| 30 |🌹SWMD🌹

32.9K 1.6K 240
                                    

Stay awhile, stay awhile

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stay awhile, stay awhile

Stay here with me
Lay here with me, ayy-ayy, ayy-ayy, oh

Damn, I like me better when I'm with you
I like me better when I'm with you
I knew from the first time, I'd stay for a long time 'cause
I like me better when
I like me better when I'm with you

(I Like Me Better ~ Jaehyun Cover Song From Lauv)

"Papa Tuan memerintahkan Tuan untuk pulang ke rumah sekarang. Beliau ingin membicarakan sesuatu dengan Tuan."

"Pulang?" dengus Nevano sambil memutar bola mata. "Gue nggak mau pulang!"

"Tuan ...."

"Pak, apalagi yang mau dia bicarain? Band gue udah nggak bisa tampil di mana-mana, bahkan nggak bisa ikut festival bulan bahasa kemarin. Gue udah nurutin apa yang dia mau. Belajar? Itu juga udah gue lakuin dan gue dapet nilai bagus pas UTS kemarin, tapi apa? Gue tetep dicaci maki. Orang tua itu nggak pernah sedikit pun ngehargain usaha gue!"

Pak Septian menarik napas panjang, mencoba sabar menghadapi satu lagi kemarahan Tuan Mudanya hari ini. "Saya mengerti, Tuan. Tapi, ini perintah."

Nevano mengepalkan tinjunya. "Perintah, perintah, perintah! Seenaknya dia ngatur terus hidup gue. Lagian saat gue ke sana nanti, paling-paling gue cuma bakal dibanding-bandingin sama anak haramnya lagi!"

Hening sejenak.

"Dan hari ini adalah hari ulang tahun bunda. Ngapain gue pergi ke rumah sialan itu? Lebih baik gue pergi ke makam bunda."

"Tuan Fahlevi sedang sakit. Jadi, papa Tuan juga ingin Tuan datang menjenguknya."

Sekonyong-konyong, Nevano tertawa mendengar ucapan itu. "Seriously? He wants me to do that shit?"

Pak Septian hanya mengangguk.

Tawa Nevano semakin berderai. Lucu sekali, bukan? Apakah papanya sedang bercanda? Menjenguk Levi yang sakit? Itu adalah hal terkonyol yang didengarnya hari ini. Sekalipun Levi meregang nyawa detik ini juga, Nevano belum tentu sudi menginjakkan kaki ke pemakamannya. Jadi jelas menjenguk Levi adalah gagasan paling menggelikan yang diminta oleh papanya.

"Alergen Tuan Fahlevi kambuh semalam. Kemungkinan ada kesalahan saat mengonsumsi makanan."

"Kenapa dia nggak mati aja sekalian?" sungut Nevano kejam. Jangan harap penjelasan Pak Septian tadi akan menumbuhkan perasaan simpatik di hatinya.

Pak Septian tak menjawab. Hanya memandang Nevano dengan tatapan bersahaja layaknya seorang ayah terhadap putranya. Dan Nevano merasa jengkel tiap kali diberikan tatapan seperti itu.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang