***
Valerie berjalan menyusuri koridor sekolah dengan membawa buku. Sebelum keluar kelas, guru menyuruhnya untuk mengembalikan buku ke perpustakaan, Fhya tidak bisa membantunya karena kebelet pipis.
Ditengah perjalanan ia merasa beban buku yang dibawanya berkurang secara tiba-tiba.
"Gue bantuin" ujar Dava
"Gak usah, gua bisa sendiri" tolak Valerie hendak merebut kembali buku yang ada ditangan Dava.
Namun Dava tidak mendengarkan penolakan gadis itu dan terus berjalan. Valerie hanya bisa berdecak kesal melihat tingkah Dava dan mengikutinya dari belakang.
Sesampainya diperpus mereka langsung mengembalikan buku itu ketempat yang seharusnya, lalu berjalan keluar.
"Valerie gue mau ngomong" ujar Dava menahan langkah Valerie.
"Ngomong apa lagi sih Dav?"
"Gue serius tentang rasa suka gue ke lo, dan gue juga serius pas minta kesempatan ke dua, Valerie please!"
"Dav, gue juga serius pas ngomong kalo kisah kita berdua udah berakhir." balas Valerie dengan eskpresi lelah. "Tolong jangan plin plan kayak gini Dav. Lo sendiri yang paksa gue buat keluar dari hidup lo dulu, dan sekarang lo mau narik gue lagi? Dava, perasaan gue gak sebercanda itu, yang bisa lo tarik ulur sesuka hati lo" ucapnya lalu berjalan pergi.
"Kenapa sesulit ini buat lo yakin Vee? Gue beneran nyesel, gue serius mau memulai lagi hubungan kita ini." ratap Dava
"Bener kata Valerie, jangan plin plan Dava" kata Arkan yang tiba-tiba muncul entah darimana.
Dava menoleh dan menatap tajam pria itu."Gak usah ikut campur lo"
"Gue gak mau ikut campur, tapi gue udah bener-bener gak tahan ama cowok kayak lo." sinis Arkan
"Maksud lo apa brengsek?"
"Ck, waktu itu gue gak sengaja dengerin percakapan lo ama Valerie tentang pembatalan pertunangan kalian, dan gue juga lihat lo dengan teganya ninggalin Valerie yang nangis sendirian sambil duduk dilantai" terang Arkan yang sontak membuat Dava tertegun. Dava sungguh tidak tahu jika Valerie menangisinya setelah percakapan mereka waktu itu.
"Dava, gue cuman mau nasehatin elo sebagai sesama cowok. Valerie, gadis itu terlalu rapuh untuk lo genggam lagi. Lepasin dia, biarin dia bahagia tanpa elo." ujar Arkan kemudian melangkah pergi meninggalkan Dava yang membisu akibat ucapannya itu....
Bruk!
Seseorang menabrak Valerie dan terjatuh duduk didepannya bersama makanan yang dibawahnya.
"Ma-maaf Valerie, a-aku g-gak sengaja" ucap gadis yang menabraknya itu, yang ternyata adalah Naya.
Penghuni kantin menatap ke arah mereka dan mulai berbisik.
"Aduh! Kasian banget tuh anak beasiswa. Kemaren ama Fani sekarang dibuat jatuh ama Valerie"
"Iya, kok Valerie gitu sih"
"Nasib jadi orang gak mampu yah gitu"
Naya yang mendengar bisikan-bisikan yang mengasihaninya dan menyudutkan Valerie, lantas tersenyum sambil menunduk.
Valerie yang melihat tingkah Naya dan mendengar bisikan sekitar hanya bisa memutar bola mata malas. Adegan seperti ini sudah sering ia baca dinovel-novel ck, Naya ini benar-benar bodoh atau tolol sih. Jelas-jelas Valerie hanya berdiri diam dan gadis itu tiba-tiba datang menabrakkan dirinya sendiri cih.
"Naya, lo gak apa-apa?" Dina datang lalu membantu Naya berdiri. "Valerie, kok lo gitu sih?"
"Udah gak apa-apa, bukan Salah Valerie. Aku yang salah" ujar Naya berpura-pura, padahal dalam hatinya ia sangat senang melihat tatapan orang-orang yang seakan menyalahkan Valerie.
"Bagus kalo lo nyadar" ujar Valerie sambil menganggukkan kepala.
"H-hah?" bingung Naya, apa-apaan ini kenapa Valerie malah bersikap santai seperti itu.
"Lagian lo bego apa gimanasih?! mata lo gak berfungsi dengan baik yah? Jelas-jelas gue cuman berdiri diam disini trus lo muncul entah dari mana nabrakin diri lo ke gue. Kalo mau drama gak usah ngajak gue Naya, gue orangnya gak suka drama" Ketus Valerie.
Semua orang yang mendengar ucapan Valerie terkejut dan lagi-lagi mulai berbisik.
"Eh iya yah, Valerie kan dari tadi emang berdiri disitu kayaknya dia nunggu Fhya deh"
"Makanya kalian tuh kalo gak tau kejadian sebenernya jangan asal nyalahin Valerie"
"Dih gak tau diri banget sih tuh anak, mukanya aja yang polos padahal eeww"
Valerie menyeringai puas mendengar pendapat orang-orang, sedangkan Naya hanya bisa meremas erat roknya untuk menyalurkan kekesalannya.
"Ada apa nih? Rame amat" Tanya Fhya yang baru datang. "Lo nyari masalah apa lagi ama sahabat gue hah?" lanjutnya sambil menatap tak suka pada Naya.
"A-aku g-gak nyari masalah" gagap Naya
"Halah bicit! Nyari muka mulu lo, gak usah sok polos didepan gue, gak mempan bego." maki Fhya
"Fhya udah deh, lo kok kasar gitu sih?" bela Dina
"Kenapa? Gak suka lo?" tantang Fhya.
Orang-orang yang menonton mereka semakin ramai, adegan seperti ini tidak boleh dilewatkan, pikir semua penghuni kantin.
"D-dina u-dah, kita ke kelas aja" ajak Naya, ia sudah sangat malu sekarang dan tidak ingin menambah masalah. Dina yang mendengar itupun segera mengiyakan, sebenarnya Dina juga takut jika harus berhadapan dengam Fhya secara langsung. Perusahaan keluarga Fhya ada diatasnya jadi ia lebih baik pergi saja.
Setelah Naya dan Dina pergi, Valerie dan Fhya pun mulai mencari tempat duduk dan mendudukan dirinya.
"Tuh anak ngapain sih tadi?" kepo Fhya, ia memang tidak tau masalah apa yang tadi terjadi. Ia hanya langsung ngegass saja, karena menurutnya Valerie selalu benar jadi pasti si Naya itu yang mencari masalah duluan.
"Si anjir! Lo kagak tau masalahnya tapi ngegass kayak tadi?"
"Bodo amat! Emang dia kenapa sih?"
"Dia lagi pentas drama jadi bawang putih yang tersakiti" ujar Valerie
"Hah?"
"Gue kan berdiri disana sambil nungguin lo, eh dia tiba-tiba dateng nabrakin diri ke gue terus jatoh sendiri. Dan seterusnya lo pasti taulah kelanjutan drama kayak gitu"
"Gak heran gue, Guekan udah bilang tuh anak tuh ppb"
"Ppb apaan?"
"Polos - polos bangsat" jawab Fhya yag disambut gelak tawa oleh Valerie hingga membuat orang-orang melihat ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...