Part 47

26.5K 3.5K 93
                                    

***

Valerie merebahkan dirinya ke atas kasur sambil memandang langit-langit kamar Villa tempatnya menginap.

"Fhya"

"Hm?" Fhya menoleh ke arah Valerie yang berbaring disebelahnya.

"Lo percaya gak sih, kalo gue bilang udah nolak dua cowok hari ini"

"Dukun lo kuat yah!" canda Fhya membuat Valerie berdecak kesal.

"Gue serius ih"

"Hm, gue tau. Chandran dan Dava kan?"

"Tau dari mana lo?"heran Valerie.

"Guekan cenayan"

"Becanda mulu lo ih, rese banget"

"Gak penting gue tau dari mana. Yang penting itu kenapa lo nolak ke duanya?"

"Gue gak bisa. Chandran emang cowok yang baik, tapi gue udah nganggep dia kek abang gue sendiri. Perasaan gue udah gak bisa berubah dan lebih daripada itu" jawab Valerie.

"Terus Dava? Sebenernya gue gak suka banget ama tuh cowok karna perlakuan dia ke elo dulu. Tapi setelah lihat dia mulai berubah, gue jadi mikir kalo semua orang emang berhak buat dapetin kesempatan ke dua. Gue bukannya dukung elo buat balik ama dia yah, itu cuman pendapat gue aja" tutur Fhya.

"Kalo Dava, gue gak tau. Gue takut, pikiran gue selalu dihantui dengan perpisahan bahkan sebelum gue memulai suatu hubungan" ujar pelan Valerie.

"Lo takut di tinggalin lagi?"

"Ketimbang ditinggalin, gue lebih takut ninggalin orang yang gue sayang."

"Maksdu lo?" Fhya mengerutkan kening mendengar ucapan Valerie itu.

"Fhya, entah kenapa gue selalu ngerasa kalo gue bisa menghilang kapan aja. Gue takut ninggalin orang-orang yang gue sayang, gue takut harus pergi tanpa sempat pamit ke kalian. Akhir-akhir ini pikiran kayak gitu terus muncul dikepala gue" ujar pelan Valerie.

"Ngaco lo! gak usah ngomong yang aneh-aneh deh. Lo gak bakalan kemana-mana, jadi gak usah mikir kayak gitu lagi" Sentak Fhya, entah mengapa perasaan tidak enak mulai menghampirinya ketika mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Semoga aja semuanya emang bener kayak yang elo bilang" timpal Valerie memejamkan mata.
"Semoga aja Fhya" ulangnya pelan sebelum mulai hanyut ke dunia mimpi.

Fhya terus menatap ke arah Valerie, sampai akhirnya ia pun mulai memejamkan mata untuk tidur.

Besok mereka akan berkeliling puncak sebelum kemudian pulang ke rumah masing-masing.

...


Sepulang dari kegiatan study-tour nya, Valerie kini sedang bersantai sambil menonton tv diruang keluarga rumahnya. Sebenarnya gadis itu tidak benar-benar fokus pada tv didepannya. Valerie memikirkan banyak hal dalam kepalanya itu, salah satunya adalah sikap Dava yang seolah mulai menjaga jarak padanya semenjak percakapan mereka malam itu.

"Ngapain mikirin Dava sih ck" Valerie memukul pelan kepalanya sendiri.

Tidak ada yang perlu ia sesali, penolakannya kemarin adalah langkah yang memang harus ia lakukan demi bertahan hidup. Dan lagi masih ada satu hal yang harus ia pastikan, yaitu memeriksakan dirinya ke rumah sakit secepatnya.

Valerie tidak bisa lagi acuh pada rasa sakit yang sering ia alami dikepalanya. Jadi, dari pada terus menerka-nerka dan merasakan cemas tak menentu, lebih baik ia memastikan langsung kondisinya dengan ke rumah sakit.

"Mikirin apa sih? Serius banget" Altair datang dan duduk disebelah Valerie.

"Gak apa-apa kok" balas Valerie.

"Valerie!"

"Kenapa?"

"Kamu gak lagi nyembunyiin sesuatu kan?" Altair memicing curiga.

"Gak ada bang, apaan sih" bantah Valerie.

"Valerie kalo ada apa-apa bilang yah, jangan dipendem sendiri. Abang gak mau kamu kenapa-napa" ujar lembut Altair

"Iya bang, Valerie pasti ngomong kok kalo ada apa-apa" Valerie tersenyum.

________

Hari minggu ini Valerie sengaja bangun pagi, karena berniat untuk kerumah sakit. Sesuai rencananya ia akan memeriksakan tubuhnya untuk memastikan bahwa ia benar-benar sehat, dan sakit yang sering ia rasakan hanyalah sakit kepala biasa, semoga saja.

Valerie akan pergi sendiri, ia sengaja merahasiakan niatnya ke rumah sakit karena tidak ingin membuat keluarganya khawatir. Ia akan memastikannya dulu sebelum memberitahu mereka.

Valerie melangkah menuruni tangga, mengambil kunci mobilnya di atas nakas sebelah pintu kemudian berlalu keluar menaiki mobilnya menuju ke arah rumah sakit.

Sesampainya disalah satu rumah sakit, Valerie berjalan masuk menuju meja resepsionis untuk mendaftarkan diri dan mengambil nomer antrian untuk periksa. Menunggu beberapa saat sampai akhirnya tiba gilirannya untuk masuk.

"Silahkan duduk" sapa dokter

"iya dok"

"Atas nama Rexanne Valerie Ernest?"

"Iya dok"

"Ada keluhan apa selama ini?" sang dokter mulai menanyakan keluhan yang dirasakan Valerie sehingga memeriksakan dirinya kerumah sakit. Valerie pun mulai menjelaskan secara detail tentang apa-apa saja yang sering ia rasakan akhir-akhir ini.

Setelah mendengarkan keluhan pasiennya itu, sang dokter pun mulai melakukan pemeriksaan dan menganjurkan Valerie untuk melakukan Ct-Scan  pada area kepalanya agar bisa mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih detail dan akurat.

Valerie langsung menyetujui saran dokter untuk melakukan Ct-scan tersebut. Secara keseluruhan dari persiapan hingga selesai, Ct-scan  yang Valerie lakukan menghabiskan waktu sekitar hampir satu jam. 

Setelah selesai melakukan Ct-scan, dokter mengatakan bahwa hasilnya akan keluar minggu depan, dan mengatakan kepada Valerie agar kembali lagi setelah hasil pemeriksaannya keluar.

"Jadi, nona Valerie bisa kembali lagi minggu depan setelah hasilnya keluar" ujar Dokter.

"Baik dok, terimakasih. Kalo begitu saya permisi dulu" pamit Valerie.

Valerie melangkah keluar dari rumah sakit ke arah mobilnya kemudian melaju meninggalkan area rumah sakit itu. Karena merasa bosan jika harus langsung pulang kerumah, gadis itu akhirnya mampir disalah satu kafe untuk bersantai sebentar.

...

"Mau pesan apa kak?" tanya seorang pelayan.

"Jus apel sama red velvetnya satu yah" balas Valerie.

"Baik kak, ditunggu yah" pelayan pun berlalu menyiapkan pesanan Valerie.

Sedang asik memainkan ponselnya, tiba-tiba saja seseorang datang dan menyapanya.

"Hai Valerie..."

.
.
.

TBC

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang