***
Setelah makan malam bersama dirumah Dava. Valerie kini sedang dalam perjalan pulang kerumahnya diantar oleh Dava.
Valerie merasa aneh dengan sikap Dava, semenjak dirumahnya tadi ketika mereka makan malam bersama, Dava terus menatapnya dengan tatapan sendu yang tidak Valerie mengerti kenapa.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat didepan gerbang rumah Valerie. Saat akan membuka pintu mobil, pergerakan Valerie terhenti karena Dava menahan tangannya.
"Kenapa Dav?" bingung Valerie
"Maaf"
"Hah?"
"Maafin gue Valerie! Maaf atas segala perlakuan kasar gue ke elo selama ini"
Valerie yang mendengar permintaan maaf tiba-tiba dari Dava itu terdiam bingung, ia tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Setelah beberapa saat terdiam, dia akhirnya berkata. "It's okay Dav! Gak usah dibahas lagi, udah lewat juga"
Sebenarnya Dava belum berbuat salah apa-apa padanya selain dengan mengacuhkan Valerie yang asli selama ini karena alur novelnya baru saja dimulai.
"Valerie tolong kasih gue kesempatan buat nebus semuanya ke elo"
"Maksud lo?"
"Gue suka ama elo Valerie"
Valerie tertegun mendengar pengakuan Dava itu."Dav gue.."
"Valerie gue mohon, Kasi gue kesempatan kedua kayak keluarga elo. Gue janji bakal nebus segalanya dan berusaha buat bahagiain lo mulai sekarang"
"Gue dan elo udah selesai" ujar Valerie pelan membuat Dava tertegun dan menatapnya sendu. "Gue udah maafin elo, tapi tolong gak usah bahas masalah hubungan kita yang udah berakhir itu"
"Valerie please! I will do anything for you. Gue cuman butuh satu kesempatan lagi, dan gue bakal buktiin kalo kali ini kisah kita bakal berakhir bahagia"
"gak semudah itu Dava, takdir lo bukan gue" batin Valerie
"Dava, asal lo tau? Disni! (Valerie memegang dadanya) hanya tersisa setengah hati gue aja, karena setengahnya lagi pernah gue kasi ke lo, tapi lo hancurin. Dan sekarang dengan lo meminta kesempatan kedua itu sama aja dengan lo meminta setengah hati gue yang tersisa ini. Kalo gue ngasih hati ini lagi buat lo, gak ada yang bisa jamin kalo lo gak bakalan hancurin ini lagi." ujar Valerie menatap langsung ke arah mata Dava yang sudah memerah. "Seseorang bisa tinggal dirumah yang rubuh, bermain dengan mainan yang usang, tapi lo gak bakalan bisa mencintai dengan hati yang rusak. Dan hati gue udah rusak karena elo Dav!" Valerie memandang Dava dengan mata berkaca-kaca.
Valerie tiba-tiba merasa dadanya sesak, ia sedih, hatinya sakit melihat tatapan Dava. Ia tidak tahu apakah ini perasaanya sendiri atau perasaan Valerie yang asli.
"Valerie gua bakalan kasih setengah hati gue buat lo, buat perbaikin hati lo yang rusak karena gue. Lo hanya harus diam dan tunggu gue buat gapai elo lagi, kali ini biarin gue yang perjuangin elo" ucap Dava sambil menggengam erat tangan Valerie dengan mata merah dan berkaca-kaca menahan tangis.
Mendengar perkataan pria itu, air mata Valerie luruh begitu saja. Valerie membuang pandangannya ke arah luar enggan menatap mata Dava yang menatapnya penuh harapan.
"Kenapa hati gue sakit lihat Dava kaya gini. Kenapa perasaan gue kayak gini? Perasaan milik siapa ini? Valerie ini perasaan elo atau perasaan gue sendiri?" batin (Valerie/agnes)
🎊🎊🎊
Valerie kini sudah berada didalam kamarnya, berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Banyak hal yang sedang gadis itu pikirkan, mulai dari sikap Naya yang ternyata tak sepolos seperti yang diceritakan di novel, Dava yang acuh pada Naya, Pengakuan Dava yang menyukainya dan terakhir rasa sakit yang sering ia rasakan pada kepalanya.Valerie tidak pernah berniat untuk mengacaukan alur novel mengenai kisah cinta Dava dan Naya. Dia hanya ingin merubah alur hidup Valerie sang antagonis menjadi happy ending seperti karakter yang lain. Tapi mengapa jadi seperti ini? Kenapa alurnya mulai keluar dari jalur yang seharusnya. Dan bagian terpenting dari semua itu adalah apakah ia benar-benar bisa menghindari kematian? Ia yakin bisa menghindari kematian akibat bunuh diri seperti yang ada di alur novel, tapi ia tidak yakin pada penyebab kematian yang lainnya.
Semenjak pingsan dilapangan sekolah waktu itu, Valerie mulai sering merasakan sakit dikepalanya. Awalnya ia tidak terlalu peduli karna ia pikir itu hanya sakit kepala biasa. Tapi makin kesini, hal itu makin sering terjadi dan membuatnya cemas akan dirinya sendiri.
"Kenapa begini sih? Ya ampun!!! Ribet banget hidup gue!!!" racau Valerie sambil mengacak-acak rambutnya.
...
Hari ini Chandran sudah mulai bersekolah seperti biasanya dan sedang berada didalam kelas.
"Gimana? Udah baik lo?" tanya Hesyam yang hanya ditanggapi oleh anggukan kepala Chandran.
Pintu kelas terbuka dan menampakkan gadis cantik yang melangkah masuk.
"Eh hai Chandran! Gimana keadaan lo sekarang?" sapa Valerie yang membuat Chandran lantas melebarkan senyumnya.
"Gue udah baik-baik aja Vee, makasih udah peduli!" jawab Chandran.
Hesyam yang mendengar jawaban manis Chandran itu hanya bisa memutar mata kesal. Chandran benar-benar kampret, dirinya yang tadi bertanya hanya dibalas anggukan acuh, sedangkan pertanyaan Valerie ia jawab dengan manis, sambil senyum pula cih.
"Syukur deh!" lega Valerie
"Syukur apaan?" Fhya tiba-tiba muncul dari belakang Valerie hingga membuat gadis itu terkejut dan refleks memukulmya.
"Aw!! Kampret lo Vee!!" maki Fhya ambil mengelus bahunya yang kena pukul.
"Anjir! Gue kaget bego!" kesal Valerie
"Sante aja dong! Gak usah pake mukul"
"Refleks! Sorry beb" ucap Valerie sambil cengengesan yang hanya ditanggapi delikan maut dari Fhya.
"Lo ngomongin apa sih tadi?"
"Itu si Chandran udah masuk sekolah" tunjuk Valerie pada Chandran.
"Oh, hai Chan! Udah sehat lo?" tanya Fhya
"Iya" jawab Chandran dengan senyum tipis.
Valerie dan Fhya pun mendudukan dirinya dikursi mereka masing-masing, sambil menunggu guru masuk dan memulai pembelajaran.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...