[Cerita pilihan reading list @wattpadromanceID kategori Dangerous Love periode Agustus 2022]
(Dark Romance)
Zora Kaureen tak menyangka akan bertemu kembali dengan Nevano Abraham yang menjadi CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Kehadiran Nevano bena...
Happy satnite n happy weekend all 💕 Yg jomlo mari kita kumpul di sini ngebucinin Nevano 😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sembilan tahun lalu ketika rasa cinta itu belum bermekaran.
"Anjing!"
"Bangsat!"
"Mati aja lo sekarang!"
Serentetan makian dan sumpah serapah mengiringi hantaman, tendangan serta pukulan bertubi-tubi pada sosok laki-laki bertubuh agak ringkih di pojokan teras rumah.
Laki-laki itu adalah Gustian, ayah Zora. Ia hanya bisa mengerang serta meringkuk tak berdaya setiap kali menerima pukulan keras yang dilakukan oleh lima orang pria berwajah sangar yang mengelilinginya.
"Berani-beraninya lo kabur dan sembunyi setelah nipu kami semua! Lo pikir kami ini goblok, hah!?" seru pria berperawakan paling kekar di antara yang lain. Sepertinya pria itu merupakan pemimpin gerombolan preman-preman tersebut dan yang sejak tadi paling sadis menghajar Gustian.
"Mampus lo, anjing!"
Satu tendangan lagi mendarat ke perut Gustian. Pria itu kembali mengerang kesakitan dan terbatuk-batuk hebat.
"Tolong berhenti!" Zora terisak. Tak kuasa lagi membendung kepedihan melihat ayah kandungnya sudah babak belur dihajar begitu rupa.
Setelah hampir satu bulan Gustian menghilang tanpa kabar, tiba-tiba malam ini pria itu pulang dalam keadaan kacau dan preman-preman itu berhasil menangkap Gustian ketika pria itu berniat untuk melarikan diri lagi.
Namun, tak ada yang mengindahkan permohonan gadis itu. Gustian terus saja dipukuli dengan brutal. Belum lagi dua orang preman yang mengobrak-abrik isi rumah mereka di dalam. Rasanya Zora tak tahu lagi harus bagaimana.
"Jangan!" jerit Zora ketika dilihatnya salah seorang dari preman-preman itu, tengah bergerak mengangkat kursi kayu yang berada di seberang Zora, bermaksud untuk menghantamkannya ke tubuh Gustian yang sudah dalam keadaan setengah sadar.
Buru-buru Zora berlari mendekat, berusaha menghalau pria itu agar kondisi ayahnya tidak semakin parah. Namun usaha Zora sia-sia, lantaran gadis itu malah ikut tersungkur ke lantai akibat dorongan kasar dari preman tersebut.
"Minggir, bangsat!" bentak preman itu garang.
"Tolong, jangan pukulin ayah saya lagi!" Kali ini Zora berusaha menarik kaki preman itu sambil menangis. "Ayah saya bisa mati kalau kalian pukulin terus!"
"Bapak lo itu pantes mati. Dia udah nipu kami semua! Lo tau nggak berapa banyak uang kami yang udah dia tipu? Kalo pun nggak mati, ni orang bakal kita lapor polisi biar mampus di penjara!"
Zora terisak. Matanya kembali menatap nanar sang ayah yang sudah bermandikan darah. Sementara Zia yang masih berdiri di ambang pintu ikut menangis dalam keadaan ketakutan.