| 7 | 🌹SWMD🌹

40K 1.9K 93
                                    

Untuk sepersekian detik, baik Levi maupun Zora hanya bisa mematung dalam posisi saling berpandangan dan ekspresi terkejut yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk sepersekian detik, baik Levi maupun Zora hanya bisa mematung dalam posisi saling berpandangan dan ekspresi terkejut yang sama. Tak ada yang bergerak maupun bersuara, seolah saraf-saraf di tubuh mereka sedang mengalami lumpuh total.

Kata orang, hidup ini selalu dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa kebetulan yang tak bisa diramalkan, tak terduga dan seringnya mengejutkan. Ada yang beranggapan kebetulan itu terjadi karena bentuk dari sebab akibat yang saling bergesekan. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa kebetulan terjadi bukanlah peristiwa tanpa makna, melainkan memiliki tujuan.

Dan di sini, di dalam sebuah ruangan yang luasnya tak sampai sepuluh meter. Terletak sedikit menyudut dari pusat kota. Pada waktu pagi menjelang siang. Levi tak yakin apakah ini hanyalah sebuah kebetulan dirinya bisa bertemu lagi dengan Zora, atau justru semua ini adalah permainan takdir yang sengaja ingin memporak-porandakan kepingan hatinya yang tersisa? Entahlah. Pemuda itu terlalu kacau untuk mengambil kesimpulan.

"Oh ya, Tuan. Jadinya mau pesan apa?" Pelayan wanita itu tiba-tiba menyela seraya kembali menghampiri Levi yang masih membeku memandangi Zora.

Pemuda itu seketika tersentak, lantas mengalihkan pandang. Buru-buru ia bangkit. Selera makannya lenyap. Ia tak tahu harus bereaksi bagaimana. Semuanya terlalu mengejutkan dan ia tak pernah mengharapkan kebetulan ini terjadi. Sama sekali tidak pernah.

"L-Levi?" Suara lirih itu sedikit menahan gerakan Levi yang sedang bergerak mendorong pintu.

Namun, Levi memilih melanjutkan langkah. Meski benar mungkin gadis itu memang Zora, ia tak peduli. Baginya, Zora yang ia cintai sudah mati. Jadi, bertemu kembali dengan gadis itu takkan mengubah apapun yang telah terjadi.

Sesampainya di luar, Levi tampak tergesa-gesa menuju mobilnya terparkir. Gemuruh jantung pemuda itu seolah merefleksikan betapa kalut perasaan yang dirasakannya sekarang. Ia hanya ingin pergi dari sini secepatnya. Menghindari Zora sejauh mungkin. Dari sekian banyak kemungkinan dan kebetulan yang bisa terjadi, bertemu lagi dengan gadis itu adalah hal yang tak pernah diharapkannya.

Sementara itu, dari balik jendela di dalam restoran, Zora hanya bisa tertegun memandangi kepergian Levi. Ia ingin sekali mengejar, tapi rasa malu dan tahu diri membuat gadis itu mengurungkannya. Pemuda itu terlihat sangat baik-baik saja. Ia sudah tumbuh dewasa dan sangat jangkung, hingga Zora nyaris tak mengenalinya. Sayang, sorot benci yang terpancar dari kedua netra Levi mau tidak mau membuat hati Zora teriris.

"Kamu atau aku ... semuanya udah berakhir, Zora. Pergilah. Atau aku aja yang memang sebaiknya pergi."

"Levi, please, aku akan jelasin."

"No. Don't dare to explain anything! Kamu tahu betapa muaknya aku sama semua ini dan kamu malah membuatnya jadi makin sempurna!"

Zora menunduk. Kilasan balik percakapan terakhir mereka menyisakan perasaan pedih yang sukar untuk diutarakan.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang