| 51 |🌹SWMD🌹

36.3K 1.8K 489
                                        

Thank's for the 1K comment on the previous chapter ❤
Anyway, sebelum mulai baca, aku mau nanya kalian tau cerita ini dari mana?
- Tiktok?
- Instagram?
- Tagar WP?
- FB?
- Twitter?
-Rekomendasi Teman?
- Ga sengaja nemu?

Pliss jawab yaa gaess supaya aku tau kalian bisa tau Nevano jalur apa 😙

Pliss jawab yaa gaess supaya aku tau kalian bisa tau Nevano jalur apa 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tim Sar baru saja berhasil menemukan Nyonya Agnia, Tuan. Namun, Nyonya tidak selamat."

Pemberitahuan yang keluar dari vokal lirih Septian membuat sekujur tubuh Rafianto lemas seketika. Pria itu nyaris ambruk jika beberapa orang yang berada di dekatnya tak buru-buru menopang tubuhnya dengan cepat.

Baru saja ia tiba dari Surabaya dan ia langsung mendapat berita mengejutkan ini.

Rafianto mengedarkan pandang. Jantungnya bergemuruh hebat kala menangkap sesosok tubuh sedang dibaringkan kaku di atas tandu tak jauh dari tepi pantai. Beberapa orang petugas medis terlihat mengelilinginya. Mungkin sedang membantu evakuasi yang dilakukan oleh Tim Sar. Rafianto juga melihat siluet Nevano sedang terduduk di atas pasir bersama dua orang pengasuh dan seorang petugas polisi. Separuh pakaian bocah itu sudah basah terkena air laut. Nevano terus meraung-raung tanpa henti. Menangisi sang bunda yang sudah tak bernyawa.

Ya Tuhan! Rafianto semakin tak kuasa membendung perasaannya.

Buru-buru pria itu berlari mendekat. Masih berharap kalau apa yang ia lihat dan dengar hanyalah ilusi belaka.

Namun ketika telah dekat, Rafianto merasa napasnya sesak. Sosok bergaun merah yang dalam sekali lihat amat sangat Rafianto kenali. Gaun merah yang membalut sosok itu adalah gaun yang ia belikan untuk sang istri tercinta sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka.

Tidak. Tidak mungkin. Rafianto menggeleng-geleng. Menatap nanar sosok bergaun merah itu dengan perasaan tidak percaya.

"Ap-apa yang terjadi? Kenapa istriku bisa seperti ini?" Rafianto menatap tajam Septian yang berdiri di belakangnya. Meminta penjelasan. "Kenapa Agnia bisa meninggal?!"

Septian mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Pria itu juga tampak terpukul dan ketakutan.

"Saya juga ti-tidak tahu pasti," jawabnya terbata. "Nyonya bersama Tuan Nevano tadi pagi pergi menaiki tebing untuk melihat laut dan tahu-tahu saya dengar Nyonya sudah tenggelam." Pria itu lantas maju selangkah. Sedikit ragu menyerahkan sesuatu yang sejak tadi ia simpan kepada Rafianto. "Saya berharap ini adalah kecelakaan, tapi saya tak sengaja menemukan ini di kamar yang Nyonya tempati, Tuan."

Dengan tangan gemetaran, Rafianto menerima benda yang diberikan Septian. Sehelai kertas. Sudah agak kusut karena lama terkepal dalam genggaman.

Jantung Rafianto serasa diremas-remas tatkala ia membaca sederet tulisan di dalam kertas itu.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang