Part 56

24.8K 3.4K 277
                                    

***

"Lo ngapain kesini?" sinis Dava, padahal ia berharap Valerie lah yang masuk.

"A-aku mau nengok kamu" jawab Naya.

"Sok akrab lo" Dava berdecih membuat Naya diam mematung tak tahu harus melakukan apa.

Orang tua Dava yang melihat intreaksi Dava dengan yang katanya temannya itu hanya terdiam. Mereka sudah biasa melihat prilaku sinis Dava yang seperti jadi mereka sudah tidak heran lagi.

"Kamu duduk aja dulu" ujar papa Dava pada Naya.

"Iya om" Naya melangkahkan kakinya hendak duduk ke kursi yang berada disamping brankar Dava, tapi langkahnya berhenti ketika mendengar suara yang ia kenal.

"Dapaahhhh" Valerie masuk sambil berteriak. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat Naya juga berada dalan ruangan ini.

"Gercep juga nih anak" pikir Valerie.

Senyum Dava merekah ketika melihat gadis yang ia suka itu, dan hal itu tak luput dari pandangan ketiga orang yang sejak tadi berada didalam ruangan.

Valerie melangkah melewati Naya dengan acuh dan langsung duduk  pada kursi yang hendak Naya duduki tadi.

"Gimana keadaan kamu? Masih sakit banget yah?" tanya Valerie sambil menyentuh pelan kepala Dava yang diperban.

Dava tertegun ketika mendengar panggilan 'kamu' yang Valerie gunakan. Mengapa gadis ini tiba-tiba merubah cara ia berbicara padanya, tapi disisi lain ia juga merasa senang.

"Udah gak apa-apa kok" ujar Dava lembut.

"Cih! Bucin begini nih, mau kepala bocor juga bilangnya tetep gak apa-apa kalo udah dikasi senyum ama ceweknya" sindir sang mama yang membuat Dava mendelik kesal Padanya.

"Mah, katanya tadi mau keluar cari makan. Mama ama papa pergi aja, aku gak apa-apa kok" ujar Dava sambil menatap penuh arti pada sang Papa.

Papa Dava yang menangkap niat dan maksud sang putra pun segera paham. Meskipun awalnya ia melarang Dava kembali mendekati Valerie, tapi sekarang ia sudah setuju ketika melihat Dava yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Valerie.

"Kapan mama ngomong kayak gitu? Kamu ngusir mama ya?" mama Dava ngegass

"Udah mah, papa laper nih. Ayo cari makan dulu" ujar papa Dava sambil menaril sang istri yang sudah misuh-misuh itu untuk keluar. "Valerie kamu temenin Dava dulu yah"

"Iya pah"

Setelah orang tua Dava keluar, Dava menoleh ke arah Naya sambil mengirimkan tatapan tajam menusuknya. "Ngapain lo masih disini, sana keluar juga"

"Aku kan mau nemenin kamu juga" tolak Naya.

"Gak butuh"

"Lo keluar dulu Naya, gue mau ngomong ama Dava" Valerie angkat bicara membuat Naya hanya bisa menghela napas kasar kemudian melangkah keluar dengan berat hati.

"Sialan! Kenapa aku selalu kalah dari gadis sialan itu ck" umpat Naya ketika telah berada diluar ruangan.
...


Ruangan itu menjadi hening ketika Naya telah keluar. Valerie menoleh menatap ke arah Dava kemudian menggenggam tangan pria itu lembut yang tentu saja membuat Dava lagi lagi tertegun.

"Kepala kamu beneran udah gak sakit?"

"Hm"

"Akh!" Dava mengerang sakit ketika Valerie menekan tepat ke arah lukanya.

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang