***
"Ngapain lo kesini?" Dava menatap tajam ke arah Rafan yang berada didepan gerbang sekolah.
"Gue mau jemput Valerie." Jawab santai Rafan
"Cih... cabut lo!" usir Dava.
"Punya hak apa lo ngusir gue?"
"Valerie gak bakalan pulang bareng lo"
"Lo siapanya Valerie ampe bisa ngomong kayak gitu hah?" remeh Rafan membuat Dava mengeraskan rahangnya menahan emosi.
"Valerie pulang bareng gue. Gue abangnya jadi gue berhak ngomong kaya gini kan?" Ujar Akhtar sambil menatap Rafan yang berdecak kesal ketika mendengarnya.
"Abang ketemu gede yah?" ejek Rafan.
Rafan memang sudah mendengar jika kedua abang Valerie ini dulu sangat mengacuhkan gadis itu. Hubungan mereka baru membaik akhir-akhir ini.
"Jaga omongan lo bangsat!" marah Altair.
"Why? Emang benerkan?" tantang Rafan. Emosinya benar-benar tidak stabil akibat pertengkarannya dengan Valerie malam itu, jadi dia berniat menjemput gadis itu untuk berbaikan. Tapi mengapa para bajingan ini selalu menghalanginya cih.
Bugh!
Rafan refleks terhuyung jatuh ketika mendapatkan pukulan mendadak dari Dava.
"Bacot!" dingin Dava.
"Cuih!" Rafan meludah sambil memegang ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. "Mantan tunangan Valerie emosian banget yah." katanya mengejek, kemudian maju membalas pukulan Dava.
Dava yang mendengar kalimat ejekan itu pun semakin emosi dan balas memukul Rafan lagi. Jadilah kedua pria itu saling adu jotos.
Murid-murid yang hendak pulang pun menghentikan langkahnya dan mulia berkempul melihat perkelahian antara dua pri tampan tersebut.
"Pisahin elah, kok kita malah nonton" gerutu Halil.
"Biarin aja" balas Chandran.
"Si bego, temen berantem kok dibiarin" maki Hesyam
"Dava lagi emosi, dia lagi butuh pelampiasan jadi biarin aja. Kalo lo maju buat misahin dia, yang ada lo ikutan bonyok" ujar Chandran.
"Lagian di antara kita berlima, gue gak yakin ada yang bisa nahan Dava kalo udah emosi kayak gitu." timpal Altair menatap ke arah Dava dan Rafan yang saling adu kekuatan itu.
"Jarang juga Dava bisa dapet lawan yang seimbang kan." Tambah Akhtar membuat Halil menganggukan kepala melihatnya.
"RAFAN!" teriak seorang gadis yang langsung mencuri perhatian semua orang.
Naya berlari menghampiri Rafan dan Dava yang sedang berkelahi. Dia mendekat ke arah Rafan dan mencoba untuk menghentikannya, namun naasnya dirinya malah terkena pukulan dari Dava.
"Argh...." Teriak Naya terjatuh ketanah.
Rafan menoleh dengan mata terkejut ketika melihat gadis yang terjatuh itu. "Lo ngapain disini bego? Minggir lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...