Rafan menatap Naya dengan tatapan aneh. Membuat Naya yang ia tatap entah mengapa seketika merasa gugup. Keduanya baru saja pulang dari rumah sakit untuk mengantarkan ibu Naya membuka perban lukanya. Ya, akhirnya luka ibu Naya sudah sembuh dan artinya, Rafan sudah tidak ada urusan lagi dengan Naya.Setelah mengantarkan ibu Naya pulang. Rafan mengajak Naya keluar sebentar untuk membicarakan sesuatu.
"Kenapa Fan?" tanya Naya.
"Karena nyokap lo udah sembuh, itu artinya kewajiban gue udah selesai. Jadi, gue harap lo gak hubungin gue lagi"
Ekspresi wajah Naya berubah muram ketika mendengar ucapan pria itu "Rafan kok gitu? Meskipun ibu sembuh, tapi kita kan masih bisa berteman"
Rafan berdecak bosan "Gue gak mau berurusan ama lo lagi. Gue gak mau Valerie salah paham tentang kedekatan kita. Gue mau fokus perjuangin cewek yang gue suka."
Sorot mata Naya berubah ketika mendengar nama yang Rafan sebutkan. "Percuma" ucapnya membuat Rafan sontak menatapnya dengan alis terangkat.
"Maksud lo?" tanya Rafan.
Naya menatap mata Rafan "Valerie udah jadian ama Dava, kamu udah kalah Rafan"
Rahang Rafan mengetat seketika. Pria itu menatap tajam ke arah Naya.
"Kenapa? Emang benerkan?"
"Diem lo"
"Itu emang fak----"
"NAYA!"
Teriakan seseorang terdengar, membuat ucapan Naya berhenti. Rafan dan Naya menoleh ke asal suara dan melebarkan mata terkejut ketika melihat Valerie yang mendekat ke arah mereka dengan ekspresi wajah marah.
"Valerie lo----"
Bugh!
Kata yang ingin Rafan keluarkan tertahan ditenggorokan ketika melihat Valerie yang langsung menonjok Naya.
"Argh..."
Naya terhuyung jatuh ketika mendapatkan pukulan keras dari Valerie. Beberapa detik kemudian Valerie kembali maju dan menarik kasar kerah baju Naya lalu kembali memukulnya brutal.
Bugh!
"Gue udah bilang jangan nyari masalah ama gue bangsat."
Bugh!
"Lo bener-bener nyari mati Naya"
Bugh!
Valerie terus memukuli Naya, tanpa memberikan gadis itu kesempatan untuk mengeluarkan suara.
Rafan yang melihat wajah Naya sudah lebam akibat pukulan Valerie, sontak maju dan menarik tubuh Valerie "Valerie udah"
"Lepasin bangsat" Valerie menepis kasar Rafan hingga pria itu hampir jatuh. Valerie kembali maju dan langsung menjambak kasar rambut Naya.
"Argh.... V-valerie u-udah" lirih Naya.
Plak!
Plak!
Valerie menampar bergantian pipi kanan dan kiri Naya dengan kasar. "Harusnya lo gak main main ama gue bangsat" desis Valerie membuat tubuh Naya gemetar. "Kehancuran lo udah didepan mata Naya. Hidup lo, milik gue sekarang"
Krak!
"Argh..."
Suara tulang patah dan jeritan kesakitan terdengar beriringan.
"VALERIE" teriak Rafan kaget, ketika melihat Valerie mematahkan tangan Naya tanpa ampun.
Kondisi Naya sudah sangat memprihatinkan. Wajah gadis itu penuh lebam, rambutnya berantakan dab lagi salah satu tangannya patah. Naya terus saja menangis dengan tubuh gemetar ketakutan, apalagi ketika mendengar dan melihat senyum yang Valerie berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose A Way Of Life
Fantasy[SILAHKAN FOLLOW SEBELUM BACA] *** Agnesia Aliandra Gadis yatim piatu yang sudah terbiasa hidup dalam kemandirian. Agnes hidup dan dibesarkan dipanti asuhan, dirinya ditemukan oleh ibu panti saat masih bayi didepan pintu rumah, meskipun besar dalam...