Part 57

24.4K 3.7K 325
                                    

***


"Selamat malam" sapa Dokter yang baru memasuki ruangan.

"Malam Dok" balas mereka serempak.

Dokter mendekat ke arah Dava dan mulai melakukan pemeriksaan terhadap kondisinya. "Gimana sakit dikepalanya?"

"Udah mendingan dok"

Dokter itu mengangguk "Bagus, sepertinya anda hanya mengalami geger otak ringan."

"Tapi Dava badannya agak hangat dok, kayak mau deman gitu" Valerie keluar dari toilet dan mendekat ke arah brankar Dava.

"Itu wajar, seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Demam merupakan salah satu reaksi tubuh yang dialami penderita geger otak, pasien juga kemungkinan akan merasakan mual dan muntah ketika makan nanti. Tapi kalian tidak perlu khawatir, karena ini cuman geger otak ringan jadi reaksi seperti itu paling lama akan terjadi sekitar 4 hari saja." terang sang Dokter.

"Oh iya dok" Valerie mengangguk mengerti.

"Hm, jadi untuk saat ini pasien harus banyak-banyak istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran dulu yah" saran Dokter.

"Iya dok" jawab Dava.

"Kalau begitu saya permisi dulu"
Pamit Dokter lalu berjalan keluar.

"Baik, terimaksih Dok" ujar Valerie.

Setelah kepergian sang dokter, Valerie kembali duduk pada kursi disamping brankar Dava sedangkan yang lainnya berdiri disisi lain.

"Kamu mau makan apa?" tanya Valerie dengan tangan yang kembali menggenggam jemari Dava.

"Gak usak ditanya Vee, orang sakit udah pasti makannya bubur" celutuk Halil.

"Bener tuh, Dava kalo sakit gak usah dimanjaiin. Keenakan tuh dia cih" cibir Hesyam yang langsung dihadiahi pelototan oleh Dava.

"Bacot mulu lo berdua" Tegur Altair.

"Gue udah pesenin bubur dari restoran Chandran, sapa tau aja lo gak suka makanan rumah sakit. Bentar lagi juga nyampe" tutur Akhtar.

"Thanks" balas Dava yang ditanggapi anggukan oleh Akhtar.

"Dava" panggil Chandran membuat Dava menoleh menatapnya. "Lo sempet lihat orang yang jatuhin pot ke arah Valerie?"lanjutnya.

Dava mengerutkan dahi ketika mendengar pertanyaan Chandran, kepalanya tiba-tiba merasa sakit ketika ia mencoba mengingat kejadian itu.

Chandran yang melihat Dava meringis sambil memegang kepalanya sontak berkata "Gak usah dipaksain kalo belum bisa inget, pelan-pelan aja"

"Bener kata Chandran, gak dipaksain dulu kalo kepala kamu masih sakit" tambah Valerie lalu mengelus pelan kepala Dava.

Prilaku lembut Valerie ke Dava itu, tak lepas dari sorot heran semua orang yang melihatnya.

"Aduhh gue greget banget nih! Lo berdua baikan yah?" kepo Halil.

"Iya nih, perasaan romantis amat lo berdua dari tadi" heran Hesyam.

"Iya anjir, gue juga penasaran. Mana ngomongnya 'aku-kamu' lagi" timpal Fhya.

Valeri yang mendengar rentetan pertanyaan itu, menoleh kesal ke arah mereka. "Berisik lo bertiga, kepala Dapahh makin sakit nih" tegurnya.

Semua orang yang berada didalam ruangan itu benar-benar heran dengan perubahan sikap Valerie termasuk Dava. Dava sebenarnya senang diperlakukan seperti itu, tapi disisi lain ia takut dengan perubahan sikap Valerie ini. Karena jika terus diperlakukan dengan lembut seperti ini, itu akan membuatnya kembali berharap pada sesuatu yang jelas-jelas tak bisa ia gapai lagi.

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang