***
Valerie menuntun Dava berjalan memasuki rumah dan langsung membawanya ke arah kamarnya.
"Lo ganti baju dulu, gue bikinin bubur dibawah"
"Hm"
Dava masuk ke kamarnya untuk mengganti baju, sedangkan Valerie turun kelantai bawah menuju dapur membuat bubur untuk Dava.
Beberapa saat kemudian bubur yang Valerie buat sudah jadi. Gadis itu melangkah menuju kamar Dava sambil membawa bubur yang telah ia buat.
"Dav, gue masuk yah?" teriak Valerie didepan pintu kamar Dava.
"Iya!"
Valerie membuka pintu dan masuk setelah mendengar persetujuan pria itu. Di dalam kamar ia melihat Dava yang duduk di atas kasur sambil menyender ke kepala tempat tidur.
Valerie mendekat dan duduk dipinggiran kasur. "Lo makan dulu yah, ini udah gue buatin bubur"
"Suapin"
"Hah?"
"Gue mau disuapin"
"Ngelunjak yah anda! udah dibuatin, sekarang minta disuapin. Gak ada yah, lo makan sendiri"
"Gue lagi sakit Valerie"
"Gak lumpuh kan? Tangan lo masih aman kan? Masih bisa bergerak juga"
"Ya udah gak usah makan, gue mau tidur aja"
Dava bergerak hendak berbaring namun langsung ditahan oleh Valerie.
"Ngambekan lo, udah kayak cewek ajah. Yaudah iya gue suapin."
"Buka mulut" Valerie mulai menyuapi Dava.
Dava makan dengan tenang ketika disuapi oleh Valerie. Dia terus menatap lekat ke arah wajah cantik gadis yang menyuapinya itu. Ternyata sakitnya membawa berkah, karena sakit ini Valerie jadi lebih peduli padanya. Jadi, haruskah dirinya sering-sering sakit saja ck.
"Bagus, makanannya udah abis" seru Valerie setelah mememberikan suapan terakhir untuk Dava. "Sekarang minum lagi obatnya, biar lo cepet baikan"
Valerie menyodorkan obat dan segelas air. Dava langsung menerima obat dari Valerie dan meminumnya.
"Sekarang lo tidur, istirahat. Gue kebawah dulu nyimpen nih bekas makan lo" ucap Valerie sambil membantu Dava untuk berbaring.
Melihat Dava mulai memejamkan mata, Valerie melangkah keluar membawa mangkok bekas makan Dava tadi ke dapur dan mencucinya.
Setelah selesai, Valerie kembali ke kamar Dava dan mendapati pria itu sudah tertidur pulas. Kulit Dava sudah tidak semerah tadi, wajahnya pun tidak lagi pucat.
Valerie kemudian duduk pada Sofa besar yang berada didalam kamar Dava sambil memainkan ponselnya. Tak berapa lama kemudian Valerie merasa mengantuk, akhirnya ia meletakkan ponselnya dan membaringkan diri diatas sofa lalu tertidur.
Beberapa jam kemudian, Dava terbangun dari tidurnya. Melihat Valerie tak ada disampingnya ia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari Valerie.
Tatapan matanya terhenti ke arah Sofa, disana gadis yang dicarinya sedang tertidur pulas.Dava bangkit dari kasurnya dan melangkah mendekati Valerie. Dava menunduk memandang Valerie, lalu mengangkat tubuh gadis itu dan memindahkannya ke atas kasur. Menurunkan tubuh Valerie pelan ke atas kasur, kemudian menarik selimut untuk menyelimuti gadis itu.
Dava duduk dipinggiran kasur dan menatap lamat wajah Valerie, tangannya terulur mengelus lembut pipi gadis itu.
"Valerie, gue bener-bener berharap lo bisa jadi milik gue lagi. Tolong kasih gue kesempatan" lirih Dava.
Puas memandangi gadisnya, Dava berdiri dan mengecup lembut kening Valerie. Setelah itu ia melangkah menuju kamar mandi untuk mandi agar merasa lebih segar.
...
Setelah selesai mandi dan berganti baju, Dava keluar dari kamarnya dan melangkah menuruni tangga.
"Valerie mana?" Akhtar langsung bertanya setelah melihat Dava. Dia dan teman-temannya yang lain memang baru saja tiba dirumah Dava.
"Tidur"
"Katanya lo sakit, kok kelihatannya sehat-sehat aja" celutuk Halil
"Iya nih, modus yah lo. Supaya bisa ditemenin Valerie" timpal Hesyam
"Bacot"
"Valerie tidur dimana?" tanya Altair
"Kamar gue" balas Dava yang membuat mereka sontak menatap tak santai padanya. "Tadi dia ketiduran di sofa kamar gue, karena kelihatan gak nyaman jadi gue pindahin ke kasur. Terus gue keluar kamar deh, gak usah mikir macem-macem"
"Hampir aja, pikiran gue emang hobi nethink" Halil yang sempat berpikiran yang tidak-tidak ketika mendengar Valerie tidur dikamar Dava.
"Yaudah, ayo ke kamar lo. Gue mau bawa Valerie pulang, udah sore banget nih" ucap Akhtar
"Kenapa gak tunggu dia bangun aja sih?" timpal Hesyam
"Gak usah, nanti digendong aja, lagian hari ini gua bawa mobil kok" balas Altair.
Akhirnya mereka semua berjalan menaiki tangga menuju kamar Dava. Saat memasuki kamar, mereka mendapati Valerie yang masih pulas dalam tidurnya.
"Berasa lihat putri tidur yah bund" gumam Halil
"Iya anjirrr, Valerie tidur aja tetep cakep" puji Hesyam sedangkan Chandran yang sedari tadi diam hanya menatap dalam ke arah Valerie.
Akhtar melangkah mendekati sang adik kemudian menggendong Valerie pelan sambil menepuk lengannya pelan agar tidurnya tidak terganggu. Sedangkan Altair mengambil tas Valerie dan membawanya.
Setelah itu, mereka semua akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
...
Disisi lain, Rafan kini sedang berada dirumah sakit karena tak sengaja menyambar seorang ibu-ibu.
"Ibu gak apa-apa?" seorang gadis datang dan bertanya cemas ke arah ibu-ibu yang Rafan sambar.
"Ibu gak apa-apa, cuman lecet sedikit doang" jawab ibu itu lemah.
Ah sepertinya gadis ini adalah anak dari ibu-ibu yanh disambarnya. Rafan akhrinya mengeluarkan suara.
"Maaf, lo anaknya yah?" tanya Rafan membuat gadis itu menoleh dan menatapnya tertegun. "Maaf banget yah, gue gak sengaja nyambar ibu elo. Tapi tenang aja, kata dokter gak ada yang serius kok. Gue juga bakalan tanggung jawab sampai ibu lo bener-bener sembuh"
Gadis yang Rafan ajak bicara itu masih terdiam dan terus menatap Rafan.
"Hei, lo dengerkan?" tegur Rafan
"A-ah iya, makasih. Nama kamu siapa?" tanya gadis itu.
"Rafan, ini kontak gue. Kalo ada apa-apa lo tinggal hubungin gue aja" ujar Rafan sambil memberikan nomer telponnya.
"Oh iya, makasih. Kenalin nama aku Naya" ucap gadis itu menatap ke arah Rafan.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...