***
Valerie duduk sendiri pada salah satu meja yang berada di kantin rumah sakit itu. Ia duduk sambil memakan pelan makanan yang ia pesan tadi, hingga tak lama kemudian seorang gadis muda seumuran dirinya datang menghampiri.
"Permisi, aku boleh duduk disini?" tanya gadis itu membuat Valerie mendongak melihatnya.
"Ah iya, duduk aja" balas Valerie.
Gadis itu tersenyum kemudian duduk dan mulai memakan makanannya. Ke-dua gadis itu makan dalam suasana hening, hingga tak lama kemudian salah satu dari mereka memulai percakapan.
"Nama kamu siapa? Aku Nadin" gadis itu memulai percakapan.
Mendengar ucapan gadis itu, Valerie langsung menatapnya dan tersenyum. "Aku Valerie, Salam kenal Nadin"
Nadin ikut tersenyum ketika melihat senyum gadis didepannya itu. "Salam kenal Valerie, Kamu kenapa disini? Kamu sakit?"
"Bukan aku, temen ku yang sakit. kalo kamu?" Valerie balik bertanya.
Nadin terdiam sebentar, raut wajah gadis itu tiba-tiba berubah menjadi muram. "Sama, temen aku juga lagi sakit. Dia ketabrak mobil karena nyelamatin aku" jawabnya setengah berbisik.
Wajah Valerie berubah kaget, saat mendengar jawaban Nadin. Valerie seketika merasa bersalah karena telah bertanya seperti itu. "A-ah maaf aku gak tau!" katanya tak enak hati.
Nadin kembali menatap ke arah Valerie saat mendengar kata maaf dari gadis itu. "Kok minta maaf sih? gak apa-apa kok"
Entah mengapa Nadin merasa Valerie adalah gadis yang baik. Padahal mereka baru saja bertemu dan berkenalan, Namun entah mengapa dirinya merasa nyaman berada didekat gadis itu.
Nadin terus menatap Valerie, sebelum kemudian kembali berujar. "Valerie kamu mau denger cerita aku? Aku gak tau mau cerita ke siapa, temen aku cuman satu dan dia lagi koma sekarang"
Valerie menatap wajah sendu Nadin, kemudian tersenyum kecil dan menganggukkan kepala. "Kalo kamu merasa nyaman cerita ke aku, gak apa-apa kok cerita aja"
Mendengar persetujuan Valerie, Nadin sontak tersenyum tipis lalu kemudian mulai bercerita. "Temen aku yang ketabrak itu cowok, namanya Daniel"
"Daniel beberapa kali nyatain perasaanya ke aku, tapi aku selalu nolak dia. Aku memiliki ketakutan untuk memulai sebuah hubungan, aku takut berpisah---- ah lebih tepatnya aku takut ditinggalin dan ninggalin orang yang aku sayang" lanjut Nadin dengan nada yang terdengar mengejek dirinya sendiri.
Valerie tertegun mendengar ucapan Nadin, karena ia juga sedang dalam keadaaan yang sama, ia juga merasakan perasaan takut itu.
"Aku selalu mikir kalo Daniel itu lebih cocok sama cewek lain yang suka sama dia, aku selalu ngedorong dia ke cewek lain dan nolak dia, I'm stupid, right? " Nadin terkekeh miris ketika mengingat kebodohannya itu.
Valerie hanya diam dan terus mendengarkan cerita Nadin.
"Entah mengapa aku selalu khawatir tentang masa depan, sampai akhirnya aku sadar bahwa aku terlalu banyak berpikir tentang sesuatu yang belum pasti terjadi, tapi kayaknya aku udah terlambat. Disaat aku udah mastiin perasaan dan yakinin diri aku buat nerima Daniel. Dia... dia koma karena aku, karena nyelametin orang yang selalu nolak dia. Hari ini tepat setahun Daniel koma, dan kata dokter... dia udah gak ada harapan. A-aku---" Lanjut Nadin tertunduk dan mulai terisak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...