***
Valerie duduk melamun disalah satu bangku taman komplek rumah.Hari Minggu ini, dia memang bangun lebih pagi tidak seperti minggu lalu. Gadis itu duduk mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan akibat lari pagi.
Hingga seorang pria muda datang dan duduk disebelahnya. "Hai Valerie"
Valerie menoleh terkejut. "Eh, Hai kak! Kok bisa disini?"
Pria itu tertawa kecil ketika melihat ekspresi kaget Valerie yang menurutnya lucu. "Lo gak tau yah? Kita satu komplek perumahan, cuman beda blok aja."
Valerie semakin membulatkan mata ketika mendengar ucapan pria itu. "Masa sih? Gue baru tau"
Pria itu adalah Arkan! cowok radio itu, ingatkan?
Arkan menganggukan kepala sambil berkata. "He'em, btw kok lo ngelamun?"
Valerie tersenyum ke-arah Arkan sebelum kemudian kembali mengalihkan pandangannya kedepan. "Gak apa-apa, cuman lagi mikir aja"
Melihat ekspresi gamang Valerie, Arkan mengerutkan dahi bingung. "Lo lagi ada masalah?" tanya Arkan.
Valerie menoleh pada Arkan ketika mendengar pertanyaan pria itu. "Manusia selalu punya masalah kak! Dan gue adalah salah satu manusia
yang selalu dikasi masalah ama Tuhan" gadis itu tersenyum getir membuat Arkan menatapnya dalam."Manusia emang hidup buat nyari masalah" setuju Arkan menganggukkan kepala lalu menatap ke depan.
Valerie ikut menganggukan kepala ketika mendengar ucapan Arkan.
"Sebenernya gue gak minta lepas dari semua masalah. Gue cuman minta segalanya tolong dipermudah, jangan dipersulit. Tapi kenapa yang terjadi malah sebaliknya? Entah gue yang kurang bersyukur atau memang hidup gue yang kelewat ribet?"Arkan kembali menoleh ketika mendengar nada frustasi gadis itu.
"Kak, gue boleh nanya?"tanya Valerie yang mendapat anggukan dari Arkan. "Apa yang lo paling takutkan didunia ini?"lanjutnya.
Arkan terdiam sesaat ketika mendengar pertanyaan gadis didepannya. "Impian!" jawabnya kemudian.
Valerie mengerutkan dahi bingung."Kenapa?"
Arkan menatap Valerie lalu tersenyum tipis."Karena impian adalah apa yang kita inginkan terjadi, dan saat impian itu gak kesampain, ujungnya kadang kekecewaan" terangnya mengangkat kepala memandang ke arah langit.
Sementara Valerie yang mendengar jawaban pria itu, menganggukkan kepala lalu berkata. "Bener juga"
Arkan kembali menoleh ke arah Valerie ketika mendengar ujaran setuju gadis itu. "Kalau lo? Apa yang lo takutkan?"
Valeri balas menatap Arkan lalu menjawab. "Perpisahan"
"Kenapa?"
Valerie menghela napas kasar, kemudian kembali mengalihkan pandangannya kedepan. "Entahlah, tapi gue bener-bener benci yang namanya perpisahan. Baik itu ditinggalin ataupun ninggalin, gue benci semuanya. Tapi kalo harus milih, gue memilih ditinggalin daripada harus ninggalin orang yang gue sayang"
Arkan memandang wajah gadis itu dalam kemudian kembali berujar. "Valerie!"
"Hm?" gadis itu menoleh menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...