedangkan di tepian kasur, Agnes masih mencoba membangunkan Ziena, anak itu sedari tadi hanya menggeliat tanpa mau membuka matanya. Tak mau menyerah, Agnes langsung mengangkat tubuh Ziena ke pangkuannya, mendudukkan anak itu lalu menciuminya dengan sangat ganas.

"Mamama..."rengek Ziena lalu mengalungkan tangannya di leher Agnes, dia kembali menutup matanya lalu meletakkan kepalanya di ceruk leher Agnes.

Agnes tampak berdecak karena merasa gemas dengan tingkah Ziena, "kalau Ziena ga bangun, mama sama kak Yani bakalan pergi." ujar Agnes me buat mata anak itu menyipit sambil mencoba menatap Agnes.

"Antuk." Rengeknya dengan wajah memelas.

"Ziena mau diantukin ke dinding?" Goda Agnes membuat anak itu menggeleng keras.

"Sama mandi, kak Yani udah mandi loh." ucapan Agnes barusan membuat Ziena menoleh ke belakang, mendapati kasur yang telah kosong gadis kecil itu langsung mengedarkan pandangannya.

"Nah loh, kak Yaninya udah pulang." ucap Agnes. Ziena yang tampak tak percaya kembali mengedarkan pandangannya, ketika ia mendnegar suara air mengalir ia langsung menunjuk pintu kamar mandi.

"Itu..tu?"

Agnes tertawa lalu menganggukkan kepalanya, ia membawa Ziena turun ke bawah lalu membuka baju Ziena dan menyisakan kaos kutang dengan celana dalam berwarna hijau muda.

Setelah Yani keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membungkus tubuhnya, Agnes langsung menuangkan air yang tadi ia panaskan ke dalam sebuah ember, lalu mencampur air panas sebelumnya dengan air dingin agar menciptakan air yang biasanya disebut air hangat sebatas kuku.

Setelah itu Agnes membawa Ziena kedalam kamar mandi dan mulai memandikan Ziena, Ziena yang memang tipikal anak kecil penggemar air hangat langsung mengobok-obok air itu dengan tangannya. Mulutnya tak henti-hentinya mengoceh sambil tertawa lebar.

Saat akan dikeluarkan dari dalam ember berisi air hangat tersebut, Ziena menolak dengan tangan yang menggenggam erat pinggiran ember. Ia tampaknya tak mau lepas dari air yang sudah ia anggap seperti surga.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang