[Cerita pilihan reading list @wattpadromanceID kategori Dangerous Love periode Agustus 2022]
(Dark Romance)
Zora Kaureen tak menyangka akan bertemu kembali dengan Nevano Abraham yang menjadi CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Kehadiran Nevano bena...
Gaess, karena ini sudah bab akhir, boleh ga aku minta satu permintaan untuk kencengin votenya dan kasih komentar di setiap paragraf, atau sebanyak yg kalian bisa sebagai bentuk apresiasi karena cerita ini finally tamat?
Kalau bab ini vote n komennya rame, aku bakal tambah bab epilog dan langsung ku upload di sini untuk kalian, bukan di Karyakarsa. Gimana, oke ga?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You and I (don't let go) were alive (don't let go) With nothing to do, I could lay and just look in your eyes Wait (don't let go) and pretend (don't let go) Hold on and hope that we'll find our way back in the end
Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten About you?
(The 1975 ~ About You)
❣
Pernah dengar istilah waktu akan menyembuhkan luka?
Katanya, saat terluka tubuh akan melewati empat fase penyembuhan sampai benar-benar pulih. Di mana empat fase ini sering disebut sebagai Fase Hemostatis, Inflamasi, Proliferasi dan Maturasi. Dan jika berbicara mengenai empat fase tersebut, tubuh tetap membutuhkan jeda waktu terkonsistensi antara satu fase dengan fase lain sampai proses penyembuhan benar-benar tuntas.
Jadi dengan kata lain, waktu sangat berperan dalam proses penyembuhan luka di tubuh seorang manusia.
Namun bagi Nevano, dirinya mungkin merupakan sebuah pengecualian. Mungkin luka di pergelangan tangannya akan melalui empat fase tersebut untuk benar-benar sembuh, tetapi jelas luka yang telah lama menggerogoti hatinya selama ini, tak perlu melewati empat fase itu. Sebab, ia hanya perlu satu fase untuk proses penyembuhan luka hatinya ... yaitu kehadiran Zora.
Dan ketika gadis itu tiba-tiba saja muncul, lalu berlari ke dalam pelukan Nevano dengan penuh linangan air mata, pemuda itu sampai tak bisa lagi berkata-kata. Seolah-olah, apa yang sedang terjadi di hadapannya seperti mimpi yang tiba-tiba menjadi kenyataan.
"Kamu nggak papa? Kamu baik-baik aja, 'kan?" Gadis itu memeluk Nevano erat. Bertanya dalam kepanikan dengan vokal yang setengah mati Nevano rindukan.
"Aku denger berita kamu semalam dan aku khawatir banget. Ya ampun, Nevano. Kamu kenapa sih? Kenapa kamu ngelakuin itu?"
Nevano menelan ludah. Napasnya serasa tersekat di tenggorokan. Demi Tuhan, ia tidak mengerti dengan semua ini. Apakah Zora yang ada di hadapannya ini adalah hal yang nyata? Apakah ini bukan sekadar imajinasinya?
"Tolong, jangan begini lagi ya. Aku nggak sanggup kalo sampe kamu ngelukain diri kamu lagi."
Tapi ketika Zora kemudian meraih tangan Nevano yang diperban, lalu membelainya pelan-