Part 9

75.4K 9.2K 93
                                    

***

Setelah merasa puas menangis, Valerie melanjutkan langkahnya menuju toilet untuk mencuci wajahnya.

Pada saat bercermin dia melihat matanya yang memerah dan membengkak akibat menangis terlalu lama. Dia tidak bisa kembali ke kelas dengan keadaan seperti ini, Fhya pasti akan khawatir jika melihatnya.

Karena tidak ingin membuat sahabatnya khawatir dia akhirnya mengirimkan pesan ke Fhya dengan alasan sakit kepala dan akan beristirahat di UKS sekolah.

Lain halnya dengan Dava, pria itu langsung kembali ke kelas. Kelasnya memang sedang Free class karena guru yang seharusnya mengajar katanya sedang izin karena sakit.

Dava masuk kedalam kelas dengan wajah yang seperti menahan marah, membuat teman-temannya bingung. Karena sebelum keluar kelas tadi, dia baik-baik saja, lalu kenapa setelah kembali ekspresinya berubah seperti itu.

"Kusut amat tuh muka" celutuk Halil

"Lo kenapa Dav?" tanya Akhtar

"Nope" jawab Dava singkat, kemudian terdiam.

Dia kembali memikirkan perkataan Valerie, setiap mengingat kejadian tadi perasaannya semakin tak nyaman. Dia mulai berpikir apakah semua kelakuannya terhadap Valerie selama ini benar-benar sudah kelewatan.

"Argh!! Sial" umpatnya tiba-tiba.
Membuat teman-temannya terkejut

"Lo kenapa sih?" Tanya Altair.

Dava tetap saja diam tak ada niat menjawab peryanyaan tersebut. Halil, Akhtar dan Altair yang melihat kelakuan Dava itupun ikut terdiam. Mungkin Dava sedang dalam suasana hati yang kurang baik, pikir mereka.

Selang beberapa saat ponsel Dava berbunyi, ternyata mamanya yang menelpon. Orang tua Dava memang sudah hampir 3 bulan berada di Inggris karena urusan bisnis. Itu sebabnya ketika Valerie dirawat di rumah sakit mereka tidak pernah datang menjenguknya, tetapi mereka selalu menyuruh Dava untuk kerumah sakit menamani sang tunangan. Dava hanya mengiyakan suruhan kedua orang tuanya tanpa melaksanakannya.

"Halo sayang" ucap mama Dava

"Hm Kenapa Mah?"

"iih kamu kok gitusih responnya, kamu nggak kangen sama mamah?" protes Mama Dava

"Dava masih disekolah, kalau nggak ada yang penting Dava tutup yah?"

"Ehhh tunggu dulu, kamu nih kebiasaan deh. Mama masih mau ngomong juga, lusa mama sama papa udah balik ke-indo jadi malamnya kita langsung Dinner yah, jangan lupa ajak calon mantu mama, aduhhh mama tuh kangen banget ama Valerie. Mama udah coba hubungin dia tapi kayaknya dia ganti nomer deh, jadi kamu jangan lupa yah kasi tau ke dia, Awas yah kalau sampe nggak. Mama cuma mau bilang itu, udah dulu yah sayangnya mama dahhh"

"Hm" balas Dava singkat sebelum mengakhiri panggilan telpon tersebut.

Dava mulai berpikir kira-kira bagaimana reaksi sang mama nanti ketika tau jika Valerie ingin membatalkan pertunangan mereka. Pasti mamanya akan menyalahkannya, dan menangis lebay seperti ketika ia memaksanya menerima pertunangannya dengan Valerie dulu.

Mama Dava memang sangat menyukai dan menyayangi Valerie sudah seperti anak sendiri. Memikirkan reaksi mamanya saja sudah membuatnya pusing apalagi jika hal itu benar-benar terjadi, Bisa-bisa ia diusir oleh papanya karena membuat mamanya menangis.

Dava hanya bisa menghela napas kasar untuk saat ini.

...

Saat bell istrahat berbunyi, Fhya bergegas keluar kelas menuju UKS untuk melihat keadaan Valerie yang tadi mengiriminya pesan jika sedang sakit kepala dan beristirahat disana.

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang