Part 44

28.1K 3.8K 324
                                    

***

Valerie dan Fhya terus menatap ke arah Rafan dan gadis yang berbicara dengannya itu.

"Valerie" Rafan menatap Valerie.

Gadis yang berbicara pada Rafan itu, sontak menoleh ketika mendengar nama yang Rafan sebutkan.

"Eh kalian, kok disini?" tanya gadis itu yang ternyata adalah Naya.

"Masalah buat lo?" nyolot Fhya

"Aku kan cuman nanya doang" cicit Naya dengan memasang wajah polosnya.

"Oh lo bareng cewek ini. Yaudah gue ama Fhya ke sana dulu yah!" Valerie berujar kemudian langsung menarik tangan Fhya pergi tanpa mendengarkan balasan Rafan.

"Lo kenal ama Valerie?" tanya Rafan pada Naya. Dirinya memang tak sengaja bertemu dengan gadis ini ketika hendak pulang dari rumah Adit tadi. Karena kasihan melihatnya seorang diri dipinggir jalan, akhirnya Rafan menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tapi karena ia tiba-tiba merasa lapar jadilah mereka mampir ke restoran yang berada dimall ini. Rafan juga sekalian membeli sesuatu.

"Iya, aku kan satu sekolah ama Valerie. Tapi kayaknya dia gak suka deh ama aku" keluh Naya yang membuat Rafan mengerutkan alisnya.

"Kok bisa? Lo ada salah ama dia?"

"Gak kok, aku bahkan selalu coba buat akrab ama dia. Tapi Valerie selalu natap aku kayak gak suka gituh. Mungkin karena aku orang gak mampu jadi dia gitu deh" Naya mulai berdrama.

"Jangan ngomong sembarangan, Valerie orangnya gak gitu, dia baik kok" bantah Rafan yang membuat Naya terdiam.

"Yaudah ayo gue anterin balik" kata Rafan lalu melangkah pergi di ikuti Naya dibelakangnya.

_________

Hari mereka berangkat ke puncak untuk study tour akhirnya tiba. Semua murid angkatan Valerie kini telah berada disekolah dan siap untuk berangkat. Mereka akan berangkat menggunakan bus sekolah.

"Kelas kita bisa gabung, jadi lo duduk bareng gue" ucap Dava pada Valerie

"Enak aja, Valerie bareng gue yah" bantah Fhya membuat Dava memutar mata kesal.

Valerie hanya diam menyimak perdebatan antara Dava dan Fhya. Ia tidak peduli akan duduk dengan siapa, yang penting ia bisa sampai dipuncak dengan selamat.

Beberapa saat kemudian 10 bus sudah tiba didepan mereka, guru mulai mengarahkan murid-murid untuk naik kedalam bus.

Dava yang melihat itu bergerak dengan cepat menarik tangan Valerie naik ke dalam salah satu bus, tanpa memedulikan teriakan Fhya dan teman-temannya.

Didalam bus Dava mendorong pelan Valerie untu duduk dikursi dekat jendela kemudian mendudukan dirinya disebelah gadis itu.

"Penculik lo" dengus Valerie yang hanya Dava tanggapi dengan menaikan sebelah alisnya.

"Dava kampret" gerutu Fhya yang baru masuk ke dalam bus.

Karena Dava sudah menculik Valerie duluan, akhirnya Fhya duduk bersama Chandran, Hesyam dan Halil, sedangkan Akhtar bersama Altair. Setelah semuanya masuk naik ke dalam bus, perjalanan pun dimulai.

"Lo tidur aja, kita sampenya masih lama. Ntar gue bangunin" ujar Dava sambil menarik pelan kepala Valerie agar bersandar dipundaknya.

"Modus lo" ucap Valerie dengan kepala yang bersandar pada Dava, ia tidak berniat menolak karena dirinya memang sudah merasa mengantuk.
Gadis itu mulai mencari posisi nyaman sambil bersandar dan tak lama kemudian mulai tertidur dengan lelap.

Dava menatap gadis yang bersandar padanya itu dengan senyum tipis, tangannya terangkat mengelus lembut rambut Valerie kemudian ikut menyandarkan kepalanya dan menutup mata ikut tertidur.

Chandran yang menatap interaksi pasangan itu hanya bisa mengehela napas memaksa diri untuk ikhlas. Dirinya selalu berada satu langkah dibelakang Dava.

"Lo suka yah ama Valerie?" tanya Fhya yang sedari tadi menatap tingkah tingkah pria disebelahnya itu.

Chandran menoleh kaget ketika mendengar pertanyaan gadis itu.

"Tau dari mana?"

"Kelihatan banget kali, lo selalu natap Valerie dan kayak cemburu pas lihat dia ama Dava"

"Hm, dugaan elo emang bener"

"Kalo elo emang suka, perjuangin dong! jangan cuman natap dari jauh doang. Chandran lo harus tau, yang memendam akan selalu kalah dengan yang berterus terang" ujar Fhya

"Gue gak percaya diri Fhya, gue gak yakin Valerie bisa nganggep gue lebih dari teman."

"Tapi seenggaknya lo udah nyatain perasaan elo itu. Lebih baik ditolak secara langsung daripada cuman menerka-nerka kan? Lagian belum pasti juga lo bakalan ditolak"

"Kalo gue ditolak gimana?"

"Coba aja dulu, kalo lo beneran ditolak. Nanti gue bantuin move on deh! Hahahah" ucap Fhya sambil tertawa kecil yang membuat Chandran tersenyum melihatnya.

____________

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam diperjalanan, rombongan sekolah Valerie akhirnya sampai di tempat tujuan. Mereka semua sudah turun dari bus dan berdiri didepan Villa yang cukup besar.

Guru-guru mulai membagi dan mengarahkan para murid ke kamar masing - masing untuk beristrahat dan kembali berkumpul pada saat jam makan malam nanti.

Valerie dan Fhya tentu saja mendapatkan kamar yang sama. Kedua gadis itu kini sedang berada di dalam kamarnya.

"Aduhh pegel banget gue" keluh Fhya

"Iya nih, efek duduk kelamaan" timpal Valerie.

"ck, gaya' lo ikutan ngeluh. Padahal sepanjang jalan gue lihat lo nyaman-nyaman aja tuh molor sambil nyender ke Dava" sindir Fhya

"Nyindir mulu lo, lagian lo juga duduknya bareng Chandran. Kenapa gak lo modusin aja sih? Lumayan kan" goda Valerie.

"Bacot lo"

"Jalan yuk, keliling Villa gitu. Gue masih seger banget nih baru bangun tidur" ajak Valerie

"Nanti aja deh, gue masih capek. Mau rebahan dulu lurusin pinggang" tolak Fhya.

"Mageran lo" gerutu Valerie melemparkan bantal kepada Fhya.
"Yaudah sih, gue sendiri aja. Gue keluar dulu yah"

"ati-ati lo, jangan jauh-jauh"

"Oke sip" jawab Valerie kemudian melangkah keluar kamar.

Valerie melangkahkan kakinya ke arah halaman belakang Villa, disana ia melihat banyak pepohonan yang membuat udara sangat sejuk segar.
Gadis itu memejamkan mata menikmati udara segar itu.

Dari arah belakangnya, seorang pemuda melangkah mendekat dan menatap punggungnya dengan lekat.

"Valerie"

Mendengar suara yang memanggil namanya, Valerie sontak membuka mata dan menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat orang yang memanggilnya.

.
.
.

TBC

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang