| 24 |🌹SWMD🌹

44.8K 2.1K 192
                                        

"Ayo, masuk!" Nevano membuka pintu mobil BMW miliknya yang terparkir di halaman depan cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayo, masuk!" Nevano membuka pintu mobil BMW miliknya yang terparkir di halaman depan cafe. Matanya memberi isyarat pada Zora agar segera naik.

"Bilang dulu kita mau ke mana." Zora menatapnya tajam. Ia tentu tak ingin sembarangan mengikuti perintah pemuda itu. "Aku nggak akan naik kalo kamu nggak mau bilang."

Nevano mengembuskan napas kasar. "Bukannya kita perlu bicara malam ini?"

"Ya, terus di mana?"

"Di suatu tempat. Nanti juga lo tau. Udah cepet naik. Atau lo mau gue gendong biar nggak bisa ngelawan?"

Netra bulat Zora seketika membola. Dilihatnya mimik Nevano sama sekali tidak bercanda. Pemuda itu tampak sedang dalam mode serius. Jadi daripada mendapat masalah, akhirnya Zora pun memilih masuk ke mobil. Ia sedikit menggerutu, sebab lagi-lagi tak bisa melawan paksaan Nevano.

Nevano langsung menutup pintu begitu Zora telah berada di dalam dan menyusul masuk. Ditatapnya Zora yang tampak diam saja dengan wajah tak bersemangat. "Pasang seatbelt-nya."

"Sebenernya kita mau ke mana sih? Bicara di sini aja bisa, 'kan? Aku nggak mau ke tempat yang aneh-aneh."

"Kenapa? Lo takut gue perkosa?"

"Kenapa kamu kalo ngomong suka banget sembarangan?" Pelotot Zora kesal.

Nevano tak menjawab. Ia malah memajukan badan ke arah gadis itu hingga wajah mereka saling berdekatan. Zora refleks mendelik kaget atas tindakan tak terduga itu. Bisa ia rasakan napas hangat Nevano menerpa wajahnya, sementara aroma musk yang menguar dari tubuh pemuda itu seolah membekukan otak Zora selama beberapa detik. Zora menelan ludah. Apa-apaan ini? Kenapa ia bisa jadi gugup seperti ini?

"Nga-ngapain kamu!" seru Zora akhirnya dengan napas tertahan. Jantung gadis itu serasa berdentum-dentum tak karuan dalam rongga dada. Kedua tangannya terkepal, siap untuk memukul kepala Nevano jika pemuda itu mulai bertingkah aneh-aneh.

Nevano mengulum senyum seraya mengulurkan tangan, menarik seatbelt yang berada di samping Zora.

"Ngarep banget ya lo gue cium?" ejeknya sambil memasangkan sabuk pengaman tersebut ke tubuh Zora. Setelah itu ia memundurkan kembali badannya ke posisi tegak.

Zora merasakan pipinya memanas. Pasti sekarang wajahnya sudah merah padam. Gadis itu menggigit bibir. Sedikit malu dan jengkel. "Lagian kenapa kamu tiba-tiba begitu? Mana aku tahu kamu mau pasang seatbelt. Aku juga bisa pasang sendiri kok, nggak perlu kamu pasangin."

Nevano cuma menyunggingkan seringai mengejek. Ia lantas menyalakan mesin mobil. Lalu, membawa mobil mereka menyusuri jalan raya di depan sana. Hujan gerimis telah mereda, menyisakan udara sejuk yang sedikit menembus tulang.

Sepanjang perjalanan, Nevano tak berkata apa-apa. Pandangannya lurus ke depan, sementara sesekali tangannya sibuk memutar-mutar audio player, mencari lagu yang enak untuk didengarkan.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang