Part 16

3.4K 154 3
                                    


"Hallo, anak Bunda yang bontot-bontot" heboh Gia seperti biasanya, dipagi hari sudah teriak-teriak ngak jelas.

"Aitss, ini kenapa Bang Macan murung" ucap Gia sembari menarik kursi meja makan dan menjawil dagu Valen.

Leo dan Arga hanya saling memandang lalu menaikan bahunya dan satu alisnya saling menatap dan kompak.

Gia memandang disekelilingnya, tidak ada yang membuka mulut sama sekali, ruang makan terasa hening.

"Assalamualaikum" ucap Keysa sambil mengetok pintu dan masuk setelah dipersilahkan masuk oleh salah satu pembantu disini.

"Ehh, Keysa, sini duduk makan bareng sama kita" tawar Gia lalu menarik bangku untuk Keysa.

"Ngak usah tante, terimakasih. Rara ada dikamar?" ucap Keysa sambil tersenyum.

"Bang Rara ada dikamar atas, apa bawah?" tanya Gia pada Valen yang tidak mood sama sekali.

"Atas"

"Rara ada diatas, masih tidur mungkin".

" iya udah, saya liat dulu ya tante" ucap Keysa lalu naik keatas.

"Ehh, bang Macan, sebenernya lu itu pacaran sama Keysa kagak sih. Kok, ngak kaya orang pacaran?" tanya Gia kepo sambil memakan satu potong ayam.

Valen menarik nafas dalam lalu beranjak pergi dari meja makan.

"Itss, ngambek. Abang lu ngambekan tuh" ucap Gia sambil menatap Leo dan Arga yang sedang menikmati makannya.

Valen lalu memutar mata malas dan tetap berjalan keatas.

"Ya udah Bunda berangkat kerja dulu, ya" ucap Gia sehabis makan dan beranjak pergi membawa tas maronnya, lalu disusul Leo yang siap berangkat sekolah.

"Bun, nanti Arga naik montor, ya" pujuk Arga sambil teriak.

"Bilang abang, lu" balas Gia sambil teriak keras.

Arga menarik nafas frustasi, ia memilih lebih baik tidak usah memohon pada Valen, bisa-bisa kepalanha dipenggal. Bila, memujuknya pun tidak akan dikasih, sia-sia, lebih baik jalan sama Cery pakai mobilnya.

***

"Bang itu kenapa bajunya ngak dimasukin?, dasinya mana?" ucap Gia lalu menarik kembali Leo yang akan keluar dari mobil.

"Iya nanti" ucap Leo malas.

"Lah, berarti sekolahnya nanti" ucap Gia memandang Leo.

"Dipakai, bang!"

"Iya" ucap Leo lalu mengeluarkan dasi dari tasnya dan memasukan pakainya. Menjadi rapi, seperti bukan Leo yang sebenarnya. Paling juga cuman sebentar sampai Kelas dilepas semua.

"Nah kan tambah ganteng" ucap Gia mengoda.

"Udah ganteng dari lahir".

" sombong".

"Ya udah sana masuk" pinta Gia.

Leo menjelujurkan tangannya, membuat Gia tercengan tumben banget Leo minta salim.

Gia lalu mengapainya lalu mementokan tangannya pada jidat Leo. Namun, tangan Leo kembali seperti semula lagi, membuat Gia bingung apa maksud anaknya ini.

"Apa?, udah salim, rapi. Ya, tinggal masuk, sono" pinta Gia tidak paham.

"Ihh, Bunda, uang jajanya mana?" ucap Leo kesal .

"Inalilahiii, lu jelujur kaya gitu minta uang kagak minta salim?" ucap Gia terkaget sambil menjitak kepala Leo.

"Yah, serah bunda"

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang