| 3 | 🌹SWMD🌹

81.2K 3.5K 119
                                        

Ciee, double Update 😁

Nevano mengempaskan tubuh ke kursi putar di balik meja sambil mendesah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevano mengempaskan tubuh ke kursi putar di balik meja sambil mendesah. Para Dewan Direksi sialan itu berhasil memaksanya berkeliling gedung cuma untuk menyapa bawahan mereka. Kaki pemuda itu pegal sekali. Bayangkan hampir seluruh lantai ia kunjungi dan bibirnya terasa kebas karena kebanyakan senyum.

Jangan bilang ini adalah ide papa yang sengaja menyuruh dirinya melakukan kegiatan menyebalkan itu dengan alasan menyambung silahturahmi antara atasan dan bawahan. Lihat saja, Nevano pasti memprotes.

Pemuda itu menyandar pada kursi putar dengan ekspresi keruh. Baru beberapa jam saja, ia sudah merasa bosan. Bekerja di kantor bukanlah kesukaannya. Tapi ya, tetap saja mau sebebal apapun, Nevano paling sulit untuk melawan keinginan papanya.

Rafianto sangat otoriter dan pandai menjungkir balikkan hidup seseorang yang dianggapnya benalu atau tak menguntungkan. Lagipula, Nevano sadar kalau ia masih membutuhkan papanya dan tentu saja tidak ingin sampai dikeluarkan dari hak ahli waris. Ia tidak akan membiarkan ibu tiri serta adik tirinya menguasai kekayaan mereka. Oh, tidak bisa!

"Apa jadwal kita selanjutnya?" Nevano berpaling ke arah Mia, sekretarisnya yang sejak tadi setia mengikuti kemana pun.

"Setengah jam lagi kita akan meeting bersama para kepala departemen di ruang meeting, Pak," sahut Mia.

Nevano mengetuk-ngetuk jemari ke pegangan kursi. Otaknya tiba-tiba teringat dengan karyawan perempuan yang tak sengaja dilihatnya di lantai tujuh tadi. Karyawan yang mirip sekali dengan gadis di masa lalunya itu.

"Bisa bawakan saya data seluruh karyawan di kantor ini sekarang? Saya ingin melihatnya," pinta Nevano.

"Baik, Pak." Mia mengangguk.

"Dan juga segelas kopi hangat, ya. Kepala saya mau meledak gara-gara berkeliling tadi," tambahnya yang membuat Mia tampak menahan tawa.

"Bapak harus terbiasa karena jadwal Bapak ke depannya akan sangat sibuk."

Mendengar itu, Nevano mengembuskan napas keras-keras. Ia sudah bisa membayangkan betapa menyebalkan hari-hari yang akan dilaluinya di sini.

"Tapi, Bapak tenang saja ...." Mia berjalan mendekat sambil menatapnya penuh arti. "Kalau Bapak kesulitan, saya siap membantu Bapak kapanpun dengan senang hati. Dan apapun yang Bapak perintahkan pasti akan saya turuti."

Nevano tersenyum. Jelas sekali apa maksud ucapan sekretarisnya itu. "Terima kasih, Mia."

"Kalau begitu, saya akan menyiapkan semua yang Bapak minta tadi." Sebelum pergi, wanita bertubuh sintal itu menyentuh sekilas lengan Nevano di atas meja seraya tersenyum menggoda, lalu berjalan menuju pintu.

Nevano menatap punggung sekretarisnya sambil tersenyum miring. Satu lagi wanita yang sangat mudah ditebak dan gampang terjerat oleh pesonanya. Jelas sekali apabila Nevano mengajak wanita itu untuk tidur dengannya sekarang, wanita itu pasti takkan sanggup menolak.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang