Part 21

67.2K 7.9K 335
                                    

***

Valerie kini sedang berada ditengah dilapangan sekolah, karena kelasnya sedang jam olahraga.

"Ini pak gurunya kemana sih?! Lama banget gak muncul-muncul, mana panas banget lagi" protes Fhya sambil mengibaskan tangannya ke arah wajah.

"Ngeluh mulu idup lo!" balas Valerie yang sibuk mengikat tinggi rambutnya.

"Rese bat tuh guru! udah 30 menit kita disini dan dia belum nongol juga" kesal Hesyam, sedangkan Chandran yang berada disebelahnya sibuk menatap Valerie dari tadi.

Tak lama kemudian datanglah seorang guru pria yang merupakan guru olahraga mereka.

"Maaf atas keterlambatan saya, jadi karena guru olahraga yang satu lagi sedang izin dan tidak bisa mengajar. Hari ini kelas kalian akan gabung dengan kelas lain" terang sang guru. Diikuti dengan kedatangan Dava dan teman kelasnya.

"Oke! karena semuanya sudah hadir sekarang kita mulai saja. Materi hari ini adalah permainan Bola Volly, jadi untuk pemanasannya silahkan cari pasangan kalian kemudian bergatian untuk memukul dan melempar bola cowok sama cewek yah, pasangannya disilang jangan cewek sama cewek" jelas sang guru kemudian semua murid pun sibuk mencari pasangan.

"Valerie, lo bareng gue aja. Nanti Fhya bareng Hesyam" ucap Chandran.

"Cielah! Gercep amat masnya" ejek Hesyam

"Okedeh!" jawab Valerie kemudian mendekat ke arah Chandran, dan Fhya ke arah Hesyam.

Dava yang melihat Valerie bersama Chandran. Membuang pandangannya sambil berdecak kesal.

Tiba-tiba seorang gadis mendekatinya

"Dava, kita bareng yah? Yang lain udah punya pasangan semua" ucap Naya malu-malu

"Hm" balas Dava dingin

Valerie yang melihat adegan itu dari jauh hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Sesuai alur Novel, Dava berpasangan dengan Naya, dan dari sinilah awal kedekatan mereka nanti. Ternyata semuanya berjalan sesuai alur.

Semua murid mulai melakukan pemanasan dan bergantian memukul bola dengan pasangan masing-masing.

Sedang asik memukul dan melempar bola bersama Chandran, tiba-tiba saja Valerie merasakan sakit di kepalanya.

Bola yang di pegangnya jatuh karena tangannya sibuk menekan kepalanya yang mendadak sakit. Pandangannya berkunang dan kemudian jatuh tak sadarkan diri.

"VALERIE!" teriak Chandran panik lalu berlari menangkap tubuh Valerie yang jatuh pingsan.

Teriakan Chandran membuat semua orang menoleh padanya. Dava dan yang lain menoleh terkejut saat melihat Valerie yang sudah tak sadarkan diri dalam pelukan Chandran.

"Valerie!" teriak Fhya, Altair dan Akhtar bersamaan lalu berlari mendekat diikuti yang lainnya.

Dava menorobos kerumunan orang yang mengelilingi Valerie dan Chandran. Dia langsung merebut Valerie dari pelukan Chandran dan menggendongnya sambil berlari menuju Uks.

Dava sangat panik! Jantungnya berdebar cemas saat melihat wajah pucat Valerie yang berada dalam gendongnya. Sedangkan Fhya dan teman-temannya mengikutinya dari belakang.

Setibanya diUks dia langsung membaringkan Valerie diatas tempat tidur dan membiarkan dokter piket memeriksa Valerie.

"Adik saya kenapa Dok?" Tanya Altair.

"Kayaknya dia dehidrasi makanya pingsan, sebentar lagi akan sadar" jawab Dokter.

Mereka yang mendengar penuturan dokter mulai sedikit tenang, tapi rasa cemas mereka belum hilang sebelum melihat Valerie sadar, Fhya bahkan sudah mulai menangis.

Fhya sangat ketakutan melihat Valerie tak sadarkan diri, dia takut Valerie kenapa-kenapa. Dia a takut sahabatnya itu kembali tertidur panjang seperti dulu.

Akhtar menatap lekat-lekat ke arah Valerie sambil menggempalkan tangannya. Hatinya sakit melihat wajah pucat Valerie, padahal selama ini dia selalu mengacuhkan adiknya itu.

Tapi kali ini dia benar-benar tidak bisa menyangkal perasaanya bahwa dia juga khawatir dan takut kehilangan Valerie.

Sedangkan Dava dan Chandran menatap lekat pada Valerie sambil berharap cemas menunggu Valerie sadar.

Halil dan Hesyam sudah kembali kelapangan untuk menyampaikan pada guru bahwa teman mereka yang lain, izin untuk menemani Valerie yang belum sadar diuks.

Sekitar 1 jam kemudian Valerie akhirnya tersadar...

"Vee gimana perasaan lo sekarang? Ada yang sakit? Atau lo butuh sesuatu?"

"Gue nggk papa. Maaf udah buat khawatir" jawab Valerie.

"Kamu kenapa bisa pingsan?" tanya Altair cemas

"Kepala aku tiba-tiba sakit terus gak sadar" jawab Valerie santai.

"Lain kali kamu gak usah ikut jam olahraga lagi, kamu kan Baru sadar dari koma. Keadaan tubuh kamu belum sepenuhnya membaik" ujar Altair.

Sedangkan Valerie hanya diam tidak membantah ataupun mengiyakan ucapan abangnya itu. Dia mengerti bahwa mereka semua khawatir padanya jadi ia memilih untuk diam.

"Lo pulang aja, gak usah ikut pelajaran dulu" ucap Akhtar tiba-tiba membuat Valerie langsung menatapnya.

"Gak apa-apa kok, kepala gue juga udah gak sakit lagi. Gue mau masuk kelas aja"

Akhtar berdecak kesal. "Nurut aja kenapa sih?! Pokoknya lo harus pulang, buat gue yang anter"

Setelah mengatakan itu, Akhtar mendekat ke arah Valerie dan langsung menggendongnya.

"Eh eh! Gue bisa jalan kok. Nggak usah digendong"

"Diem!"

Valerie terdiam dan memutar mata malas. Karena malas berdebat, dia akhirnya mengalungkan tanganya ke leher akhtar dan menyembunyikan wajahnya pada dada abangnya itu.

Dia malu digendong seperti ini apalagi banyak murid lain yang melihatnya sepanjang jalan.

Valerie tidak tau saja bahwa Dava juga menggendongnya seperti itu tadi.

Melihat Akhtar sudah membawa Valerie, Altair hanya menghela napas kemudian meminta tolong pada Fhya untuk menyampaikan izin Valerie kepada guru dan kedua temannya untuk menyampaikan izin dirinya sendri dan Akhtar, kemudian berlari menyusul kedua saudaranya untuk pulang ke rumah.

Setelah kepergian Valerie, Fhya kembali ke kelasnya, meninggalkan Dava dan Chandran yang masih berada dalam Uks.

"Maksud lo apa tiba-tiba ngerebut Valerie dari pelukan gue?!" Tanya Chandran.

Alis Dava terangkat. "Menurut lo?"

Chandran terkekeh sinis. "Jangan jilat ludah sendiri Dav! Gue udah bilang kan?! Gue suka ama Valerie dan sekarang lo udah bukan tunangan Valerie, jadi gue minta stop jadi penghalang antara gue dan Valerie"

Chandran kemudian pergi meninggalkan Dava yang mengepalkan tangan menahan emosi.

...

Choose A Way Of Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang