| 21 |🌹SWMD🌹

31.7K 1.5K 176
                                    

"Gimana? Lo setuju?" Nevano menatap lurus Zora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Lo setuju?" Nevano menatap lurus Zora. Masih dengan senyuman khasnya yang menghiasi wajah.

Zora terperangah, tak tahu harus menjawab apa. Nevano itu gila dan ia sudah menyadari itu sejak lama. Namun, ia tak menyangka kalau pemuda itu lebih gila dari yang ia bayangkan.

"Cukup serahin tubuh lo dan gue bakal membantu semua masalah lo sampe tuntas," kata Nevano lagi. "Anggap aja gue Dewa Penolong yang dikirimkan Tuhan buat lo."

"Dewa Penolong?" geram Zora. "Kamu itu iblis yang datang cuma untuk ngancurin hidup aku!"

Nevano tersenyum mendengar makian itu. "Well, ini adalah penawaran yang pas buat situasi lo saat ini, Zora. Lo butuh uang dan gue perlu tubuh-I mean, jasa lo. Jadi, gue pikir itu impas."

Zora tak menjawab. Ucapan itu sangat menyentil harga dirinya. Rasanya ia seperti tak punya kehormatan lagi bila sudah berhadapan dengan Nevano.

"Pikirin aja tawaran ini baik-baik. Biaya operasi jantung itu sangat mahal, bisa sampe ratusan juta. Lo mau dapet uang segitu dari mana? Lo jual ginjal pun belum tentu laku," cibir Nevano seraya berjalan mendekati gadis itu. Kemudian ia berhenti ketika jarak mereka hanya tersisa satu langkah.

Zora bisa melihat kilatan misterius terpancar dari sepasang mata elang Nevano. Kilatan yang selalu Nevano tunjukkan tiap kali mereka bertatapan.

"Lagian lo harus bersyukur. Selain gue, nggak akan ada laki-laki lain yang mau kasih tawaran semahal itu dengan kondisi lo yang ...." Ia sedikit mencondongkan tubuh, lalu berbisik pelan di telinga Zora, "... udah nggak perawan lagi."

Zora refleks mengepalkan tinjunya. Jika saja ia mengikuti emosinya saat ini, pasti ia sudah menampar pemuda itu untuk yang kedua kali. Namun, Zora memilih untuk menahan diri. Menghadapi Nevano memang butuh kesabaran ekstra. Semakin diladeni, pemuda itu akan semakin menjadi.

"Kenapa kamu selalu mandang rendah orang lain? Kamu pikir uang kamu bisa beli segalanya?"

"Gue hanya bersikap realistis. Di dunia ini nggak ada yang gratis."

"Aku nggak sefrustrasi itu untuk nerima tawaran gila kamu!" Zora mendelik tajam. Kepalanya ditegakkan dengan sikap menantang. "Dan aku pengen nanya satu hal sama kamu."

Kedua alis tebal Nevano otomatis terangkat. "Tentang?"

"Kenapa kamu segitu tertariknya nawarin aku bantuan? Aku tahu kamu itu bajingan dan punya banyak uang, tapi pasti ada alasan utamanya, 'kan? Apa ini semua masih karena Levi? Atau kamu memang sebenernya suka sama aku?"

Tawa Nevano seketika tersembur. "Lo serius nanya itu?"

"Ya. Karena aku nggak ngerti sama kamu. Kamu datang kemari, dan bicara hal-hal yang bikin aku sakit hati. Sebenernya tujuan kamu tuh apa? Kalau hanya menyangkut perusahaan, bukan begini caranya!"

Selama beberapa saat, Nevano tak menjawab. Tapi, kemudian ia mengangkat bahu santai. "Gue udah jawab dengan jujur saat Levi ada di sini tadi. Apa gue harus jawab dengan jawaban yang sama?"

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang