Part 69

1.9K 128 25
                                    

Keysa sudah berpakaian rapi seperti biasanya. Dia menuruni anak tangga dan melihat banyak cowok yang berhamburan di ruang tamunya. Dia menatap satu persatu.

"Eh, Kak Keysa, mau kemana nih rapi bener" tanya Aska menatap Keysa yang terus berdiri sembari tersenyum.

"Mau pergi periksa debay, anterin" ucap Keysa sembari tersenyum.

"Ehmm, Bang Langitnya lagi pergi" ucap Aska sembari mengunyah mangga muda milik Keysa.

Keysa melihat-lihat memang benar batang hidung si penentang perintahnya tidak ada. "Kemana?"

"Adwauu uruwwsan samaw sarwhh" ucap Aska dengan mulut penuh.

"Ihh, mangga aku, ya? Kecut?" tanya Keysa melihat piring berisi mangga. Aska mengangguk.

"Katah bang Valen, kak Keysa ngak boleh makan kecut" ucap Aska sembari memejamkan matanya menahan asamnya buah mangga.

"Kak, saya yang anterin disuruh Bang Langit" ucap seorang cowok yang memakai topi lalu ia lepas guna membenahi rambutnya dan memakainya lagi.

"Kak, kenalin ini Joni" ucap Aska memperkenalkan cowok barusan.

"Ganteng" lirih Keysa sembari tersenyum menatap Joni yang sungguh luar biasa mempesona.

Aska yang berada tempat disamping Joni langsung membulatkan matanya sembari mengigit sepotong mangga. Mempertanyakan kenapa selalu Joni yang harus dipuji tampan?

Keysa tersenyum lalu memberikan kunci mobilnya kepada Joni. "Kenapa ngak pakai mobil Arga?" tanya Joni heran.

"Ngak enak, bau Arga" ucap Keysa lalu duduk menunggu Joni mengeluarkan mobilnya dari garasi.

"Kak, udah siap" ucap Joni memanggil Keysa. Keysa langsung bergegas menyusul Joni masuk kedalam mobilnya.

***

Joni yang baru pertama kali datang kerumah sakit penuh dengan ibu hamil menelan ludahnya susah payah. "Kak, duduk disini jangan jalan terus" pinta Joni memegang tangan Keysa lalu menuntunya untuk duduk.

"Ambil nomer antrian" ucap Keysa lirih di kuping Joni. Joni pun bingung tidak tau.

"Dimana?" tanya Joni sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Itu" ucap Keysa mengasih kode jika antriannya ada di depan nomer daftar hadir.

Joni langsung bergegas antri. Dia terlihat tidak suka mendapat nomer terakhir, lebih cepat lebih baik. "Kak udah" ucap Joni yang memperlihatkan nomer antriannya. Keysa memberikan jempol.

Tidak menunggu lama kini giliran Keysa yang di panggil untuk masuk.

"16" ucap suster penjaga itu mempersilahkan masuk.

Joni menarik tangan Keysa. Dia bingung harus ikut kedalam apa menunggu diluar. "Kak, ikut" ucap Joni seperti kekanak-kanakan membuat suster itu terus menatapnya sembari menahan tawa.

Ibu hamil yang lainnya melihat disitu juga ikut terkekeh tawa. "Akibat nikah muda mungkin" ucap salah satu ibu hemil mmebuat Keysa menoleh lalu tersenyum.

"Ayok" ucap Keysa membuat Joni melepaskan genggaman tangannya lalu ikut masuk kedalam.

"Hay, Ibu Keysa. Datang dengan suaminya sekarang bukan abangnya?" tanya dokter itu terlihat ramah.

Keysa menoleh pada Joni yang selalu mengikuti Keysa di belakang. Bahkan sekarang Joni ikut duduk disampingnya.

"Bukan suami saya" ucap Keysa sembari tertawa lirih.

"Ya sudah, ayo baring di sini" ucap dokter itu menyuruh Keysa tertidur. Dokter itu mulai meng USG perut Keysa. Terlihat ada bayi di dalamnya yang sudah besar.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang