| 10 |🌹SWMD🌹

38.3K 1.9K 85
                                    

Mungkin bagi sebagian orang saat melihat Nevano untuk pertama kali adalah pemuda itu memiliki kesempurnaan fisik tanpa cela, kehidupan mewah yang menyenangkan dan segudang keberuntungan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mungkin bagi sebagian orang saat melihat Nevano untuk pertama kali adalah pemuda itu memiliki kesempurnaan fisik tanpa cela, kehidupan mewah yang menyenangkan dan segudang keberuntungan lainnya. Namun, tak banyak yang tahu kalau pemuda itu adalah iblis yang bersembunyi di balik raga manusia. Intimidatif, manipulatif, egois dan berbahaya. Setidaknya, itulah kesan yang Zora dapatkan sejak pertama kali ia mengenal pemuda itu dalam hidupnya.

"Zora ... Kaureen ...." Suara baritone itu menarik perhatian Zora yang baru saja hendak menaiki tangga menuju kelasnya di lantai dua.

Gadis itu mendongak, mendapati seorang cowok bertubuh jangkung, mengenakan seragam yang tak dimasukan, tindikan di salah satu telinga, handband di tangan kanan dan dasi yang dilonggarkan. Cowok itu berdiri dua tangga di atasnya, bersedekap. Menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Ah, Zora mengenalinya.

Cowok itu merupakan si anak sendok emas. Putra sulung dari pengusaha konglomerat, bernama Nevano Abraham. Vokalis band sekolah mereka. Kakak tingkat yang terkenal urakan, badung dan suka buat masalah. Tipe berandalan yang sangat dielu-elukan oleh semua murid perempuan. Namun, Zora tidak menyukainya karena Nevano bukanlah pribadi yang baik.

"Maaf, Kak. Aku mau lewat," gumam Zora ketika Nevano tak juga menyingkir dari hadapannya.

Nevano tak menjawab. Alih-alih memberi jalan untuk Zora, ia justru melangkah turun menghampiri gadis itu. Menghadangnya dengan gestur congkak sementara kedua tangan diselipkan di saku celana.

"Aku mau ke kelas, Kak." Zora mengangkat mata, mengadu tatap dan memasang raut tegas.

Nevano seketika tersenyum, memunculkan lesung di kedua pipinya. Tapi, ia masih tetap bergeming sembari memandangi Zora dengan kedua mata elangnya penuh minat.

Zora menghela napas jengah. Berusaha melewati Nevano di antara susuran tangga, tapi cowok itu lebih dulu menggeser tubuh menghalanginya.

"Gue mau kenalan sama lo," katanya sambil mengulurkan sebelah tangan dan sorakan riuh seketika terdengar di dekat mereka.

Itu suara teman-teman Nevano yang sedang duduk di puncak tangga.

"Woi, No! Pantang liat yang bening dikit lo sosor mulu!"

"Tau nih. Dia itu adek kelas, No. Kasian masih polos."

"Elah, kayak nggak tahu aja sama buaya kita. Kambing tetangga aja diembat asal kelaminnya cewek."

Gelak tawa mewarnai percakapan itu.

Zora mencebik. Mengabaikan uluran tangan Nevano seraya menjawab dalam nada dingin, "Aku tahu kok siapa Kakak."

Nevano menaikkan sebelah alis.

"Kakak yang suka gangguin Levi selama ini, 'kan?"

Ucapan itu menarik sudut bibir Nevano membentuk senyuman lebar. Namun, ia tak menjawab. Hanya kedua matanya yang tampak berkilat senang.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang