Part 16

93.4K 8.8K 278
                                        

***

"Kamu mau ngomong apa sayang?"

"Mah sebelumnya Valerie minta maaf, mungkin ucapan aku ini bakalan buat  mama dan papa kecewa"

"Maksud kamu apa sayang?"

"Jadi sebenernya Valerie dan Dava udah sutuju buat batalin pertunangan kita" Ucap Valerie pelan, sedangkan Dava hanya terdiam disampingnya.

Ruangan itu seketika hening setelah Valerie mengungkapkan niatnya..

"Tapi kenapa? Dava yang maksa kamu ngomong kaya gini? Dia nyakitin kamu lagi?"

"Mama bakalan marahin Dava. Mama bakalan pastiin dia buat perlakuin kamu dengan lebih baik lagi. Jangan kayak gini sayang, kamu udah gak mau jadi menantu mama? Kamu nggak mau jadi anak mama?"

"Mah bukan kayak gitu" Valerie mendekat ke arah mama Dava dan memegang tangannya. "Ini bukan salah Dava, gia nggak ngapa-ngapain Valerie. Ini murni keinginan aku sendiri"

"Tapi kenapa sayang? Setau papa, kamu suka kan sama Dava? Trus kenapa kamu mau batalin pertunangan kalian, kamu udah gak suka sama dia?"

"Perasaan Valerie tetap sama pah. Hanya aja Valerie dan Dava masih muda, untuk saat ini aku cuman mau fokus ke pendidikan aku, begitupun dengan Dava. Papa dan Mama gak usah khawatir, Valerie akan selalu anggap kalian sebagai orang tua Valerie sendiri. Gak ada yang bakalan berubah di antara kita meskipun pertunangan aku sama Dava berakhir"

Valerie bergerak memeluk mama Dava yang menangis karena mendengar ucapannya. Dia benar-benar merasa bersalah telah membuat mama Dava menangis, tapi dia harus melakukan semua ini demi kebaikannya sendiri, dan juga Dava.

Sambil menghela napas, papa Dava lantas menoleh pada sang putra dan bertanya.

"Kamu juga udah setuju Dav?"

Dava mengangguk.

Sebenarnya dia merasa berat untuk mengiyakan pertanyaan papanya itu hanya saja dia tidak tau harus berkata apa untuk membantahnya.

Apalagi Valerie tampak sangat bertekad untuk membatalkan pertunangan mereka. Entahlah, dirinya benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri.

"Kamu gimana sih Dav?! Kok iya iya aja"

"Mah udah, ini udah keputusan mereka berdua. Kita sebagai orang tua cuman bisa ngedukung dan mendoakan yang terbaik buat mereka" ucap papa Dava menenangkan istrinya.

"Valerie, papa selalu anggap kamu sebagai putri papa sendiri. Kalau ini adalah pilihan kamu, papa setuju. Tapi  ingat janji kamu tadi, bahwa meskipun pertunangan kalian berakhir kamu gak boleh berubah. Rumah papa selalu terbuka buat kamu."

Valerie mengangguk dengan mata memerah. "Makasih pah, Valerie juga udah menganggap papa sebagai ayah Valerie sendiri."

"Maafin Valerie karena udah buat keputusan yang mengecewakan mama dan papa"

Papa Dava hanya tersenyum dan kemudian mengelus kepala Valerie. Sedangkan Mama Dava masih saja menangis dalam pelukan Valerie.

...

Valerie memasuki rumah dengan langkah pelan. Tatapannya terlihat sayu, disertai dengan wajah yang sembab karena menangis cukup lama.

Dia benar-benar merasa bersalah karena suda mengecewakan dan menghancurkan harapan kedua orang tua Dava.

"Baru pulang?"

Valerie yang hampir memasuki kamarnya sontak berhenti dan berbalik.

"Iya"

Altair tertegun saat Valerie yang berbalik dan melihat wajah sembabnya. "Lo nangis?"

Valerie menghela napas lalu menggeleng."Bukan urusan lo"

Valerie berbalik kembali untuk masuk kedalam kamar. Namun, gerakannya lagi-lagi terhenti karena Altair yang tiba-tiba menahan lengannya.

"Valerie..."

"Apa lagi sih?"

"Gue mau ngomong sebentar"

Valerie memutar mata jengah. "Btw, Lo udah ngomong dari tadi"

"Valerie, gue..."

"Hari gue capek banget Al.."

"Gue beneran udah gak punya tenaga buat ngomong sama lo. Jadi, bisa gak ngomongnya gak hari ini?"

Altair terdiam saat Valerie menepis tangannya dan menatapnya dengan sorot mata lelah.

"Sorry, gue gak tau. Kalau gitu lo istirahat yah, kita ngomongnya nanti aja, kalau Lo udah gak capek"

Sebelum pergi, Altair tersenyum dan mengelus kepala Valerie. "Selamat malam Valerie"

Valerie hanya menatap diam punggung Altair yang semakin menjauh.

Altair, lo telat enam belas tahun untuk ucapin selamat malam. Sekarang, kata selamat tinggal lebih cocok...

Karena, adik lo Valerie...

Udah gak ada...

Dia kembali menghela napas sebelum kemudian masuk kedalam kamarnya.


...

Choose A Way Of Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang