***
Keesokan harinya...
Valerie terbangun dari tidurnya, dan duduk di atas kasur sambil memikirkan tentang pertengkarannya kemarin.
Dia tiba-tiba merasa malu saat mengingat dirinya yang menangis begitu lama semalam.
"Bodo amat!"
Valerie bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Menuruni tangga dan melewati meja makan yang sudah di isi oleh ayah dan kedua saudaranya.
Valerie berjalan menuju dapur melewati mereka tanpa menoleh. "Mbok tolong buatin bekal yah! roti aja"
"Baik non" jawab mbok inah kemudian segera menyiapkan pesanan Valerie.
Setelah selesai, Dia langsung memberikannya kepada Valerie.
Setelah mengambil bekalnya dan memasukkannya kedalam tas, Valerie pun bergegas meninggalkan dapur untuk berangkat ke sekolah.
Ayah dan ke dua kakak Valerie yang melihatnya melewati mereka begitu saja tanpa sedikitpun menoleh, hanya bisa menghela napas pasrah.
Semenjak kejadian semalam, mereka tiba-tiba merasa bersalah. Apalagi setelah mendengar semua ucapan Valerie, mereka mulai berpikir apakah tindakan mereka selama ini sudah sangat keterlaluan hingga membuat Valerie mengatakan bahwa dia membenci mereka.
Sedangkan Valerie yang baru keluar rumah terkejut saat melihat Dava yang sedang duduk diatas motornya, seolah sedang menunggu seseorang.
Mungkin Dava menunggu kedua kakaknya, pikir Valerie.
Dia pun berjalan tanpa menghiraukan Dava, tapi langkahnya terhenti saat akan melewati pria itu, lagi-lagi Dava menahan lengannya.
"Kenapa?"
"Lo bareng gue" kata Dava.
"Gue bisa berangkat sendiri" tolak Valerie.
"Ini perintah, bukan permintaan"
Valerie hanya memutar bola mata malas mendengar perkataan pria itu. Karena malas berdebat Valerie pun mengiyakan saja.
"Ya udah ayo! Ntar kita telat kalo kelamaan berdiri disni"
Dava yang mendengar ucapan gadis itu langsung menaiki motornya dan menyerahkan helm kepada Valerie, sebelum memakai helm-nya sendiri. Valerie menerima helm pemberian Dava dan langsung memakainya kemudian naik ke atas motor dengan bantuan Dava.
"Udah?"
"Hm! yok berangkat" jawab Valerie sambil menepuk bahu Dava seakan-akan Dava adalah tukang ojek.
Dava yang diperlakukan seperti itu hanya berdecak kesal sebelum menjalankan motornya. Diaa sengaja menarik gas mendadak, membuat Valerie langsung memeluk pinggangnya.
"Dava kampret! Pelan-pelan dong. Mau modus yah lo supaya gue peluk" kesal Valerie.
Dava yang mendengar gerutuan Valerie, tanpa sadar tersenyum tipis dibalik helm full face nya.
Sedangkan Valerie masih memeluk pinggang Dava tanpa berniat melepaskannya, supaya aman pikirnya.
Bukan modus yah! ini demi keselamatan bersama, tekan Valerie lagi dalam hati.
Valerie sudah membuat keputusan baru setelah pertengkarannya semalam. Jika dia tidak bisa menghindari Dava dan keluarganya, setidaknya dia akan memperbaiki hubungannya dengan mereka.
Dan tentang Dava, dia tidak akan menghalangi kisah asmaranya bersama Naya, agar Dava tidak membencinya dan berbuat jahat padanya.
Menurut alur Novel, Naya akan muncul sebentar lagi, Valerie sudah tidak sabar untuk melihat Visual sang protagonis wanita itu. Meskipun di dalam novel telah dikatakan bahwa lebih cantik Valerie daripada Naya, tapi tetap saja ia masih penasaran.
Berbeda dengan Valerie yang memikirkan alur Novel, Dava malah merasa senang ketika tau bahwa Valerie tetap memeluk pinggangnya. Entahlah dirinya mulai merasa nyaman berada didekat gadis ini.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan karena kedua remaja itu sibuk dengan pikirannya masing-masing.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[TERBIT DI MOMENTOUS PUBLISHER] TERSEDIA DI TBO√ Agnes, seorang gadis biasa, terbangun dalam tubuh Valerie-tokoh antagonis yang paling dibenci dalam novel yang pernah ia baca. Valerie dibenci oleh keluarganya dan tunangannya sejak lahir karena diang...