Part 63

29.9K 3.8K 290
                                    

***

"Kamu udah mau masuk hari ini?" tanya Valerie sambil berjalan ke-arah Dava.

"Iya, makanya aku jemput" balas Dava membukakan pintu mobil itu Valerie.

Valerie tersenyum cerah kemudian langsung memeluk Dava.

"Eh!" kaget Dava yang mendapatkan pelukan secara tiba-tiba itu. Tangan Dava perlahan terulur melingkari pinggang gadis itu."Kenapa hm?"

Valerie melonggarkan pelukannya lalu mendongak menatap Dava. "Aku seneng, kamu udah bisa sekolah lagi."

Dava balas tersenyum lalu mengusap pelan kepala gadisnya. "Yaudah, ayo berangkat"

...

"Gimana?" tanya Dava.

"Belum ada petunjuk, pelakunya itu jatuhin potnya dari rooftop. Lo tahukan? Di sana gak ada cctv." jawab Chandran.

"Siapa sih pelakunya, bangsat amat!" kesal Halil.

"Kalian punya seseorang yang dicurigai gak sih?" tanya Hesyam.

"Gue gak tahu, setahu gue gak ada yang berani gangguin Valerie secara terang-terangan selama ini." ujar Akhtar.

"Siapapun orang itu gak bakalan gue biarin" tambah Altair.

"Emang gak bisa dibiarin, target dia Valerie. Untung aja ada Dava yang selamatin Valerie saat itu, tapi kedepannya kita gak bisa jamin kan?" ujar Chandran.

"Gue pasti bakal nemuin pelakunnya." Dava menggepalkan tangan erat. Dava akan menyingkirkan siapun yang berani menyakiti Valerie. Siapapun itu, tidak akan ia biarkan lolos begitu saja.

Dari arah pintu masuk kantin, dua orang gadis berjalan masuk. Valerie dan Fhya berjalan santai
ke-arah meja Dava dkk.

"Dapaahhh" teriak Valerie, membuat orang-orang menoleh padanya.

Berita tentang Dava dan Valerie yang menjalin hubungan memang sudah menyebar. Semua murid lainnya sudah tahu, terlebih dari postingan Dava beberapa hari yang lalu.

Berita itu tentunya disambut patah hati oleh beberapa pria yang sempat berniat mendekati dan menyukai Valerie. Mau menikung, tapi mereka sudah sadar diri duluan. Karena tidak mungkin bisa bersaing dengan putra tunggal keluarga William itu.

Dava dkk sontak ikut menoleh ketika mendengar teriakan Valerie.

Senyum Dava terbit seketika, membuat semua gadis yang melihatnya memekik tertahan saking terpesonanya. Jarang-jarang mereka semua bisa melihat Dava tersenyum seperti itu.

"Jangan lari" tegur Dava ketika melihat Valerie yang berlari kecil ke-arahnya.

"Emang nih si Valerie, jatoh baru tau rasa lo" timpal Fhya kesal.

"Marah-marah mulu, cepet tua lo!" gerutu Valerie lalu duduk sebelah Dava.

Sementara Fhya langsung duduk ke sebelah Chandran. "Bahas apaan nih? Ko serius banget mukanya?"

"Biasa, masalah cowok" jawab Chandran pelan membuat Fhya menganggukkan kepala seolah mengerti.

"Mau makan apa? Biar abang pesenin" tawar Altair pada Valerie dan Fhya.

Valerie dan Fhya langsung menyebutkan pesanannya pada Altair. Tak lama kemudian pesanan mereka datang.

Mereka semua sibuk dengan makanan masing-masing.

"Nanti ke rumah yah? Mama ngajak dinner bareng dirumah" ujar Dava pada Valerie.

"Oh yah?" balas Valerie membuat Dava mengangguk. "Tapi aku pulang dulu yah? Buat ganti baju. Habis itu baru deh ke rumah kamu" lanjutnya.

Choose A Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang