| 57 |🌹SWMD🌹

23.2K 979 216
                                        


"Ngelipetnya tuh gini, Kak Alin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngelipetnya tuh gini, Kak Alin. Bukan kayak gitu."

Mungkin itu adalah kalimat yang sudah nyaris enam kali Zia lontarkan ketika mempraktikkan cara melipat kertas origami berwarna merah muda itu pada Alin, yang malam itu datang berkunjung ke rumah menemaninya.

"Lipat secara diagonal."

Oke, yang ini juga sudah empat kali Zia ucapkan.

"Pokoknya lipat ujungnya itu full, jangan setengah. Nanti yang ada bukan jadi burung, malah jadi pesawat."

Dan yang satu ini Zia ucapkan dengan kesabaran yang sudah setipis kertas.

Alin mengembuskan napas, merasa jengkel. Lipatan yang sudah ia buat, terpaksa harus diulang lagi dari awal.

"Kayak gini, maksudnya?" ucap wanita berambut sebahu itu kemudian, menatap Zia dengan sangsi.

Zia diam sebentar sebelum mengangguk. "Iya, abis itu lipat diagonal lagi di ujung yang satunya."

Alin menurut.

"Terus buka lagi lipatannya dan bikin lipatan baru berbentuk persegi kayak gini." Zia lagi-lagi dengan cekatan kembali memberi contoh. "Setelah itu, buka lagi dan bikin lipatan persegi kedua di sisi yang lain."

"Buset, susah banget!" keluh Alin yang sudah tidak tahan. "Nyerah deh, nyerah!"

Zia kontan tertawa. "Masa gitu aja nyerah sih, Kak?"

"Nggak! Gue nggak bisa! Capek, ribet bikinnya!"

Zia sekali lagi tertawa.

Sejak kedatangannya kemari, Alin memang diminta Zia agar membantunya membuat origami yang Zia bilang sebentar lagi berjumlah seribu. Namun, bukan Alin namanya jika wanita itu tak terus-terusan membuat kesalahan. Sebab, Alin tergolong seseorang yang benar-benar noob alias tidak pandai jika disuruh mengerjakan kerajinan tangan seperti ini.

Dan kedatangan Alin malam ini juga memang atas permintaan Zora yang tadi sore mengatakan, kalau ia ingin pergi ke suatu tempat karena ada urusan. Jadi di sinilah Alin menemani Zia malam ini, sekaligus berniat untuk ikut merayakan ulang tahun gadis yang sebentar lagi berusia 15 tahun itu tengah malam nanti.

"Mending Kak Alin bantuin ngegantungin origami-nya aja, ya? Susah banget, Zia. Tangan Kak Alin pegel mau lipet-lipet kertasnya. Salah mulu dari tadi," gerutu Alin sambil cemberut.

Masih tertawa, Zia pun kemudian mengangguk. "Ya, udah. Kak Alin bantuin tulisin wishlist aku aja di kertas origaminya. Tulisan Kak Alin 'kan bagus."

"Sini mana wishlist-nya? Kak Alin tulisin sekarang."

Zia lantas meraih sebuah buku notes berisi wishlist yang pernah ia tulis beberapa waktu lalu dari atas meja dan menyerahkannya pada Alin.

Stuck With Mr. Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang