#80. Grand Demonic Heptagram

19 6 0
                                    



Jendela itu memiliki bingkai kayu dan kaca yang melekat padanya, dan sinar matahari bersinar melalui kaca transparan, menumpahkan cahaya di dalamnya.

Sinar matahari yang hangat mengusir dingin dan kegelapan di sekitarnya. Jiwa-jiwa tak berbentuk yang tak terhitung jumlahnya berkerumun di lantai tiga, tetapi tak satu pun dari mereka pergi kedekat jendela yg ada di tangga. Seakan itu adalah musuh mereka yang bersembunyi di sana.

Tidak ada apa pun di sana selain sinar matahari. Sinar matahari! Mereka (jiwa-jiwa tak berbentuk) takut sinar matahari. Kieran menyadari itu dalam sekejap, dan setelah berguling untuk menghindari serangan mereka, dia menggunakan kedua tangan dan kakinya untuk melompat ke jendela.

Jiwa tak berbentuk yang bersatu dengan Kieran telah memperhatikan niatnya dan mereka memekik, terbang ke arahnya sekali lagi.

Kali ini, jiwa-jiwa tak berbentuk melemparkan diri mereka kepadanya lebih cepat. Kieran hanya berjarak dua meter dari jendela ketika arwah-arwah itu menyusulnya. Tidak menunggu Kieran berguling lagi, mereka muncul di hadapannya satu demi satu dari bawah lantai.

Mereka bisa melewati tembok? Kieran terkejut ketika dia menyadari bahaya yang dia alami.

Jiwa-jiwa di depannya menghalangi jalannya saat dia dikejar oleh sekelompok jiwa yang lebih besar dari belakang. Formasi mereka telah menempatkannya di posisi yang terjepit.

Apa yang bisa dia lakukan? Kieran memandang ke depan dan ke belakang, tetapi dia dikelilingi oleh jiwa-jiwa tak berbentuk yang tak terhitung jumlahnya dari kedua sisi.

Tanpa ada waktu untuk berpikir, dia mengepalkan giginya dan berlari ke depan dengan seluruh kekuatannya. Dia tidak punya tempat lain untuk pergi.

Tidak peduli ke arah mana dia menuju, ada jiwa yang menghalangi jalannya. Namun, di depannya masih ada secercah harapan. Itu adalah area di mana sinar matahari bersinar.

Seperti seekor cheetah yang siap berlari, otot-otot kaki Kieran menegang saat dia melompat ke depan.

Dia berubah menjadi bayangan buram saat dia bergegas menuju sinar matahari.

Pergelangan tangan kirinya bersinar di bagian di mana ia mengenakan sarung tangan kulit hitam, dan penghalang tak berbentuk menutupi tubuh Kieran.

Itu adalah [Primus Scale], skill yang dia peroleh dari peralatan legendaris [Primus Arm]. Itu adalah pertama kalinya Kieran mengaktifkannya, dan itu tidak mengecewakannya.

Jiwa tak berbentuk yang menghalangi jalan Kieran sudah tidak berbentuk lagi. Melalui visinya [tracker], dia bisa melihat jiwa-jiwa ditekan oleh penghalang yang diciptakan oleh Primus Scale],gerakan mereka ke arahnya dapat dicegah.

Meskipun Kieran tidak bisa merasakan dirinya mendorong jiwa yang tak terhitung jumlahnya, masih adahal lain yang terlihat. Matanya memberitahunya bahwa ruang di depannya tidak kosong, tetapi jiwa-jiwa yang tak berbentuk begitu ringan sehingga sulit merasakan.

Namun, ini telah membuka jendela kecil, yang memungkinkan Kieran dengan cepat mencapai tujuannya. Dalam satu napas, dia berdiri di dalam area yang terang.

Pekikan penderitaan jiwa terbakar yang terus-menerus ada di telinga Kieran.

Setiap jiwa yang ia dorong ke sinar matahari diliputi asap hitam sebelum berubah menjadi abu. Hantu yang mengejar Kieran berhenti tepat di depan area itu dan berlama-lama di tepinya. Mereka tidak berani melintasi ladang ranjau itu.

THE DEVIL'S CAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang