***
Hari ini Valerie akan kerumah Dava bersama dengan kedua abangnya. Awalnya Valerie tidak ingin ikut, tapi karena mama Dava menelponnya kemarin dan bilang ingin bertemu, akhirnya ia mengiyakan.
Jika Valerie kerumah Dava karena alasan mama Dava yang ingin bertemu, beda lagi dengan kedua abangnya. Akhtar dan Altair memiliki tugas kelompok yang harus mereka kerjakan bersama Dava dan temannya yang lain. Karena mereka sudah membuat kesepakatan akan mengerjakannya dirumah Dava jadilah mereka semua akan kesana sekarang.
Ketika tiba dirumah Dava mereka langsung masuk setelah dibukakan pintu oleh pembantu rumah. Melangkah menuju ruang tamu yang ternyata sudah ramai.
"Lo ngapain kesini Syam?" Tanya heran Altair yang melihat Hesyam, karena mereka beda kelas yang artinya pria itu tidak memiliki kepentingan untuk berada disini.
Selain Hesyam, ada juga Naya dan Dina. Ternyata kedua gadis itu juga sekelompok dengan abangnya.
"Bosen gue dirumah mulu, mau kerumah Chandran, dia juga masih dirumah kakaknya. Jadi kesini deh" keluh Hesyam
Sedangkan Naya dan Dina hanya terdiam. Naya terus saja memperhatikan kemewahan rumah Dava, baru kali ini ia memasuki rumah semewah ini. Dava benar-benar kaya ternyata, dia menjadi semakin bersemangat untuk mendekati pria itu.
Valerie dan kedua abangnya mendudukan dirinya ke sofa tanpa menyapa Naya dan Dina, mereka malas berbasa-basi dengan orang yamg mereka anggap asing.
"Valerie kok ke sini juga, kitakan beda kelas?" tanya Naya sok polos, ia merasa kesal dalam hatinya karena kehadiran gadis itu.
"Masalah buat Lo Kalau Valerie disini? Kayak yang punya rumah aja" dingin Akhtar
"Diem aja deh!" Tambah Altair
Mereka berdua tidak suka mendengar pertanyaan gadis itu tentang kehadiran Valerie, seakan-akan gadis itu tidak menyukai jika Valerie juga ada disini. Sedangkan Valerie hanya acuh dengan pertanyaan Naya, ia sangat malas menanggapi gadis sok akrab itu.
"Sinis amat mas-nya" celutuk Halil
"Lo juga ngapain sih nanya-nanya. Bukan rumah lo juga" tambah Hesyam sambil melirik Naya.
"A-aku cum--.." Naya menghentikan ucapannya ketika merasakan tangannya diremas oleh Dina.
"Diem aja!" bisik Dina tak ingin menambah masalah, ia juga merasa heran kenapa sih Naya ini selalu saja mencoba akrab pada orang-orang yang tidak selevel dengannya. meskipun Dina juga merupakan orang yang cukup berduit, tapi dia cukup sadar diri bahwa dirinya masih jauh jika dibandingkan dengan Dava dkk.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah seseorang yang menuruni tangga membuat mereka semua menoleh. Ternyata Dava!
"Dava, mama mana?" tanya Valerie begitu Dava mendudukan dirinya disofa depannya, tujuannya kesini kan untuk menemui mama Dava. Tapi sedari tadi ia belum melihat Wanita paruh baya cantik itu.
Naya yang mendengar Valerie memanggil mama Dava dengan panggilan seakrab itupun meremas erat tangannya menahan cemburu. Apakah Valerie sedekat itu dengan keluarga Dava, sampai memanggil orang tua Dava dengan panggilan mama ck.
"Bentar lagi juga tur--." ucapan Dava terpotong oleh teriakan keras
"YA AMPUN VALERIE! ANAK MAMA , KAMU UDAH DARI TADI SAYANG?" heboh mama Dava sambil berlari untuk memeluk Valerie yang membuat semua orang melongo melihat tingkahnya yang kelewat heboh itu.
"Baru aja kok mah, papa mana?" jawab Valerie sambil membalas pelukan mama Dava.
"Papa disini sayang" ujar Papa Dava dari belakang dan melangkah mendekat kemudian memeluk singkat dan mengecup kening Valerie sayang. Valerie yang mendapat perlakuan seperti itupun terseyum senang dan memeluk lengan mama dan papa Dava.
"Aduh! Kita udah kayak keluarga cemara yah, harusnya anak mama tuh kamu Vee bukan Dava" ucap sang mama yang membuat Dava mendelik sedangkan teman-teman Dava hanya tertawa mendengarnya.
Naya yang sedari tadi melihat interaksi Valerie dan kedua orang tua Dava hanya bisa menahan kesal, orang tua Dava bahkan tak meliriknya sedikitpun cih.
"Halo! Tante, om, saya Naya temen kelas Dava" ujar Naya sambil mendekat ke arah orang tua Dava.
Orang tua Dava yang mendengar suara gadis itu langsung menoleh.
Pergerakan Naya yang baru saja ingin salim kepada mereka terhenti ketika mama Dava bersuara.
"Oh iya, kalian mau kerja tugas kelompokkan? Lanjutin aja, tante cuman butuh Valerie" ucap Mama Dava memandang teman-teman anaknya itu. "Ayo sayang, kita ke atas! Mama punya banyak oleh-oleh buat kamu" lanjutnya lalu menarik tangan Valerie pergi dari ruang tamu.
"Kalian lanjutin aja, om juga mau ke atas" ujar papa Dava kemudian menyusul Valerie dan istrinya.
Naya terdiam mematung ditempatnya berdiri, ia benar-benar diacuhkan oleh orang tua Dava seakan-akan dirinya tak terlihat oleh mereka.
"Naya! Lo ngapain masih berdiri disitu? Ayo duduk, kita udah mau mulai ngerjain tugasnya nih" tegur Diba, membuat Naya tersadar dan kembali duduk ketempatnya tadi.
"Nyokap lo beneran lebih sayang Valerie daripada elo Dav" ejek Halil
"Kayaknya warisan keluarga william nanti, dibagi dua deh buat Valerie juga" canda Hesyam
"Hm" dehem Dava menanggapi. Jangankan bagi duanya, semua warisannya pun akan ia berikan jika Valerie menginginkannya. Ia akan memberikan apapun untuk gadis yang disukainya itu.
"Ayo mulai kerjain tugasnya!" seru Akhtar.
Mereka semua mulai mengerjakan tugas, kecuali Hesyam tentunya.
🎊🎊🎊
"Hidup itu banyak cobaan, tapi ini kebanyakan anjirr!!" keluh Halil tiba-tiba sambil mengacak rambutnya, rasanya ia mulai mual melihat deretan angka dihadapannya.
"Kalo nasibmu malang, pindah aja ke cianjur hahaha" Kelakar Hesyam yang memainkan ponselnya.
"Kampret lo!" umpat Halil pada Hesyam
"Bacot mulu lo! Kerjain aja sih biar cepet kelarnya" ucap Akhtar
"Siap kakanda"ejek Halil pada Aktar yang membuat pria itu mendelik padanya.
Beberapa jam kemudian akhirnya tugas mereka selesai juga.
"Akhirnya selesai juga!" syukur Halil sambil meregangkan badannya yang kaku akibat terlalu lama duduk.
Yang lainpun mulai membereskan bukunya masing-masing."Naya gue duluan yah, nyokap gue udah jemput didepan" pamit Dina
"Guys gue duluan yah" lanjutnya kemudian melangkah keluar.Mereka semua hanya mengangguk mendengar Dina pamit.
"Terus lo pulang bareng siapa? Udah malem nih" tunjuk Halil pada Naya
"Aku kayaknya pulang sendiri aja deh, naik angkot" jawab Naya pelan sambil menatap penuh harap pada Dava, semoga saja pria itu peka dan menawarkan untuk mengantarnya pulang, pikirnya.
Tapi harapan tinggal harapan, jangankan peka, Dava bahkan tidak meliriknya sedikitpun. Sedangkan teman-teman Dava juga tak ada yamg peduli padanya.
"Oh, yaudah lo balik sana! Ntar tambah malem lagi" ujar Halil seakan mengusir.
"I-iya, aku pamit yah" pamit Naya kemudian melangkahkan kaki setengah hati untuk keluar.
"Tunggu" ujar Dava tiba-tiba
Langkah kaki Naya refleks berhenti mendengar suara Dava dan menoleh menatap berbinar kearah pria itu, apakah Dava ingin mengantarnya pulang? Perasaan Naya tiba-tiba diliputi kebahagian akan dugaannya itu.
"Iya, kenapa Dav?"
"Lo...."
.
.
.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[TERBIT DI MOMENTOUS PUBLISHER] TERSEDIA DI TBO√ Agnes, seorang gadis biasa, terbangun dalam tubuh Valerie-tokoh antagonis yang paling dibenci dalam novel yang pernah ia baca. Valerie dibenci oleh keluarganya dan tunangannya sejak lahir karena diang...