Part 51

2.8K 128 13
                                    

Tubuhnya tertutup rapat dengan selimut hitam, enggan sekali ia bangun dan menyiapkan baju untuk Valen. Toh, baru insiden tadi membuat kepala Keysa terus berdenyut kencang, berulang kali ia menarik selimut mencari kehangatan, ruangan kamar Valen ini sangat dingin sedingin sifat Valen.

Mata Valen menatap istrinya yang sudah tertidur tanpa menunggunya. Ia memejamkan matanya sabar, mungkin istrinya takut kena marah dirinya lagi.

"Sa?" Panggil Valen yang masih sibuk mengusap-usap rambutnya yang basah.

Keysa tidak membalasnya, ia hanya terdiam. Matanya saja susah untuk membuka, menahan pusing kepalanya yang masih terus berdenyut kencang. Cibratan air dari rambut Valen mengenai pipi Keysa, membuatnya hanya melirik dan memejamkan lagi.

Valen mendekat lalu memegang  jidat Keysa yang terasa sangat panas. Ia mengelus pipinya perlahan, melihat istrinya seperti ini sungguh tidak tega Valen.

"Sini bangun" ucap Valen langsung menarik paksa tubuh lemas Keysa.

Keysa tersentak saat Valen mulai meraba tubuhnya, ia tidak punya daya untuk memberontak hal yang dilakukan oleh suaminya ini. "Valen hentikan" lirih Keysa sangat lemas untuk mendorong Valen.

"Hangat ngak?" tanya Valen sesudah memekaikan hoodienya, Keysa hanya mengangguk lalu tersenyum tipis. Valen tidurkan lagi Keysa perlahan dan menyelimutinya.

Terlihat muka Valen yang sangat kasian melihat istrinya seperti ini, bahkan Keysa sedikit takut jika dekat denganya. Berulang kali Keysa memundurkan posisi tidurnya disaat Valen mencoba mendekatinya, Keysa langsung memeluk gulingnya erat agar tidak bisa mengikis jarak dengan Valen.

"Kamu sakit apa gimana sih? Aku ngak paham" ucap Valen frustasi, ia beranjak perdiri membawa bantalnya, lebih memilih tidur di sofa dan menjaga istrinya agar tidak terjaga.

Valen berulang kali mencari posisi yang nyaman di sofa, ia menatap istrinya yang sudah terlelap tidur dengan mengerungkalkan diri.

Valen diam-diam menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis melihat Keysa yang tidur terlihat lebih lega saat dia tidak ada disitu.

"Dia terlihat tenang saat tidur" guman Valen sembari terus menatap istrinya dan menguap beberapa kali, ia perlahan tertidur.

"Akhh" pekik Keysa yang masih terlungkar, ia memegangi perutnya. Tanpa Valen sadari, katanya mau terjaga, Valen malah sudah tidur menghadap Keysa, meski hanya tidur di sofa.

Berulang kali Keysa menahan sakit yang teramat diperutnya, ia membuka mata perlahan melihat ruangan yang gelap. Ia berusaha bangun untuk mengobati kepalanya yang pusing dan Mag nya yang terlihat kambuh.

Keysa mendapati Suaminya yang terlelap tidur hingga ia tidak tega untuk membangunkanya. Ia takut kena marah lagi, lebih baik dia mengobati dirinya sendiri.

Keysa beranjak berdiri meski sempoyongan, berulang kali dia menahan sakit. Kesakitan di perutnya dan kepalanya. Dia keluar kamar perlahan sambil memeganggi perutnya yang perih dan memijat kepalanya yang sangat pusing.

"Apa harus turun tangga?" keluh Keysa yang masih berdiri diatas tangga, ia sangat lemas sekali harus menuruni tangga yang panjang ini, ia yakin tidak akan sanggup. Tapi, jika tidak ia bisa mati disini dengan tubuhnya yang semakin lemas menahan semua penyakitnya.

Langkahnya perlahan menyelusuri anak tangga, satu persatu Keysa melangkah dengan tubuhnya yang sangat lemas. Di titik perutnya mencolak semakin sakit tidak karuan. Keysa langsung terjongkok menahan sakit.

"Tolongin Keysa" lirih Keysa di pertengahan anak tangga. Nafasnya tidak beratur, ia seakan terasa ingin melayang.

Rumah Gasello yang terlihat sangat begitu sepi seperti biasa, apalagi ini sudah tengah malam. Pembantu sebanyak itu pasti sudah istirahat semua.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang