***
"Valerie"
Valerie menoleh ke asal suara yang memanggilnya, yang ternyata adalah seorang siswa pria berkaca mata yang cukup tampan.
"Kenapa?"
"Dava masuk uks, alergi dia kambuh. Gue disuruh Akhtar manggil elo" jelas pria berkacamata itu.
Valerie membulatkan mata terkejut mendengar perkataan pria itu.
"Yaudah Vee, ayo ke uks" ajak Fhya yang juga terkejut mendengar ucapan pria itu.
Kedua gadis itu akhirnya melangkah pergi meninggalkan lapangan menuju uks untuk melihat kondisi Dava.
Disisi lain David menghentikan langkahnya ketika melihat Valerie melangkah cepat meninggalkan lapangan.
"Kenapa lo?" tegur salah satu teman David.
"Gak apa-apa" balas David sambil menghela napas, padahal tadi ia berniat untuk menyapa Valerie. Tapi gadis itu pergi terlalu cepat.
...
Di uks...
Diruangan itu ada tiga orang pria dan dua gadis. Yang tidak lain adalah Akhtar, Dava, Chandran, Naya dan Dina.
Alergi Dava kambuh karena memakan nasi goreng buatan Naya yang ternyata ada udangnya. Ketika Dava masuk kedalam kelasnya, ia menemukan kotak bekal dia atas mejanya. Dava pikir itu pemberian Valerie karna dulu gadis itu sering membuatkannya bekal, makanya ia memakannya. Tapi ternyata bekal itu adalah pemberian Naya dan lebih parahnya lagi terdapat udang didalamnya, jadilah alergi Dava kambuh.
"A-aku bener-bener g-gak t-tau kalo D-dava alergi u-udang hiks" tangis Naya yang berdiri disebelah Dina.
"Berisik!" sentak Akhtar, ia sungguh jengah melihat gadis itu terus menangis ck.
Brak!!
Pintu uks terbuka dan menampakkan dua gadis yang berjalan masuk.
Valerie melangkah mendekati Dava yang terbaring diatas brankar dengan wajah pucat dan kulit memerah. Sedangkan Fhya berhenti dan berdiri disebelah Chandran.
Dava menatap ke arah Valerie yang melangkah mendekat ke arahnya, ia ingin bangun tapi tubuhnya benar-benar lemas. Ia sudah berulang kali memuntahkan isi perutnya dan lagi kepalanya masih pening.
"Kok bisa?" tanya Valerie yang sudah berada disamping brankar Dava sambil menatap abangnya.
"Dava gak sengaja makan nasi goreng yang ada udangnya" jawab Akhtar.
Valerie memejamkan mata menahan kesal mendengar jawaban abangnya itu. Apakah Dava ini buta, mati rasa atau bagaimana, bisa-bisanya ia tidak tahu bahwa makanan yang ia makan ada udangnya.
"Gue gak apa-apa" ucap Dava pelan menatap Valerie yang seperti menahan kesal.
"Gak apa-apa gimana? Gak lihat keadaan lo udah kayak orang mau mati? Lagian kok bisa sih lo makan, makanan yang ada udangnya?"
Semua orang yang berada diruangan itu terdiam mendengar omelan Valerie. Akhtar yang tidak tega melihat Dava yang sedang diomeli dalam keadaan sakit pun mulai menceritakan kejadian sebenarnya.
Setelah mendengar penjelasan Akhtar, tatapan Valerie langsung tertuju pada Naya. Valerie menatap gadis itu tajam kemudian berkata.
"Naya, kalau lo gak tau apa-apa tentang Dava, jangan sok ngasih dia makanan deh. Emang lo siapa sih pake bikinin bekal segala buat dia? Kalau mau deketin Dava, pake cara lain aja. Gak usah lewat makanan, Dava punya banyak alergi." Omel Valerie.
Valerie sungguh kesal dengan Naya. Bukannya apa-apa yah, orang tua Dava sangat baik padanya dan karena itu mau tidak mau, dia juga harus peduli pada Dava.
Kalau Dava sampai kenapa-kenapa disekolah dan Valerie tidak tau penyebabnya, apa yang akan dia katakan pada orang tua Dava nanti.
Naya meremas roknya pelan mendengar ucapan Valerie padanya. Gadis sialan itu berani-beraninya dia mengatakan hal seperti itu padanya.
"Valerie udah, Naya kan gak sengaja" Ucap Dina membela Naya
"Gue gak ngomong ama lo, jadi diem aja deh" ketus Valerie membuat Dina tersentak kaget dan menunduk saat melihat tatapan Valerie.
"Udah lo berdua keluar aja, ngapain sih masih disini?" tambah Fhya sinis.
"A-aku mau jagain Dava, dia kayak ginikan gara-gara aku" Naya tak mau keluar.
"Gue gak butuh" Dava membalas dengan dingin.
"Nay kita keluar aja" ajak Dina
"Tapi Dina, aku ma--"
"Bacot!" potong Akhtar kasar.
"Lo berdua keluar aja, gak guna juga ada disini" tambah Chandran yang sedari tadi diam.
Naya akhirnya keluar karena tarikan dari Dina.
Ruangan menjadi hening setelah kedua gadis itu keluar. Mereka semua kini menatap ke arah Dava yang masih terbaring lemas.
Valerie duduk dipinggiran brankar Dava kemudian mengangkat tangannya menyentuh wajah Dava yang pucat.
"Lo udah minum obat?" tanya Valerie
"Udah"
"Makanya Dav, lain kali tuh hati-hati. Kalo mau makan tuh periksa dulu, jangan main telen aja." omel Valerie sambil mengelus pelan lengan Dava yang memerah akibat alergi.
Fhya, Akhtar dan Chandran hanya diam menatap interaksi mantan tunangan itu. Sedangkan Dava yang menerima perlakuan lembut dari Valerie, perasaannya membuncah bahagia.
"Kita ke rumah sakit aja yah, supaya merah-merah kulit lo cepet ilang." ajak Valerie
"Gak usah, gue balik ke rumah aja" tolak Dava.
"Ck.. di rumah lo gak ada yang nemenin. Papa sama mama kan lagi keluar kota"
"Yaudah, lo aja yang nemenin gue" ujar Dava dengan enteng.
"Dih, enak aja! Gue mau sekolah" tolak Valerie.
"Yaudah gue sendri aja. Lagian ada pembantu kok dirumah" Dava berkata pelan membuat Valerie yang melihatnya sontak merasa kasian.
"kasian juga kalo gak ada yang nemenin, yaudah deh gue temenin aja. Gini nih kalo jiwa-jiwa orang baik gue keluar ck" batin Valerie.
"Gue temenin deh" putus Valerie yang membuat Dava langsung tersenyum.
Valerie menoleh pada Fhya. "Fhya izinin gue yah? Gue balik duluan ama Dava." Setelah mendapat persetujuan Fhya, dia kemudian menoleh pada Akhtar. "Bang Valerie kerumah Dava dulu, tapi nanti pulang sekolah jemput yah?"
"Iya nanti abang jemput" Akhtar mengiyakan, ia tidak bisa menolak karena melihat kondisi Dava sekarang ini.
Sedangkan Chandran hanya menatap diam ke arah Valerie yang membantu Dava berdiri dan berlalu keluar ruangan untuk pulang.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...