| 53 |🌹SWMD🌹

24.7K 1.2K 540
                                    

Absen dulu, yuk. Yang nungguin cerita ini update 🙋

It's so sweet, knowing that you love me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's so sweet, knowing that you love me.
Though we don't need to say it to each other, sweet...
Knowing that I love you, and running my fingers through your hair.
It's so sweet...

(Cigarettes After Sex ~ Sweet)

"Ayo, kita menikah, Zora."

Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Zora sepanjang hari itu. Sepanjang Zora membuka mata dan terbangun dari tidurnya.

Gadis itu bahkan sudah membersihkan diri dalam bathub selama nyaris satu jam. Memasang instrumental klasik kesukaan pada speaker phone. Menghidu lilin aromatherapy yang ia bakar dan diletakkan di atas lemari nakas. Melihat bagaimana sinar mentari pagi menyusup masuk melalui jendela dan membias di langit-langit membentuk pola kristal temaram.

Namun, Zora masih saja belum bisa mengenyahkan kalimat itu dari pikirannya.

Oke, satu hal yang rasanya janggal.

Sepanjang Zora mengenal Nevano, pemuda itu memang tipikal pribadi yang spontanitas, impulsif dan sulit ditebak. Namun, tak pernah terbayangkan Nevano bisa mengatakan kalimat ingin menikah, mengingat menyatakan sesuatu tentang cinta saja, Zora masih merasa belum sepenuhnya percaya. Apalagi soal menikah!

Gadis itu lantas menggelengkan kepala, lalu memilih menyudahi acara mandi berendamnya. Ia meraih bathrobe dan menyampirkan ke tubuh seraya beranjak dari bathtub. Saat ini Zora memang masih berada di villa milik bunda Nevano. Ia tidak langsung pulang lantaran Nevano memaksanya untuk menginap. Dan untuk meredakan kegusaran Zora akan Zia, rupanya Nevano diam-diam telah memerintah Pak Septian agar membawa Zia menyusul kemari.

Zia pun tiba sekitar pukul delapan malam. Sebenarnya Zora masih belum bisa tenang dengan perjalanan Zia ke tempat ini. Sebab, adik perempuannya itu masih dalam tahap pemulihan operasi. Namun, rupanya Zia merasa begitu bergembira ketika sampai. Gadis remaja itu tak henti-henti berseru girang menyadari betapa indah pemandangan serta bangunan villa yang ia datangi. Zora bahkan sampai harus memperingatkan Zia supaya gadis itu berhati-hati karena terus-terusan mengitari bangunan villa kelewat semangat.

Ketika itu ponsel Zora yang masih memutar musik, tiba-tiba berdering. Gadis itu dengan segera mengambil ponsel pintarnya dari atas nakas dan sedikit menggigit bibir melihat nama Alin tertera di layar.

Sahabatnya satu itu pasti sudah mendengar apa yang terjadi di kantor kemarin, bagaimana peristiwa Nevano mencium Zora di lobi dan benar-benar berhasil mengundang kehebohan. Zora bahkan sampai tidak berani membuka chat grup kantor karena ingin menghindari berbagai pertanyaan. Dan jelas sekali Alin menelepon Zora pagi ini untuk menuntut jawaban.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang